PROPOSAL
I.
Judul
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
ETOS KERJA GURU PAI STUDI KASUS (DI MAN POLEWALI MANDAR)
II.
Latar
Belakang Masalah
Dalam dunia
pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan dalam memperlancar
kegiatan belajar mengajar (KBM). Peranannya bukan hanya menguasai teori-teori
kepemimpinan, lebih dari itu seorang kepala sekolah harus bisa
mengimplementasikan kemampuannya dalam aplikasi teori secara nyata. Untuk itu
seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki ilmu pendidikan secara
menyeluruh
Dalam hal ini,
pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu
melaksanakan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada
pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampan itu.[1]
Kepala sekolah
adalah pemimpin yang mempunyai peran sangat besar dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah.
Kepemimpinan
adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga
tercapailah tujuan kelompok itu. Tujuan tersebut merupakan tujuan bersama.[2] Pemimpin
berfungsi memberi dorongan kepada anggota kelompok untuk menganalisis situasi
supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi
harapan baik. Dan juga merumuskan dengan teliti tujuan kelompok supaya anggota
dapat bekerja sama mencapai tujuan tersebut.[3]
Seorang kepala
sekolah menduduki jabatannya karena ditetapkan dan diangkat oleh atasan
(yayasan).[4] Didalam
usaha meningkatkan mutu sekolah, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan
mengembangkan fasilitas - fasilitas sekolah. Disamping itu juga harus
memperhatikan mutu guru-guru dan seluruh staf kantor.[5]
Fungsi dan tugas
kepala sekolah sebagai pemimpin (leadership) antara lain:
1.
Dapat
dipercaya, jujur dan tanggungjawab.
2.
Memahami
kondisi guru, karyawan dan siswa.
3.
Memiliki
visi dan memahami misi sekolah
4.
Mengambil
keputusan urusan intern dan eksteren sekolah
5.
Membuat,
mencari dan memilih gagasan baru.[6]
Disamping semua
itu, kepala sekolah juga harus mampu membangkitkan semangat kerja yang tinggi.
Ia harus menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman dan semangat. Ia
juga harus mampu mengembangkan staf untuk bertumbuh dalam kepemimpinannya.
Fungsi kepala sekolah yang
berhubungan denagn etos kerja guru pendidikan agama Islam adalah memahami
kondisi guru dan karyawan. Dalam menjalankan tugas tersebut ia tidak bisa
mewujudkan tujuannya apabila kondisi kerja para guru tidak tertata dengan baik.
Sebagai pemimpin
pendidikan, kepala sekolah menghadapi tanggungjawab yang berat, untuk itu ia
harus memiliki persiapan memadai. Ia hendaknya belajar bagaimana mendelegir
wewenang dan tanggungjawab sehingga ia dapat memusatkan perhatiannya pada
usaha-usaha pembinaan program pengajaran.[7]
Suatu proses
pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan yang harus
tercermin dalam pribadi para pemimpin, termasuk kepala sekolah. Karena erat
hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah,
seperti disiplin sekolah, iklim budaya dan menurunnya perilaku nakal peserta
didik.[8]
Agar tugas-tuags
berhasil baik ia perlu memperlengkapi diri perlengkapan pribadi maupun
perplengkapan profesi. Ia harus memahami masalah kepemimpinan.
Berdasarkan
wawancara penulis kepada Bpk. H.
Marsuki, S.Ag., M.Pd selaku kepala sekolah MAN POLEWALI
MANDAR, beliau menjelaskan bahwa usaha-usaha beliau dalam meningkatkan
profesionalisme guru PAI antara lain:
1.
Sering
memberikan kontrol terhadap aktifitas guru bidang studi PAI.
2.
Memberikan
saran terhadap guru PAI dalam melaksanakan tugasnya.
3.
Membuat program
baru untuk meningkatkan pengajaran PAI
4.
Memberikan
program pelatihan-pelatihan, bimbingan dan mengarahkan para guru PAI agar
mencapai tujuan pendidikan.
5.
Peningkatan
kesejahteraan guru.[9]
Menurut Husaini Usman (1997:93) bahwa
kepemimpinan kepala sekolah secara khusus haruslah memiliki keahlian teknik,
baik dalam arti sebenarnya maupun singkatan. Arti TEKNIK secara singkatan,
yaitu:
1.
Terampilan.
Keterampilan dalam memimpin meliputi: manajerial, sosial dan teknikal.
2.
Etos
kerja. Meningkatkan etos kerja guru meliputi: mempunyai visi jauh kedepan,
kerja keras, kreatif, inovatif, kerja secara sistematis dan tanggungjawab.
3.
Keberanian.
Berani dalam mengambil keputusan
4.
Negosial
ialah perundingan untuk mufakat.
5.
Intuisi
bisnis adalah berfikir secara ilmiah
6.
Kewirausahaan
(enterpreneur) adalah memanfaatkan sumber daya yang ada.[10]
Berkembangnya
semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan
pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu professional
di antara para guru banyak ditentukan oleh kualiats kepemimpinan kepala
sekolah.
Guru sebagai suatu profesi memiliki
banyak tugas, baik yang berkaitan oleh dinas maupun non dinas, yakni dalam
bentuk pengabdian. Tugas tersebut dapat kita kelompokkan yaitu tugas dalam
profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Disamping itu
tugas guru meliputi mendidik, melatih dan mengajarkan. Mendidik berarti
mengembangkan dan merumuskan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada diri siswa[11].
Seorang guru yang
mempunyai etos kerja yang tinggi, maka dia akan melaksanakan tugas-tugasnya
dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dan demikian halnya
dengan seorang guru yang mempunyai etos kerja yang rendah, maka dia akan
bermalas-malasan dan kurang adanya tanggung jawab, setengah-setengah dalam
melaksankan tugas keguruan, namun demikian kita tidak bisa menyalahkan guru
yang beretos kerja yang rendah, tentunya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
lain yang tidak bisa diabaikan begitu saja, tetapi harus diperlukan atau dicari
pemecahan sehingga faktor tersebut akan berpengaruh secara positif terhadap
etos kerja guru.
III.
Fokus
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1.
Bagaimana
kepemimpinan kepala sekolah di MAN Polewali Mandar
2.
Bagaimana
etos kerja guru di MAN Polewali Mandar
3.
Apa faktor
yang mempengaruhi etos kerja guru di MAN Polewali Mandar
4.
Upaya apa
yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MAN Polewali
Mandar
5.
Apa
kendala kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MAN POLEWALI
MANDAR
IV.
Rumusan
Masalah
Dari
beberapa uraian di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Seberapa
besar peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI
di MAN Polewali Mandar ?
V.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja
guru PAI di MAN Polewali Mandar.
VI.
Kerangka
teori
Setiap manusia pada hakikatnya adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya
sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi
dan disegani bawahannya.
Kepemimpinan tidak dapat lepas dari
kekuasaan karena tanpa kekuasaan, pemimpin tidak memiliki kekuatan yuridis atau
kekuasaan lain dalam mempengaruhi orang lain agar bertindak seperti yang ia
kehendaki.[12]
Dalam dunia pendidikan, kepala
sekolah sebagai pemimpin yang bertanggung jawab kelancaran proses belajar
mengajar disuatu sekolah. Disisi lain ia sebagai manajer yang mengatur seluruh
kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
tanggung jawab terhadap kegiatan yang ada disekolah tersebut.
Fungsi utama kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan adalah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga
guru-guru dapat meengajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut,
kepala sekolah memiliki tugas ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah dan
melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam melaksanakan
tuags-tuags pengajaran.[13]
Inti kesuksesan suatu badan usaha,
lembaga publik maupun lembaga pendidikan, pada dasarnya terletak pada manajer
atau pimpinannya. Sekalipun organisasi itu baik, peralatannya cukup, modal ada,
tetapi jika dikelola yang tidak baik dalam memimpin, maka sulit diharapkan akan
berhasil.[14]
Karena proses belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan formal dengan kepala sekolah sebagai pemimpin utama. Kemudian
guru dalam proses belajar mengajar sebagi pelaksana program tersebut yang
ditentukan oleh etos kerja seorang guru itu sendiri.
Konsep kepemimpinan kepala sekolah
tidak bisa dilepaskan dari konsep kepemimpinan secara umum. Secara formal
kegiatan kepemimpinan kepala sekolah harus diselenggrarakan oleh seseoarang
yang menduduki jabatan tertentu yang dilingkunagnnya terdapat sejumlah orang
yang harus bekerjasama untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Koontz kepala sekolah
sebagai seorang pemimpin harus mampu :
1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri
para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing
2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan
inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan[15]
Kepala sekolah
sebagai top leader, dituntut untuk melaksanakan peran kepemimpinan
kepala sekolah sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
khususnya etos kerja guru pendidikan agama Islam. Dalam dunia pendidikan
tuntutan guru dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif
yang penting untuk diperhatikan.
Perlu diingat bahwa peranan seorang
guru sangatlah dibutuhkan keberadaannya dalam proses belajar mengajar, termasuk
disini etos kerja guru dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat
berpengaruh dalam aktivitas belajar siswa, khususnya dalam belajar PAI. Karena
kepala sekolah yang kompeten akan dapat menumbuhkan dampak positif bagi guru
itu sendiri. Dengan demikian peran kepala sekolah dalam proses belajar mengajar
yang termasuk di dalamnya membimbing, mengelola, mengarahkan serta menggerakkan
orang lain atau guru dengan baik, maka akan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
Guru adalah orang yang mempunyai
peran terhadap proses belajar mengajar. Motivasi kerja adalah salah satu
variabel yang sangant mempengaruhi kualitas dan kwantitas kerja seorang.
Sehingga ia mampu menampilkan etika kerja yang baik dalam proses belajar
mengajar.
Usaha-usaha kepala sekolah berkaitan
dengan hal tersebut diatas adalah:
1.
Dari segi
peningkatan kemampuan
Dengan adanya kemampuan mengajar diharapkan para guru
PAI mampu menghasilkan produktifitas yang maksimal sehingga menghasilkan
pembelajaran yang efektif.
2.
Kondisi
kerja
kondisi kerja, baik dari unsur manusia dan non manusia
mempunyai pengaruh terhadp nilai kerja seseorang, kondisi ruangan bersih,
kebersihan ruangan.
Hubungan kondisi kerja yang terjalin, antara lain:
a.
Ikut
membantu kepala sekolah dalm memecahkan masalah.
b.
Ikut
membantu rekannya dalam memecahkan kesulitan mengajar
c.
Ikut
menciptakan hubungan yang baik dengan pegawai dan tata usaha.
3.
Upah dan
gaji
Upah ataupun gaji bukan merupakan satu-satunya tujuan
dari seorang memilih jabatan seorang guru.
Berdasarkan
wawancara penulis kepada Bpk. H. Marsuki, S.Ag., M.Pd selaku kepala sekolah MAN
Polewali Mandar, beliau menjelaskan bahwa usaha-usaha beliau dalam meningkatkan
etos kerja guru PAI antara lain:
1.
Menjalin
hubungan yang harmonis terhadap tegana pengajar (para guru)
2.
Memberikan
kesejahteraan kepada para guru PAI yang memadahi
3.
Mengkontrol
dan mengevaluasi guru PAI dalam menjalankan tugas mereka.[16]
Setiap pekerja, terutama yang
beragama Islam, harus dapat menumbuhkan etos kerja secara Islami karena
pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari
pekerjaannya juga dapat digunakan sebagai kepentingan ibadah, termasuk
didalamnya mencukupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, seleksi memilih
pekerjaan dan menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan bagi
semua pekerja.[17]
Tak terkecuali profesi guru, seorang
guru harus bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar
dapat dengan mudah di capai dengan hasil yang memuaskan. Berkaitan dengan hal
tersebut Toto Tasmara menyebutkan ada 3 (tiga) hal yang berkaitan dengan
indikator etos kerja sebagai seorang guru, yaitu:
1.
Aktifitas
tersebut dilakukan dengan adanya kesenjangan dan perencanaan terlebih dahulu.
2.
Aktifitas
tersebut dilakukan dengan dorongan tanggung jawab.
3.
Aktifitas
itu dilakukan karena adanya tujuan luhur yang secara dinamis memberikan makna
bagi dirinya.[18]
Faktor terpenting dalam diri seorang
beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap kepribadiannya. Karena
ciri-ciri khas kepribadian seorang nampak dalam ia melakukan pekerjaan.
Kenyataannya ini semakin berlaku dalam pekerjaan seorang guru yang mendidik
generasi muda di sekolah.[19]
Etos kerja adalah suatu pandangan dan
sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja.[20].
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi kerja biasanya disebut pendorong
semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut
menentukan besar kecilnya prestasi.[21]
Menghadapi tantangan etos kerja dan
idealisme, perlu dibangun dedikasi, kerja keras dan kejujuran. Prinsip-prinsip
kerja dan waktu digunakan secara cepat agar orang tidak menjadi rugi.[22] Dibalik
kebutuhan materi dan kepuasan lahiriyah seperti itu, kerja yang lebih hakiki
merupakan perintah Tuhan. Disinilah sumber motivasi yang bisa membimbing dan
memberi arahan semangat pengabdian.[23]
Faktor-faktor yang mempengaruhi etos
kerja seseorang. Jika dikaitkan dengan etos kerja GPAI di sekolah, maka ada dua
aspek esensial dalam menjelaskan faktor-faktor tersebut, yaitu:
1.
Faktor
pertimbangan internal, yang menyangkut: ajaran yang diyakini atau sistem budaya
dan agama, semangat untuk menggali informasi dan menjalin komunikasi.
2.
Faktor
pertimbangan eksternal, yang menyangkut: pertimbangan histories, termasuk di
dalamnya latar belakang pendidikan dan lingkungan alam di mana ia hidup, pertimbangan
sosiologis atau sistem sosial di mana hidup; dan pertimbangan lingkungan
lainnya, seperti lingkungan kerja seseorang.[24]
Menurut Al-Kindi bahwa setiap muslim
itu diwajibkan untuk bekerja.[25] Firman Allah yang menjadi
dasar hukum tentang etos kerja adalah:
#sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãϱtFR$$sù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ (الجمعه:10)
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebarlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.(Q.S.
Al-Jumu’ah: 10).[26]
Dari ayat tersebut dapat diambil
suatu kesimpulan, bahwa persyaratan agar manusia bisa mempertahankan
eksistensinya di dunia ini, maka harus terus-menerus dan berencana meningkatkan
dirinya untuk menciptakan hari esok yang lebih baik dan mulia dalam kehidupan
di dunia dan akhirat. Jelaslah mereka harus bekerja yang lebih baik dan selalu
mendekatkan diri kepada Allah.
Motivasi kerja itu tidak hanya
berwujud uang sebagai kebutuhan ekonomis yang pokok. Banyak orang sukarela dan
senang bekerja secara terus menerus, sekalipun dia tidak lagi memerlukan
tambahan kekayaan dan uang. Meskipun
pribadinya dan semua anggota keluarga sudah cukup memperoleh jaminan keamanan
dan finansial, namun dia tetap menyukai pekerjaannya, dan mau terus bekerja.
Sebab ganjaran paling manis dari kegiatan bekerja tadi ialah nilai sosial.[27]
Berawal dari hal diatas, penulis
ingin mencoba melaksanakan penelitian dan sekaligus menggambarkan secara jelas
dan sistematis tentang “Peran Kepemimpinan Kelapa Sekolah dalam Meningkatkan
Etos Kerja Gur PAI di MAN Polewali Mandar”.
VII.
Metode
Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Dalam
menyususun skripsi ini penulis menempuh penelitian lapangan (field research)
dimana untuk memperoleh data yang akurat serta obyektif, maka penulis datang
langsung ke lokasi penelitian.
2.
Jenis dari
Sumber Data
Dalam
penentuan data ini terdapat 2 (dua) buah data yang terkumpul oleh penulis
antara lain:
b.
Data
Primer, adalah data yang diperoleh secara langsung
dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/alat pengambilan data
langsung kepada subjek sebagai sumber informasi yang dicari,[28] Yang
meliputi:
1)
Aspek-aspek
kepemimpinan kepala sekolah antara lain:
a.
Peningkatan
kemampuan
b.
Kondisi
kerja
c.
Upah dan
gaji
2)
Aspek-aspek
etos kerja guru PAI antara lain:
a.
Niat
Ikhlas karena Allah
b.
Kerja
keras (al-jiddu fi al-‘amal)
c.
Memiliki
cita-cita yang tinggi (al-Himmah al-‘Aliyah)
c.
Data
Sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung dari sumbernya, biasanya diambil melalui dokumen atau melalui orang
lain,[29] Data
sekunder ini akan diperoleh dari tata usaha dan pengawas sekolah.
3.
Metode
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
a. Interview/Wawancara
Metode interview yaitu metode pengumpul data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan sistematis yang berlandaskan tujuan penelitian.[30].
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan penelitian untuk
mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung dengan
subjek penelitian, baik dalam situasi sebenarnya ataupun dalam situasi buatan[31].
Yang berguna untuk melengkapi metode observasi lapangan. Sedangkan data-data
yang tidak diperoleh dari wawancara dalam teknik ini digunakan teknik wawancara
mendalam tanpa struktur.[32]
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyan dan interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[33]
Metode ini untuk mendapatkan data dari kepala sekolah yang sesungguhnya
tentang peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos kerja guru pendidikan
agama Islam. Untuk wawancara terhadap guru mengenai pelaksanaan dalam
peningkatan etos kerja guru pendidikan agama Islam (sebagai jawaban dari kepala
sekolah, tentang pelaksanaan etos kerja untuk guru PAI)
b. Metode Observasi
Metode observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan[34].
Observasi dilakukan secara sistematis (berkerangka) mulai dari metode yang
digunakan dalam observasi sampai cara-cara pencatatannya[35].
Dalam hal ini yang diobservasi adalah mengenai pelaksanaan proses sikap
etos kerja guru bidang studi pendidikan agama Islam di sekolah.
c. Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, buku, transkip, surat kabar, ledger,
agenda dan sebagainya.[36]
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada dokumen
atau catatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.[37]
Metode dokumentasi diperlukan sebagai metode pendukung untuk mendapatkan
data, karena dalam metode dokumentasi ini dapat diperoleh data-data historis
dan dokumen lain yang relevan dengan penelitian ini.[38]
Adapaun metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data-data tentang
dokumentasi seperti: agenda kepala sekolah, catatan kegiatan kepala sekolah dan
guru dan lain-lain.
4. Metode
Analisis Data
Metode analisis data di sini ialah
menganalisa terhadap data yang tersusun, data yang telah penulis peroleh dari
penelitian dengan menggunakan metode analisa
deskriptif kualitatif. Deskriptif
adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada.[39]
Sedangkan kualitatif adalah yang
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dan dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh kesimpulan.[40]
Dengan demikian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan digambarkan dengan kalimat yang
akhirnya data disimpulkan, penelitian akan berisikan laporan data. Data
tersebut berasal dari observasi, interview/wawancara
dan dokumenasi selanjutnya data dikelompokkan sesuai dengan bidangnya tersebut
kemudian dipertemukan teori selanjutnya akan dibenarkan dengan penelitian dan
akhirnya ditarik suatu kesimpulan.
Proses analisis data dimulai dari
mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Langkah berikutnya
adalah menyeleksi kelengkapan data, data yang kurang lengkap digugurkan atau di
lengkapi dengan substitusi.[41]
Kemudian masuk tabulasi (menggolongkan kategori jawaban, memberikan kode
terhadap item-item).[42]
Tahap akhir dari analisis data ini adalah menyimpulkan.
VIII. Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Metode Penulisan Skripsi, Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II LANDASAN
TEORI, meliputi: Kepemimpinan, berisi
Pengertian kepemimpinan, Tipe-tipe kepemimpinan. Etos Kerja, berisi: Pengertian
Etos Kerja, Dasar Hukum Etos Kerja, Komponen Dasar Etos Kerja, Konsep Islam
Tentang Etos Kerja
BAB III PERANAN
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA GURU PAI DI MAN POLEWALI MANDAR, berisi: Kondisi
Umum MAN POLEWALI MANDAR, Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru PAI dan Etos
Kerja Guru PAI
BAB IV ANALISIS DATA,
berisi; Kepemimpinan kepala sekolah, Etos kerja guru PAI, Peran kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru PAI di MAN POLEWALI MANDAR
BAB V PENUTUP,
berisi: Kesimpulan, Saran-saran
Daftar
Pustaka, sebagai pelengkap meliputi Lampiran-Lampiran, Instrumen Pengumpul
Data, Daftar Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Agama
Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, CV Karya Insan Indonesia (KARINDO) Jakarta, 2004.
Abdul Choliq Dahlan,
M.Ag, Dr. Manajemen Pendidikan Perspektif
terhadap Penurunan Kualitas Pendidikan di Indonesia, bahan kuliah Manajemen
Pendidikan, Semarang, 2006.
Ali Sumanto,
Al-Kindi, Bekerja Sebagai Ibadah. CV. Aneka Agensi. 1997.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo,
1994
Dr. E. Mulyasa, M. Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung PT. REMAJA ROSDA
KARYA, 2004.
Drs. Hendiyat Soetopo.
Dan Drs. Wasty Soemanto. Kepemimpinan dan
Supervisi Pendidikan. PT. BINA AKSARA (Anggota IKAPI) 1984.
Drs. Muhaimin. MA. Paradigma Pendidikan Islam. Upaya Mengefektikan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Rosdakarya. Bandung. 2001
Drs. Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana
Memimpin Sekolah Yang Baik. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1993.
Drs. Soewadji Lazaruth,
Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Kanisius. Yogyakarta. Cet. Ketiga.
1988.
____ ,Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung, PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005.
____ ,Menjadi Kepala Sekolah Professional (Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan
KBK). PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung.
Cet. Kelima. 2005.
Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta, PT Pustaka
CIDESINDO, 1996.
H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta, Rineka Cipta,
2002.
Hadiyanto, Drs, M. Ed, Mencari Sosok Desentraliasi Menajemen
Pendidikan Di Indonesia,
Jakarta, Rineka
Cipta, 2004.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta. PT. GRAMEDIA,
1986.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda
Karya, 2003.
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervise
Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
2002.
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta,
Ghalia Indonesia.
Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Cet,
5, Bandung,
Sinar Baru Algesindo, 1999.
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen
Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Cet. Pertama. 2006.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, Cet. X, Jakarta,
Rineka Cipta, 1996.
Sumber data informasi MA. Rohmaniyyah.Mranggen 2008.
Fungsi dan Tugas kepala sekolah
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta, Rajawali.
Sutrisno Hadi, MA, Metode Research 2, Cet. XIV, Yogyakarta,
Yayasan Fakultas Psikologi UGM, 1984.
Thohir Luth,
Antara Perut dan Etos Kerja Dalam Pespektif Islam. Gema Insani. Jakarta. 2001.
Toto Tasmara, Etos
Kerja Pribadi Muslim. Dana Bakti. Jakarta.
1995.
____ , Membudayakan Etos Kerja Islami. Gema Insani. Jakarta. 2002.
Uzer Usman, Menjadi
Guru Professional. Remaja Karya. Bandung.
1990.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Cet. Kedua, 2001
Wawancara Kepala Sekolah Bpk. H. Marsuki, S.Ag., M.Pd. . Sabtu, 26 Januari 2017. Jam 09.30 WIB.
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito, 2003.
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran. Grasindo. Jakarta. 1991.
[1] Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Professional (Dalam
Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK). PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung. Cet. Kelima. Januari 2005. Hlm. 24
[2] Drs. Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin
Sekolah Yang Baik. Ghalia Indonesia. Jakarta.
1993. Hlm. 12
[3] Ibid., Hlm. 14
[4] Drs. Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya.
Kanisius. Yogyakarta. Cet. Ketiga. 1988. Hlm. 20.
[5] Ibid., hlm. 21
[6] Sumber data informasi MA. Rohmaniyyah.Mranggen 2008. Fungsi dan
Tugas kepala sekolah.
[7] Drs. Hendiyat Soetopo. Dan Drs. Wasty Soemanto. Kepemimpinan Dan
Supervisi Pendidikan. PT. BINA AKSARA (Anggota IKAPI) 1984. Hlm. 19
[9] Wawancara kepada kepala sekolah Bpk. H. Marsuki, S.Ag., M.Pd. Senin, 29 Oktober 2007. Jam 10.30 WIB.
[10] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik
Dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Cet. Pertama. 2006. Hlm.316 – 319.
[11] Uzer Usman, Menjadi Guru Professional. Remaja Karya. Bandung. 1990. Hlm. 4
[12] Prof. Dr. Husaini Usman, M.PD.,M.T. Manajemen Teori, Praktik dan
Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
2006. Hlm.248
[13] Drs. Hendiyat Soetopo. dan Drs. Wasty
Soemanto. Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan. PT. BINA AKSARA (Anggota IKAPI) 1984. Hlm. 19
[14] Abdul Choliq Dahlan, Manajemen Pendidikan Perspektif terhadap
Pendidikan di Indonesia, bahan kuliah Manajemen Pendidikan, Semarang, 2006,
hlm. 17.
[15] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. Kedua, 2001. Hlm.104
[16] Wawancara kepada kepala sekolah Bpk. H. Marsuki, S.Ag., M.Pd. Kamis, 26 Januari 2016. Jam 09.30 WIB.
[17] Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja Dalam Pespektif Islam.
Gema Insani. Jakarta.
2001. Hlm. 38
[18] Toto Tasmara, Etos Kerja
Pribadi Muslim. Dana Bakti. Jakarta.
1995. Hlm. 25
[19] W.S. Winkel, Psikologi
Pengajaran. Grasindo. Jakarta.
1991. Hlm. 110.
[20] Panji Anoraja SE. MM. Psokologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta. 2001. Hlm. 29
[21] Ibid., Hlm. 35
[22] Ibid., Hlm. 28
[23] Ibid., Hlm. 27
[24] Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Upaya Mengefektikan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Rosdakarya. Bandung. 2001. Hlm. 119
[25] Ali Sumanto, Al-Kindi, Bekerja Sebagai Ibadah. CV. Aneka
Agensi. 1997. Hlm. 35
[26] Departemen Agama Republik Indonesia,
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, CV Karya Insan Indonesia (KARINDO) Jakarta, 2004, hlm.. 909.
[27] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental Dan Kesehatan Mental
Dalam Islam, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1989, hlm. 212.
[28] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali Press, 1992, hlm. 91
[29] Erna Widodo dan Mukhtar, Konstruksi Ke Arah Penelitian
Deskriptif, Cet. I, Yogyakarta, Avyrouz, 2000, hlm. 117
[30] Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA,
Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta,
1993, Hlm. 136
[31] Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung,
Tarsito, 2003, Hlm. 162
[32] Kuntjaraningrat, Op. Cit., Hlm. 140
[33] Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003,
Hlm. 117, Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet. X, Jakarta, Rineka Cipta, 1996,
Hlm. 232
[34] Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA,
Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta,
1993, Hlm. 136
[35] Sutrisno Hadi, Metode Research 2, Cet. XIV, Yogyakarta, Yayasan Fakultas Psikologi
UGM, 1984, Hlm. 147
[36] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Solo, Rineka Cipta, 1996, Hlm. 234
[37] Winarno Surachmad, op. cit., hlm. 132
[38] Ibid.,
hlm. 135
[39] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Solo, Rineka Cipta, 1996, Hlm. 234
[40] Winarno Surahmat, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Teknik,
Tersito Bandun, 1982, Hlm. 109
[41] Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta, Rajawali, Hlm. 94
[42] Ibid.,
Hlm. 243,Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan
Karya Ilmiah, Cet, 5, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 1999, Hlm. 77
No comments:
Post a Comment