Eka Kartini
Masalah- masalah dalam
Proses Pembelajaran Bahasa Inggris
Di Sekolah
ABSTRAK
Di Indonesia bahasa Inggris merupakan bahasa asing untuk dipelajari. Dalam prakteknya baik guru dan siswa masih menghadapi banyak masalah ketika proses pembelajaran. Berbagai respon dapat ditemui di kelas terkait masalah-masalah tersebut, khususnya pada sikap siwa selama mengikuti proses pembelajaran, hasil belajar siswa, dan partisipasi dalam melaksanakan kegiatan kelompok. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar bahasa Inggris dan faktor penyebabnya.
Setelah menguraikan deskripsi masalah dalam tulisan ini, akhirnya, dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang menghambat keefektifan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah ialah adanya faktor minat yang kurang. Dengan kurangnya minat belajar tersebut, tentu yang memiliki peranan penting adalah seorang guru. Selain kurangnya minta siswa, hal lain yang menjadi masalah dala proses pembelajaran bahasa inggris adalah penggunaan media, alat dan metode yang kurang bervariasi oleh guru itu sendiri Tentu yang memiliki tugas adalah seorang guru. Guru harus lebih kreatif membaca situasi dan konsisi siswa yang diajar. Guru harus memahami metode, media dan alat apa kira-kira yang dapat membuat siswa cepat daya tangkapnya terhadap materi yang diajarkan. Minimnya pemahaman guru mengenai kebutuhan siswa serta kurangnya partisipasi siswa terhadap proses belajar di kelas.
Kata Kunci: Siswa, Guru, Masalah, Belajar dan Pelajaran Bahasa Inggris
Sebelum terlalu jauh
membahas masalah yang dihadapi siswa saat belajar bahasa inggris, terlebih
dahulu akan lebih baik jika dipahami apa sebenarnya yang dimaksud kesulitan. Kesulitan
adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya masalah atau hambatan sehingga
menjadi tidak mudah dilakukan, dicapai, dipahami,
atau dipecahkan dan memerlukan usaha yang giat untuk dapat mengatasinya. Kesulitan dalam bentuk apapun akan menghalang- halangi seseorang dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu kesulitan dapat membuat seseorang menjadi lambat atau berhenti sama sekali dalam mencapai tujuanya.
Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya
yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Pada
dewasa ini banyak masalah yang timbul lebih cepat. Sebelum kita dapat
mengidentifikasi masalah itu, yang pasti tampak cara untuk memperoleh kejelasan
dan hal ini tidak dapat dipisahkan dengan masalah-masalah itu. Semakin lama
masalah itu menjadi sangat komplek. Juga dalam masalah-masalah itu selalu
terjadi perubahan terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan.
Di
era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan
mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal
ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap
pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap generasi muda harus
belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntunan zaman.
Dalam dunia pendidikan, ada beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa. Salah satu diantaranya adalah Bahasa Inggris. Pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di
Indonesia terbentang lama sejak zaman kolonial Belanda. Namun Bahasa Inggris baru resmi
diajarkan sebagai bahasa asing di sekolah-sekolah Indonesia seiring dengan terbitnya keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 1967. Meskipun Bahasa Inggris sebagain Bahasa Asing Namun
masuk dalam kategori mata pelajaran yang wajib atau harus dipelajari karena
merupakan bagian dari tuntutan di era global dimana siswa diharuskan untuk
mengusai bahasa inggris baik dalam berbicara maupun dalam menulis karena
seperti fakta yang ada dalam masyarakat sekarang ini bahwa bahasa inggris
dipakai hampir disemua bidang seperti pada buku, bidang ilmaiah, website,
computer dan lainya.
Pelajaran bahasa Inggris bukanlah
sesuatu yang asing di telinga orang Indonesia,
bahkan orang tidak sekolahan pun mengenal apa itu bahasa Inggris. Namun, apakah
semua orang memahami dengan baik posisi bahasa Inggris di Indonesia beserta
pendekatan yang cocok untuk mengajarkannya?
Perlu diketahui bahwa berhasilnya suatu tujuan pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa Inggris tersebut bergantung
bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih
dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan
komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga
proses interaksi menjadi vakum.
Untuk
mencapai peningkatan keberhasilan belajar siswa, khususnya pembelajaran Bahasa Inggris, maka harus ada upaya untuk mengatasi dan memperbaiki proses pengajaran Bahasa Inggris. Peranan guru menjadi salah satu terpenting untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, berikut akan diuraikan beberapa
permasalahan yang kerap muncul atau
sering kali dihadapi oleh siswa dalam
kegiatan kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, yaitu:
1. Masalah yang muncul dari faktor internal
Dalam
interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar
selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis
berkenaan dengan bahan belajar. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai
suatu proses yaitu proses belajar sesuatu. Aktivitas belajar tersebut juga
dapat diketahui oleh guru dari perlakukan siswa terhadap bahan belajar.
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang
menentukan terjadi atau tidak belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi
masalah. Masalah intern belajar juga siswa tidak dapat mengatasi masalahnya,
maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh
siswa yang berpengaruh para proses belajar siswa
Pertama, motivasi, berbicara tentang motivasi berarti berbicara perihal minat, dan minat
itu timbul dan dalam perkembangannya mengalami kemajuan ataupun kemunduran
tergantung kepada faktor pribadi subjek itu sendiri serta subjek terhadap
lingkungannya. Jacopovitch(1971) dalam bukunya menekankan kepada kita bahwa
terkadang seorang siswa merasa terbebani oleh kegiatan-kegiatan belajar
bebahasa asing. Baik kegiatan dalam kelas, di laboratorium dan pekerjaan rumah.
Dari pendapat itu, dapatlah penulis menarik benang merah mengapa faktor perasaan,
need dari seseorang siswa itu sendiri mempengaruhi animo dia menyukai ataupun
tidak pelajaran berbahasa Inggris.
Kurangnya
motivasi pelajar atau siswa diyakini sebagai salah satu masalah utama dari pembelajaran bahasa Inggris. Ini mungkin karena persepsi siswa terhadap bahasa Inggris. Karena sifat dari bahasa yang hampir tidak ditemukan dalam Bahasa Indonesia, banyak dari mereka menganggapnya
sebagai pelajaran sulit untuk belajar.
Akibatnya, mereka melewatkan kelas, dan ketika mereka (Siswa
atau Peserta didik) menghadiri kelas, itu, bukan karena mereka ingin belajar bahasa Inggris, tetapi mungkin karena mereka takut gagal. Selain itu, banyak dari mereka mungkin kurang perhatian selama kelas, mengobrol dengan teman
sekelas, mencoret-coret di buku catatan mereka atau terkesiap dalam buku teks mereka.
Sedangkan dari sudut pandang pemerolehan bahasa asing, motivasi meliputi sikap dan
kondisinafektif yang mempengaruhi tingkat
usaha yang dilakukan siswa dalam
mempelajari bahasa asing (Ellis, 2008:75). Harmer mengatakan bahwa motivasimerujuk pada dorongan internal yang
mendorongseseorang untuk melakukan segala sesuatu untukmencapai tujuan
(1988:98). Sementara itu Brownmenyatakan bahwa motivasi adalah pilihan –pilihan
yang diambil oleh seseorang untukmendapatkan pengalaman atau tujuan, serta
usaha –usaha yang dijalankan untuk mencapai tujuantersebut ( 2000:160).berdasarkan paparan tersebut, tentu sudah dipahami bersama bahwa ada motivasi
siswa yang kuat dapat menjadi pemicu berhasilnya proses pembelajaran bahasa
Inggris siswa. Namun sebaliknya, jika motivasi siswa lemah, maka akan
keberhasilan proses pembelajaran siswa tentang bahasa inggri akan minim pula.
Nah, yang bertuga menumbuhkan minat siswa
ialah seorang guru. minat siswa Minat (interest)merupakan hal yang dominan
sekali dalam mempengaruhi belajar siswa. Akar masalah paling utama yang
dihadapi dalam meningkatkan minat belajar bahasa Inggris siswa bersumber dari
faktor internal dan eksternal siswa. Faktor itu dapat bersumber dari siswa itu
sendiri (faktor internal), guru (faktor eksternal), dan sarana pendukung
(faktor eksternal.
Salah satu cara menimbulkan motivasi siswa Media
pembelajaran memiliki fungsi utama untuk meningkatkan motivasi siswa dan
mencegah kebosanan siswa dalam belajar. Media juga dapat menjadi alat bantu
yang efektif ketika guru mampu mengemas media menjadi beberapa kegiatan untuk
pengembangan diri siswa. Sebaliknya, media dapat menjadi beban baik dalam proses pemilihan
maupunpenggunaannyaseandainya dengan media itu seluruh prosesnya dibebankan
pada guru. Artinya, media akan menyebabkan sejenis katalisator untuk berbagi
bertanggung jawab dalam pembelajaran.
Kedua, siswa belajar bahasa inggris
terlalu tertekan. Mereka berpikir Bahasa Inggris mereka harus sempurna, dan
seringkali enggan berbahasa Inggris sampai kemampuan mereka sangat baik. Mereka malu dan tidak mau ambil resiko untuk
terlihat salah. Jadi mereka menarik diri dan itu bukan cara belajar Bahasa
Inggris.. Pelajaran
terlalu ditekankan pada tata bahasa (dan bukan pada percakapan), tetapi siswa
jarang diberi arahan mengenai bagaimana dan apa fungsi dari unsur-unsur tata
bahasa yang mereka pelajari tersebut. Berdasarkan
hasil kuestioner dan hasil tes pada para siswa, terlihat bahwa rata-rata siswa
menguasai pola-pola tata bahasa Inggris (misalnya struktur untuk simple present
tense, dan lain-lain) tetapi, siswa tidak mengetahui kapan struktur tersebut
harus digunakan dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena Bahasa Inggris, sama halnya
seperti Bahasa Indonesia, akan lebih bermanfaat jika dapat digunakan dan
diaplikasikan meskipun secara tata bahasa siswa tidak terlalu menguasainya.
Bukan berarti bahwa pembelajaran tata bahasa ini tidak penting, tetapi perlu
sekali teori-teori tersebut dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Materi pelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMU
tidak berkesinambungan Para siswa menyatakan bahwa sering terjadi pengulangan
materi (seperti misalnya tenses) yang telah diajarkan di SMP di tingkatan
SMU, tetapi tetap saja fungsi dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari
kurang jelas. Hal yang sama kadang-kadang ditemukan pada guru yang
bersangkutan. Banyak guru yang malu mempraktekan Bahasa Inggrisnya di hadapan
murid. Untuk lebih mendorong murid agar lebih terbiasa menggunakan atau
mempraktikkan bahasa Inggris yang telah dipelajari. Meskipun guru tidak semua
seperti ini, tapi ada beberapa guru yang tidak percaya diri dengan kemampuan
Bahasa Inggris mereka, dan takut memuat kesalahan di depan murid. Jadi, sebagai
seorang guru Bahasa Inggris, apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut? Banyak tentunya, karena diakui atau tidak, gurulah
yang memegang kendali dalam pengajaran. Yang jelas, kita tidak boleh hanya
menyalahkan pihak pemerintah (yang membuat kurikulum) saja tetapi akan lebih
baik jika kita mengintrospeksi diri sendiri dan lebih menggali lagi potensi
kita untuk mencari pendekatan yang lebih berhasil dalam mengajarkan Bahasa Inggris
pada siswa di sekolah.
Perlu diketahui bahwa guru ikut menentukan kemampuan berbahasa siswa. Penyampaian antara
guru yang sabar dan guru yang galak, akan berbeda. Siswa takut dengan guru yang
bertipe killer. Kalau sudah begini, perasaan takut selalu muncul setiap siswa
akan menghadapi pelajaran Bahasa Inggris
2. Masalah yang muncul dari faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari
luar individu, seperti : Sekolah; Sifat kurikulum yang kurang fleksibel,
terlalu berat beban belajar; (murid) dan mengajar (guru); metode mengajar
kurang memadai, kurang media pembelajaran; Keluarga (rumah) Keluarga yang
kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak
memperhatikan pendidikan anaknya.
Faktor Eksternal yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran
antara lain :
Pertama, yaitu Faktor dari guru yang
bersangkutan. Faktor bagaiman guru menggunakan variasi metode dalam proses pembelajaran Khususnya
bahasa Inggris. Metode
pembelajaran Bahasa Inggris juga berperan penting dalam proses belajar
mengajar. Metode pembelajaran yang tepat akan membantu siswa menguasai Bahasa
Inggris. Pengajaran di sekolah juga diakui oleh pakar sosiolinguistik
dari Universitas Gajah Mada, Kunjana Rahardi. Menurutnya di Indonesia Bahasa
Inggris sebagai bahasa asing terlalu cepat diajarkan yakni sejak kelas 1 SD.
Hal itu membuat pemahaman bahasa anak-anak kacau. Selain itu fokus pembelajaran
bahasa juga tidak tepat. Banyak pengajar yang masih sibuk mengoreksi bagaimana
kesalahan kebahasaan mereka. Mereka bicara kemudian, ini keliru, ini salah,
harus dibetulkan strukturnya. Kalau sejak dari awal mereka belajar tapi
dikendalai struktur bahasa, maka mereka tidak akan mampu memproduksi bahasa secara bebas.
Ada
anggapan umum adalah bahwa yang paling dasar itu adalah mempelajari banyak
kata. Kita dilatih untuk menghafal vocabulary sebanyak-banyaknya. Menggunakan
kartu kosa kota, menempelkan daftar kosa kata di dinding, menghafal sekian kosa
kata per hari dan sterusnya. Dan hari-hari selanjutnya dipenuhi dengan kegiatan
mengumpulkan kata-kata dan diselingi belajar grammar.
Metode
ini adalah metode yang benar, tapi tidak sepenuhnya benar. Karena jika kita
mempunyai sekian ratus ribu kata, bahkan sekian juta kata, tetapi kita tidak
tahu bagaimana menggunakannya dalam kalimat, maka tentunya kata-kata yang kita
hafal tersebut hanya berguna untuk bermain scrabble, tetapi tidak bisa
digunakan dalam percakapan. Karena dalam percakapan yang terjadi adalah
pertukaran informasi melalui kalimat, bukan pertukaran kata per kata.
Walaupun demikian sejauh ini masih Ada guru yang tidak menerapkan metode pembelajaran Bahasa Inggris
yang cocok untuk peserta didik mereka. Akhirnya, siswa mengalami beban
psikologis. Dia takut dengan pelajaran Bahasa Inggris. Bahasa Inggris kemudian
menjadi momok yang menghantui setiap mereka belajar Bahasa Inggris di sekolah.
Jadi, beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa
penggunaan metode mengajar memang sangat penting dan harus bervarias
dan tidak monoton karena metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang
baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga
siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa
malas untuk belajar.
Kedua, selain
metode pembelajaran memiliki peranan penting, hal lain yang berperan penting
terhadap proses pembelajaran siswa yakni media dan alat pembelajaran yang harus
bervariasa dalam prose pembelajaran bahasa Inggris. Media yang bervariasi
membuat siswa tidak jenuh dalam belajar bahasa Inggris karena mereka sellu
penasaran dengan media baru selalu disediakan oleh guru.media yang disediakan
tentunya harus berkaitan dengan materi yang diajarkan. Harus sinkronn dengan
materi yang diajarkan. Dan akan lebih mendukung jika media yang digunakan
sinkron anara materi dan disesuaikan dengan situai dan kondisi siswa atau
peserta didik itu sendiri.
Setelah media, selanjutnya alat juga merupakan faktor penting dalam penigktan
proses belajar siswa. Alat pembelajaran
erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai
oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran
yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
Ketiga, masalah waktu yang tidak
cukup.. Waktu adalah masalah lain dalam mengajar bahasa Inggris. Waktu di Kelas sering sangat singkat. Waktu yang digunakan kadang sekali atau dua kali seminggu, satu atau dua jam setiap hari. Oleh karena itu, rencana pelajaran tidak dikembangkan secara sempurna. Jika situasi ini terjadi terus-menerus, guru akan gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk membuatnya tidak dilaksanakan sesuai
dengan persencanaan. Mereka juga akan gagal untuk mengenali masalah yang ada dihadapi dalam proses pembelajaran siswa. Akibatnya, banya diantara meraka yang
akhirnya tidak mampu untuk menyelesaikannya permasalahan tersebut karena sulit untuk membedakan pelajar tertentu dengan masalah belajar tertentu dalam waktu yang sangat terbatas.
Keempat masalah waktu yang terbatas, kurangnya sumber daya dan bahan juga membawa kompleksitas dalam pengajaran bahasa Inggris. Sumber daya dan bahan di sini merujuk pada berbagai benda yang dapat digunakan untuk mengajar. Mereka memainkan peran penting selama proses belajar-mengajar, karena mereka mewakili elemen di dunia nyata, dimaksudkan untuk membantu siswa memahami dan menjelaskan realitas. Dengan kata lain, mereka membantu untuk mengubah
sesuatu yang kompleks menjadi sederhana. Ketidaktersediaan buku pelajaran di sekolah dapat
menghambat atau menurunkan motivasi siswa dan guru. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, Slah
satu cara mengurangi masalah tersebut ialah dengan memberikan materi yang
sangat mereka kenali. Sebagai contoh bahan pelajaran yang berkaitan dengan
kegiatan mereka sehari – hari, tanggal, buah – buahan, binatang dan benda –
benda yang ada di rumah serta sekolah.
Salah satu hal yang mendukung
ialah Ratte (1967:279) yang mengatakan pembelajaran bahasa asing akan sangat
berguna apabila bahan pengajaran berkaitan dengan hal – hal kegiatan sehari –
hari, atau nmenggunakan media yang sesungguhnya sehingga meningkatkan rasa
ingin tahu siswa serta motivasi belajarnya.
Selain masalah di atas, ada masalah lain
yang turut menjadi penghambat sukarnya siswa menguasai atau menjadi momok
penghambat proses pembelajaran bahasa inggris, yakni :
1. Sulit mengingat kata-kata
Kadang kata yang baru diperoleh dengan gampangnya lenyap begitu saja. Mungkin salah satu factornya adalah daya konsentrasi dan kekuatan menghafal “we are getting older and older”.
2. Pengucapan yang berbeda dari tulisan
Inilah yang selalu dikeluhkan oleh banyak orang termasuk. Orang indonesia khususnya siswa sudah sangat terbiasa dengan pengucapan seperti yang tertulis.
3. Bunyi sama tapi ternyata kata-katanya berbeda
Seseorang yang bukan ahli tentu bingung. Kata mana yang disebutkan oleh pembicara, karena bunyi yang disebutkan tersebut kemungkinan berbeda dengan yang difahami, misalanya too, to dan two; whether and weather; hear and here; buy and by; there and their; witch and which; threw and through. Ini akan membuat salah memahami apa yang pembicara maksudkan.
Hal di atas merupakan beberapa masalah yang sering ditemukan siswa maupun guru dalam proses pembelajaran bahasa inggris. Dengan pemaparan permasalahan di atas, dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang menghambat keefektifan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah ialah adanya faktor minat yang kurang. Dengan kurangnya minat belajar tersebut, tentu yang memiliki peranan penting adalah seorang guru. Selain kurangnya minta siswa, hal lain yang menjadi masalah dala proses pembelajaran bahasa inggris adalah penggunaan media, alat dan metode yang kurang bervariasi oleh guru itu sendiri Tentu yang memiliki tugas adalah seorang guru. Guru harus lebih kreatif membaca situasi dan konsisi siswa yang diajar. Guru harus memahami metode, media dan alat apa kira-kira yang dapat membuat siswa cepat daya tangkapnya terhadap materi yang diajarkan. Minimnya pemahaman guru mengenai kebutuhan siswa serta kurangnya partisipasi siswa terhadap proses belajar di kelas.
Idealnya proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru benar-benar sesuai dengan apa yang di harapkan oleh siswa dan juga
sesuai dengan kondisi siswa khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, dengan
begitu siswa akan termotivasi dan memiliki minat yang tinggi dalam belajar
Bahasa Inggris.
No comments:
Post a Comment