Friday, May 4, 2018

Peran Guru dalam Proses Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998) dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama, Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP).
Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tentu tidak lepas dari peran dan kinerja seorang guru sebagai pengembang segala potensi yang ada pada anak, disebabkan pendidik (guru) adalah seorang yang langsung bersinggungan dengan peserta didik. Pada dasarnya keberhasilan pelaksanaan pendidikan lebih banyak disebabkan faktor guru. Oleh sebab itu, untuk kali ini penulis akan mencoba memaparkan, menjelaskan, serta menyajikan makalah berjudul “Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran”.
B.  Rumusan Masalah
Agar pembahasan di dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas antara lain :
  1. Bagaimana peranan guru secara umum?
  2. Bagaimana peran guru dalam proses belajar mengajar?
  3. Bagaimana keterampilan dasar mengajar guru?











BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Guru
            Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan[1]. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak[2]. Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut  Imam al-Ghazali guru/pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah swt[3].
Pendidik/guru di indonesia sendiri lebih dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga kependidian yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagi profesi pendidik. pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan Perinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, peran guru dalam proses belajar berpusat pada :
a.  Mendidik anak dengan memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang;
b.  Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai;
c.  Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai nilai, dan penyesuaian diri [4].
Demikianlah dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian murid. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang murid untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Mengingat peranannya yang begitu penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik[5]. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, seperti yang di ungkapkan oleh Brand dalam Educational Leadership menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan metode pembelajaran, semua bergantung kepada guru.
Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

B. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari, mendapatkan informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang guru[6]. Ada beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :
      - Guru sebagai Demonstrator
Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Dengan terus belajar, diharapkan akan tercipta siswa yang unggul. Menurut The Liang Gie, yang dikutip oleh Sunardi Nur dan Sri Wahyuningsih “ karakteristik siswa yang unggul ada tiga, yaitu gairah belajar yang mantap, semangat maju yang menyala dalam menuntut ilmu dan kerajinan mengusahakan studi sepanjang waktu”.[7]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator, yaitu :
1.      Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Dalam setiap kehidupan, guru merupakan sosok yang ideal bagi setiap siswa. Biasanya apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Dengan demikian, berarti dalam konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa.
2.      Sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bias lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebagai demonstrator erat kaitannya dengan perencanaan strategi pembelajaran yang lebih efektir[8].
           - Guru sebagai pengelola kelas.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil belajar yang baik. Sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar siswa.
     - Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai mediator, guru menjadi perantara hubungan antar manusia. Dalam konteks kepentingan ini, guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi[9].
      - Guru sebagai Evaluator         
Fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang sudah diajarkan sudah cukup tepat. Dengan melakukan penilaian guru akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta keefektifan metode mengajar. Dalam peran ini, guru menyimpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator, yaitu :
1.      Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum.
2.      Untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah dirancang dan diprogramkan[10].
     - Guru sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran. motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar. Dengan demikian, siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan tidak ada dorongan motivasi dalam dirinya. Oleh sebab itu, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, karena pada hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas yang berhubungan dengan keadaan mental seseorang. Dengan demikian apabila peserta didik belum siap (secara mental) menerima pelajaran yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan tanpa makna[11].
Ada beberapa cara untuk memotivasi siswa dalam belajar, antara lain :
1.      Memperjelas tujuan yang ingin dicapai;
2.      Membangkitkan minat siswa;
3.      Sesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan siswa;
4.      Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar;
5.      Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
6.      Ciptakan persaingan dan kerja sama.
C. Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Keterampilan mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien.[12]Ada beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru, antara lain[13]:
1.      Keterampilan membuka pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
2.      Keterampilan menjelaskan, yaitu guru menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan. Dalam mempunyai keterampilan  penjelasan guru dapat dengan mudah membimbing siswa untuk memahami suatu konsep, teori, pertanyaan-pertanyaan, dll.
3.      Keterampilan bertanya,  ketarampilan ini juga tidak kalah penting dengan keterampilan yang lainnya. Mengapa demikian, sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru hanya menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
4.      Keterampilan memberikan Penguatan (reinforcement), adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
5.      Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan pelajaran. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.





















BAB III
KESIMPULAN
1.  Peran guru sebagai pendidik secara umum adalah melanjutkan peran orang tua dalam membimbing peserta didik yang amanah itu di tuangkan oleh pemerintah dalam peratutan pemerintah. Tugas itu antara lain sebagai pendidik, mengembangkan keahlian peserta didik dan perkembangan peserta didik.
2.  Peran guru dalam proses pembelajaran yaitu sebagai demonstrator, pengelola kelas, fasilitator, evaluator, dan motivator.
3.  Keterampilan dasar mengajar guru yaitu keterampilan membuka pelajaran, menjelaskan, bertanya, memberikan penguatan, dan menutup pelajaran.















Daftar Pustaka
Yusuf Syamsu, Sugandhi Nani. Perkembangan Peserta Didik, Cet. III; Jakarta : Rajawali Press, 2012.
Ahmadi Abu, Supriyono Widodo. Psikologi Belajar, Cet.I; Jakarta : Rineka  Cipta, 1999.
Nasution, Wahyuddin Nur, Teori Belajar dan Pembelajaran, Cet. I; Medan : Perdana Publishing, 2011.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Cet.VIII; Jakarta : Kencana, 2011.
Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, Psikologi Pendidikan, Cet.I; Jakarta : PT Grasindo, 2002



[1]Syamsu Yusuf , Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik,(Cet. III; Jakarta : Rajawali Press, 2012), h. 139.
[2]Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Cet.I; Jakarta : Rineka  Cipta, 1999), h.98-99
[3]Wahyuddin Nur nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Cet. I; Medan : Perdana Publishing, 2011), h.76.
[4]Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, h.99.
[5]Syamsu Yusuf, Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, h.139
[6]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,(Cet.VIII; Jakarta : Kencana, 2011), h. 21
[7]Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, Psikologi Pendidikan, ( Cet.I; Jakarta : PT Grasindo, 2002), h. 28
[8]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 26.
[9]Sunardi Nur & Sri Wahyuningsih, h. 30.
[10]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 31-32
[11]Haidir, Salim, Strategi Pembelajaran,(Cet.I; Medan : Perdana Publishing, 2012), h. 61.
[12]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,h. 33
[13] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,h. 35

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...