Monday, December 4, 2017

Mempertahankan Perilaku Siswa yang Sesuai dalam Pengelolaan Kelas







BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Pengelolaan kelas menurut definisi beberapa ahli adalah : menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat tercapai kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Sedangkan menurut bukunya DR. E .Mulyasa M.Pd mengatakan pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dan menurut bukunya Nawawi, Hadari, Haji pengelolaan kelas adalah kumpulan wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupaya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiata-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan. Dari beberapa definisi diatas maka pengelolaan kelas dapat disimpulkan sebagai keterampilan yang dimiliki oleh pendidik atau orang yang bertanggung jawab didalam kelas dalam mengendalikan kondisi kelas yang kondusif.
Di dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen  ada 4 kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu kompetensi yang paling mendasar dalam mengelola kelas adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Pada praktik pengelolaan kelas di lingkungan pendidikan seringkali seorang guru dihadapkan pada masalah-masalah yang berbeda namun sama jenisnya. Sebagai contoh ketika seorang guru seringkali merasakan kewalahan menghadapi perilaku salah seorang murid yang terlalu aktif dan tidak dapat diatur, atau ketika seorang guru justru menghadapi murid yang cenderung pasif dikelas. Lalu  ketika seorang guru  merasakan kewalahan dalam mengembalikan situasi kelas yang kondusif , maka disaat –saat seperti ini kreatifitas seorang guru dibutuhkan dalam mengatur kondisi kelas agar kembali kondusif.
Sikap, perilaku, kondisi kelas serta kemampuan seorang guru berbanding lurus dengan hasil penerimaan informasi dari guru kepada peserta didik. Untuk itu dibutuhkan suatu kajian khusus dalam memberi gambaran umum kepada guru tentang langkah-langkah dalam mengembalikan perilaku siswa yang sesuai didalam KBM.
Melihat faktor tersebut maka penulis disini berupaya untuk membahas kajian tentang pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku peserta didik yang diberi judul “ Mempertahankan Perilaku Siswa yang Sesuai”

B . Rumusan Masalah
Ø  Bagaimana hubungan antara peran guru  dengan sikap dan perilaku siswa?
Ø  Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam mengembalikan perilaku siswa yang sesuai di kelas?

C. Tujuan
Ø  Mengetahui hubungan antara peran guru dengan sikap dan perilaku siswa
Ø  Mengetahui langkah-langkah dalam mengembalikan perilaku siswa yang sesuai di kelas


           


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sikap dan Perilaku
Menurut Sarnoff ( dalam Sarwono,2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi secara positif atau negatif terhadap obyek-obyek tertentu. D. Krech dan R.S Crutchfield( dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dan proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu. Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagi suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Sedangkan Perilaku adalah segala sesuatu yang diperbuat oleh seseorang atau pengalaman. Kartono dalam Darwis (2006: 43) mengemukakan bahwa ada dua jenis perilaku manusia, yakni perilaku normal dan perilaku abnormal. Perilaku normal adalah perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan parilaku abnormal adalah perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku abnormal ini juga biasa disebut perilaku menyimpang atau perilaku bermasalah. Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa  hubungan antara sikap dan perilaku adalah adalah berbanding lurus, dimana  sikap seseorang dalam menanggapi sesuatu akan berpengaruh pada perilaku yang dihasilkan, dan perilaku positif atau negatif dari seorang siswa dapat ditelusuri berdasarkan sikap yang mendasari perilaku tersebut.
B.     Hubungan antara Peran Guru dengan Perilaku siswa
Peran dan tugas guru berhubungan dengan perananya sebagai pembimbing adalah seorang guru harus mengumpulkan data tentang siswa, mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari, mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus, mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara individu maupun secara, kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak, bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk membantu memecahkan masalah siswa. Membuat catatan kepribadian siswa, ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan (Slameto, 2002).
 Begitu pentinya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Sebagai guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005). Dalam prose ... siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat
perhatian (Depdiknas, 2005). Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta  mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.Guru memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlumendapat perhatian(Depdiknas, 2005).Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat padaMendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.Membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyusuaian diri, demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa.
C.    Mengatur perilaku siswa yang sesuai
Mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang  kondusif,dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah : (1) Kehangatan dan Keantusiasan, memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.; (2) Tantangan ,penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang;.(3) Bervariasi, penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas;  (4) Keluwesan, dalam PBM guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat mengubah berbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain;. (5) Penekanan Pada Hal-Hal Positif, pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif. Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang kurang wajar serta memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.; (6) Penanaman disiplin diri, kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.
D.    Contoh Penyimpangan Perilaku Siswa Dan Cara Pengelolaannya
Contoh 1 : Siswa meninggalkan ruangan kelas
-          Deskripsi
 Aktivitas siswa meninggalkan ruangan kelas untuk pergi ke kamar mandi atau keperluan-keperluan lainnya, adalah hal yang cukup penting. Karena tidak benar dan tidak adil jika siswa yang bersangkutan harus merasa  malu apabila meminta izin ke kamar mandi. Sebagaimana halnya orang dewasa yang merasa segan dan risih apabila harus berterus terang perlu pergi ke toilet. Jika guru mendiskusikan hal tersebut dengan siswa pada awl tahun ajaran baru, maka aktivitas pergi ke toilet tidak akan menjadi satu gangguan.
-          Ide pengelolaan
Buat lembar izin kieluar kelas yang memuat tanggal, waktu keluar kelas, waktu masuk kelas, tujuan, alasan, dan nama guru yang mengajar. Gunakan program Excel untuk membuat lembaran ini
-          Cara pengelolaan
Terangkan pada siswa bagaimana peraturan-peraturan pergi ke toilet sejak hari pertama masuk sekolah menggunakan lembar izin keluar kelas seperti berikut :
1.        Siswa boleh pergi ke toilet hanya pada waktu tertentu ( waktu-waktu siswa) yaitu pada waktu siswa sedang mengerjakan tugas –tugas. Siswa tidak boleh meninggalkan ruang kelas pada saat guru sedang menyampaikan pelajaran atau memberikan arah-arahan. Ini menunjukan rasa hormat kepada seseorang yang sedang berbicara
2.        Siswa harus mengisi lembar izin keluar dengan lengkap dan mengisi kolom waktu kembali saat masuk kembali ke ruang kelas. Lembar izin keluar kelas harus diserahkan kepada guru sebelum siswa meninggalkan kelas, dan ditandatangani guru saat siswa kembali kedalam kelas. Hanya satu orang siswa yang dapat meninggalkan ruangan dalam satu waktu
3.        Siswa yang meninggalkan kelas harus bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugas yang ditinggalkannya.
-          Catatan
Menggunakan lembar izin keluar kelas juga memberikan guru dokumentasi tertulis saat siswa tidak berada didalam kelas untuk alasan apa pun juga. Jika terjadi kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan selama jam belajar berlangsung, guru memiliki catatan kapan siswa meninggalkan kelas, kemana tujuannya, dan berapa lama siswa keluar dari kelas. Tanda tangan guru menunjukan bahwa siswa telah kembali kedalam kelas pada waktu yang tertera di lrmbsr izin keluar kelas.
Contoh 2 Siswa berbicara di dalam kelas
-          Deskripsi
Salah satu keluhan terbesar dari para guru adalah siswa mengobrol didalm kelas” siswa selalu ribut!” atau “saya selalu memperingatkan mereka agar tenang” dan yang paling buruk “ siswa tidak mendengarkan apa yang saya sampaikan”
-          Cara pengolahan
1.     Waktu berbicara yang tepat
Hal pertama yang harus dikenali oleh guru adalah kapan siswa mengobrol. Apakah siswa mengobrol ketika guru sedang menyampaikan pelajaran, sedang memberikan arah-arahan, atau ketika sedang mengerjakan tugas-tugasnya. Tidak salah jika mengizinkan siswa berbicara pada saat mereka mengerjakan tugas. Walaupun siswa tidak membe=icarakan tugas-tugas yang sedang mereka kerjakan, mereka kaan tetap mengerjakannya selama guru mengawasi dengan konsisten. Terlebih lagi siswa biasanya akan membicarakan pekerjannya apabila diberi motivasi dan tugas yang diberikan tidakmembosankan
2.        Waktuku dan waktumu
Siswa harus tahu bahwa mereka diberi kesempatan untuk berbicara dan bergerak didalm kelas. Untuk memahami siswa kapan boleh dan kapan tidak boleh, perkenalkan konsep “waktuku” dan “waktumu” . “waktuku” adalah waktu guru, ini adalah waktu dimana guru menyampaikan pelajaran, memberikan arahan dll. “waktumu” adalah waktu siswa . ini adalah waktu dimana siswa beraktivitas didalam kelas untuk mengerjakan tugas-tugasnya secara mandiri atau berkelompok (kecuali waktu ujian/ulangan).
Strategi ini akan berjalan dengan baik jika guru meluangkan waktu untuk menjelaskan secara logis kepada siswa . selama waktu guru siswa harus tenang dan memperhatikan. Kemudian setelah sepuluh atau lima belas menit siswa akan diberi waktu untuk mengerjakan tugas. Selama waktu yang diberikan siswa dapat  berbincang pelan dengan temannya dan menyelesaikan keperluan-keperluannya yang beralasan.
3.        Pengawasan dan pengarahan
Jika guru mengizinkan siswa-siswanya untuk berbicara selam mengerjakan tugs-tugasnya pastikan guru mengitari kelas untuk mengawasi pembicaraan siswa. Walaupun siswa boleh sedikit berbicara diluar tugas ,namun kurang tepat juga jika siswa terlalu banyak membicarakan hal-hal diluar pelajaran. Sambil mengawasi guru lebih pada posisi mengarahkan siswa agar berbicara dengan tenang. Untuk mengarahkan siswa, hampiri siswa yang sedang berbicara dan katakan sesuatu seperti “ sudah sampai mana pekerjaannya?’ . “coba saya periksa!” dll. Tidak perlu menegurnya dengan suara yang tinggi dari depan kelas. Berdiri di dekat siswa selama beberapa menit juga termasuk cara yang efektif dalam mengarahkan siswa agar kemabli mengerjakan tugas-tugasnya.



BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
            Sikap dan perilaku seorang siswa didalam kegiatan belajar mengajar sangat erat kaitannya dengan peran guru di dalam mengajar. Strategi dan persiapan yang matang sangat diperlukan bagi seorang guru dalam mennciptakan kondisi kelas yang kondusif.
            Untuk mendapatkan kelas yang berdisiplin baik dan berpusat pada pembelajaran maka seorang guru dirasa perlu untuk melatih siswa –siswanya dalam memenuhi ekspektasi dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh guru. strategi- strategi proaktif, bukan reaktif diperlukan untuk memelihara kelas dimana siswa memahami apa yang diharapkan gurunya setiap waktu. Siswa memerlukan batasan-batasan agar merasa aman berada dilingkungannya.
            Saat terdapat konsistensi didalam kelas,kepercayaan dan rasa horamat akan tumbuh. Apabila guru ingin siswa menghargainya ,maka guru juga harus menghargai siswa. Caranya termasuk menentukan ekspektasi dan konsisten dalam penerapannya. Tidak adanya konsistensi dimana segala sesuatunya berubah-ubah dari hari ke hari menyebabkan siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan.     Manajemen yang baik memerlukan waktu dan upaya .tidak mudah untuk tetap konsisten dan menerapkan konsistensi sepanjang waktu. Namun tanpa konsistensi, perilaku siswa akan memburuk dan proses pembelajaran akan menjadi tidak kondusif lagi. Karena itu konsisten dan memberi contoh yang sesuai adalah langkah paling dasar dalam manajemen kels yang baik.
B . Saran
Ø  Selalu bersikap konsisten dalam menerapkan contohcontoh kasus dalam pengelolaan kelas
Ø  Mengembang inovasi dan kreasi dalam pengelolaan kelas
Ø  Identifikasi latar belakang dan lakukan pendekatan pada siswa untuk memilih langkah yang tepat dalam pengelolaan kelas
Daftar Pustaka

 Suharsimi Arikunto, “Pengelolaan Kelas dan Siswa”, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996), 67. 
 E.Mulyasa,” Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2005), 91. 
http://septizhafir.blogspot.com/2013/01/mempertahankan-perilaku-siswa-yang.html

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...