BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan kelas menurut definisi
beberapa ahli adalah : menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
yang membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat
tercapai kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Sedangkan menurut bukunya
DR. E .Mulyasa M.Pd mengatakan pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru
untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan mengendalikannya jika
terjadi gangguan dalam pembelajaran. Dan menurut bukunya Nawawi, Hadari, Haji
pengelolaan kelas adalah kumpulan wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas
berupaya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegiata-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana
yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan. Dari
beberapa definisi diatas maka pengelolaan kelas dapat disimpulkan sebagai
keterampilan yang dimiliki oleh pendidik atau orang yang bertanggung jawab
didalam kelas dalam mengendalikan kondisi kelas yang kondusif.
Di dalam UU No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen ada 4 kompetensi
yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik yang meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu kompetensi yang paling
mendasar dalam mengelola kelas adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Pada praktik pengelolaan kelas di
lingkungan pendidikan seringkali seorang guru dihadapkan pada masalah-masalah
yang berbeda namun sama jenisnya. Sebagai contoh ketika seorang guru seringkali
merasakan kewalahan menghadapi perilaku salah seorang murid yang terlalu aktif
dan tidak dapat diatur, atau ketika seorang guru justru menghadapi murid yang
cenderung pasif dikelas. Lalu ketika
seorang guru merasakan kewalahan dalam
mengembalikan situasi kelas yang kondusif , maka disaat –saat seperti ini kreatifitas
seorang guru dibutuhkan dalam mengatur kondisi kelas agar kembali kondusif.
Sikap, perilaku, kondisi kelas serta
kemampuan seorang guru berbanding lurus dengan hasil penerimaan informasi dari
guru kepada peserta didik. Untuk itu dibutuhkan suatu kajian khusus dalam
memberi gambaran umum kepada guru tentang langkah-langkah dalam mengembalikan
perilaku siswa yang sesuai didalam KBM.
Melihat
faktor tersebut maka penulis disini berupaya untuk membahas kajian tentang
pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku peserta didik yang diberi
judul “ Mempertahankan Perilaku Siswa yang Sesuai”
B . Rumusan Masalah
Ø Bagaimana hubungan antara peran guru dengan sikap dan perilaku siswa?
Ø Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam
mengembalikan perilaku siswa yang sesuai di kelas?
C. Tujuan
Ø Mengetahui hubungan antara peran guru dengan sikap dan
perilaku siswa
Ø Mengetahui langkah-langkah dalam mengembalikan perilaku
siswa yang sesuai di kelas
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sikap
dan Perilaku
Menurut
Sarnoff ( dalam Sarwono,2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi secara positif atau negatif terhadap obyek-obyek tertentu. D. Krech
dan R.S Crutchfield( dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai
organisasi yang bersifat menetap dan proses motivasional, emosional,
perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu. Sedangkan La Pierre
(dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagi suatu pola perilaku,
tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang
telah terkondisikan.
Sedangkan
Perilaku adalah segala sesuatu yang diperbuat oleh seseorang atau pengalaman.
Kartono dalam Darwis (2006: 43) mengemukakan bahwa ada dua jenis perilaku
manusia, yakni perilaku normal dan perilaku abnormal. Perilaku normal adalah
perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan parilaku
abnormal adalah perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya,
dan tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku abnormal ini juga
biasa disebut perilaku menyimpang atau perilaku bermasalah. Menurut Ensiklopedi
Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku
adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
dipelajari.
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara sikap dan perilaku adalah adalah berbanding lurus,
dimana sikap seseorang dalam menanggapi
sesuatu akan berpengaruh pada perilaku yang dihasilkan, dan perilaku positif
atau negatif dari seorang siswa dapat ditelusuri berdasarkan sikap yang
mendasari perilaku tersebut.
B. Hubungan
antara Peran Guru dengan Perilaku siswa
Peran
dan tugas guru berhubungan dengan perananya sebagai pembimbing adalah seorang
guru harus mengumpulkan data tentang siswa, mengamati tingkah laku siswa dalam
situasi sehari-hari, mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus,
mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara individu
maupun secara, kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan
anak, bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk membantu
memecahkan masalah siswa. Membuat catatan kepribadian siswa, ia harus mampu
menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa
untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan
(Slameto, 2002).
Begitu pentinya peranan guru dalam
keberhasilan peserta didik maka hendaknya guru mampu beradaptasi dengan
berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada
saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengelola proses
belajar mengajar. Sebagai guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain,
lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional,
dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru
memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Profesionalisme
guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu
mendapat perhatian (Depdiknas, 2005). Dalam prose ... siswa. Kehadiran guru
tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang
multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan
tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung
tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat
perhatian (Depdiknas, 2005). Guru
memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa
serta mengembangkan potensi siswa.
Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat
kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk
menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.Guru memiliki perana yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan. Guru yang profesional
diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai
ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlumendapat
perhatian(Depdiknas, 2005).Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian
materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam
belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses
perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat padaMendidik
dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui
pengalaman belajar yang memadai.Membantu perkembangan aspek aspek pribadi
seperti sikap, nilai-nilai, dan penyusuaian diri, demikianlah dalam proses
belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan
tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan
kepribadian siswa.
C. Mengatur
perilaku siswa yang sesuai
Mengelola
kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran
yang kondusif,dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah : (1) Kehangatan
dan Keantusiasan, memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.; (2)
Tantangan ,penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya tingkah yang menyimpang;.(3) Bervariasi, penggunaan variasi dalam
media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas; (4)
Keluwesan, dalam PBM guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan
tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. sehingga diperlukan
keluwesan tingkah laku guru untuk dapat mengubah berbagai strategi mengajar
dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain;. (5) Penekanan
Pada Hal-Hal Positif, pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus
menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari
pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif. Cara guru memelihara
suasana yang positif antara lain memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku
siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang
kurang wajar serta memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang
positif.; (6) Penanaman disiplin diri, kegiatan ini merupakan tujuan
akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru
sendiri yang menjadi contoh.
D. Contoh
Penyimpangan Perilaku Siswa Dan Cara Pengelolaannya
Contoh 1 : Siswa meninggalkan
ruangan kelas
-
Deskripsi
Aktivitas siswa meninggalkan ruangan kelas
untuk pergi ke kamar mandi atau keperluan-keperluan lainnya, adalah hal yang
cukup penting. Karena tidak benar dan tidak adil jika siswa yang bersangkutan
harus merasa malu apabila meminta izin
ke kamar mandi. Sebagaimana halnya orang dewasa yang merasa segan dan risih
apabila harus berterus terang perlu pergi ke toilet. Jika guru mendiskusikan
hal tersebut dengan siswa pada awl tahun ajaran baru, maka aktivitas pergi ke
toilet tidak akan menjadi satu gangguan.
-
Ide pengelolaan
Buat
lembar izin kieluar kelas yang memuat tanggal, waktu keluar kelas, waktu masuk
kelas, tujuan, alasan, dan nama guru yang mengajar. Gunakan program Excel untuk
membuat lembaran ini
-
Cara pengelolaan
Terangkan
pada siswa bagaimana peraturan-peraturan pergi ke toilet sejak hari pertama
masuk sekolah menggunakan lembar izin keluar kelas seperti berikut :
1.
Siswa boleh pergi ke toilet hanya
pada waktu tertentu ( waktu-waktu siswa) yaitu pada waktu siswa sedang
mengerjakan tugas –tugas. Siswa tidak boleh meninggalkan ruang kelas pada saat
guru sedang menyampaikan pelajaran atau memberikan arah-arahan. Ini menunjukan
rasa hormat kepada seseorang yang sedang berbicara
2.
Siswa harus mengisi lembar izin
keluar dengan lengkap dan mengisi kolom waktu kembali saat masuk kembali ke
ruang kelas. Lembar izin keluar kelas harus diserahkan kepada guru sebelum
siswa meninggalkan kelas, dan ditandatangani guru saat siswa kembali kedalam
kelas. Hanya satu orang siswa yang dapat meninggalkan ruangan dalam satu waktu
3.
Siswa yang meninggalkan kelas harus
bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugas yang ditinggalkannya.
-
Catatan
Menggunakan
lembar izin keluar kelas juga memberikan guru dokumentasi tertulis saat siswa
tidak berada didalam kelas untuk alasan apa pun juga. Jika terjadi kecelakaan
atau kejadian yang tidak diinginkan selama jam belajar berlangsung, guru
memiliki catatan kapan siswa meninggalkan kelas, kemana tujuannya, dan berapa
lama siswa keluar dari kelas. Tanda tangan guru menunjukan bahwa siswa telah
kembali kedalam kelas pada waktu yang tertera di lrmbsr izin keluar kelas.
Contoh 2 Siswa berbicara di dalam
kelas
-
Deskripsi
Salah
satu keluhan terbesar dari para guru adalah siswa mengobrol didalm kelas” siswa
selalu ribut!” atau “saya selalu memperingatkan mereka agar tenang” dan yang
paling buruk “ siswa tidak mendengarkan apa yang saya sampaikan”
-
Cara pengolahan
1. Waktu berbicara yang tepat
Hal pertama yang harus dikenali oleh
guru adalah kapan siswa mengobrol. Apakah siswa mengobrol ketika guru sedang
menyampaikan pelajaran, sedang memberikan arah-arahan, atau ketika sedang
mengerjakan tugas-tugasnya. Tidak salah jika mengizinkan siswa berbicara pada
saat mereka mengerjakan tugas. Walaupun siswa tidak membe=icarakan tugas-tugas
yang sedang mereka kerjakan, mereka kaan tetap mengerjakannya selama guru
mengawasi dengan konsisten. Terlebih lagi siswa biasanya akan membicarakan
pekerjannya apabila diberi motivasi dan tugas yang diberikan tidakmembosankan
2.
Waktuku dan waktumu
Siswa
harus tahu bahwa mereka diberi kesempatan untuk berbicara dan bergerak didalm
kelas. Untuk memahami siswa kapan boleh dan kapan tidak boleh, perkenalkan
konsep “waktuku” dan “waktumu” . “waktuku” adalah waktu guru, ini adalah waktu
dimana guru menyampaikan pelajaran, memberikan arahan dll. “waktumu” adalah
waktu siswa . ini adalah waktu dimana siswa beraktivitas didalam kelas untuk
mengerjakan tugas-tugasnya secara mandiri atau berkelompok (kecuali waktu
ujian/ulangan).
Strategi
ini akan berjalan dengan baik jika guru meluangkan waktu untuk menjelaskan
secara logis kepada siswa . selama waktu guru siswa harus tenang dan
memperhatikan. Kemudian setelah sepuluh atau lima belas menit siswa akan diberi
waktu untuk mengerjakan tugas. Selama waktu yang diberikan siswa dapat berbincang pelan dengan temannya dan
menyelesaikan keperluan-keperluannya yang beralasan.
3.
Pengawasan dan pengarahan
Jika
guru mengizinkan siswa-siswanya untuk berbicara selam mengerjakan tugs-tugasnya
pastikan guru mengitari kelas untuk mengawasi pembicaraan siswa. Walaupun siswa
boleh sedikit berbicara diluar tugas ,namun kurang tepat juga jika siswa
terlalu banyak membicarakan hal-hal diluar pelajaran. Sambil mengawasi guru
lebih pada posisi mengarahkan siswa agar berbicara dengan tenang. Untuk
mengarahkan siswa, hampiri siswa yang sedang berbicara dan katakan sesuatu
seperti “ sudah sampai mana pekerjaannya?’ . “coba saya periksa!” dll. Tidak
perlu menegurnya dengan suara yang tinggi dari depan kelas. Berdiri di dekat
siswa selama beberapa menit juga termasuk cara yang efektif dalam mengarahkan
siswa agar kemabli mengerjakan tugas-tugasnya.
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Sikap dan perilaku seorang siswa
didalam kegiatan belajar mengajar sangat erat kaitannya dengan peran guru di
dalam mengajar. Strategi dan persiapan yang matang sangat diperlukan bagi
seorang guru dalam mennciptakan kondisi kelas yang kondusif.
Untuk
mendapatkan kelas yang berdisiplin baik dan berpusat pada pembelajaran maka
seorang guru dirasa perlu untuk melatih siswa –siswanya dalam memenuhi
ekspektasi dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh guru. strategi- strategi
proaktif, bukan reaktif diperlukan untuk memelihara kelas dimana siswa memahami
apa yang diharapkan gurunya setiap waktu. Siswa memerlukan batasan-batasan agar
merasa aman berada dilingkungannya.
Saat
terdapat konsistensi didalam kelas,kepercayaan dan rasa horamat akan tumbuh.
Apabila guru ingin siswa menghargainya ,maka guru juga harus menghargai siswa.
Caranya termasuk menentukan ekspektasi dan konsisten dalam penerapannya. Tidak
adanya konsistensi dimana segala sesuatunya berubah-ubah dari hari ke hari
menyebabkan siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Manajemen yang baik memerlukan waktu dan upaya .tidak mudah
untuk tetap konsisten dan menerapkan konsistensi sepanjang waktu. Namun tanpa
konsistensi, perilaku siswa akan memburuk dan proses pembelajaran akan menjadi
tidak kondusif lagi. Karena itu konsisten dan memberi contoh yang sesuai adalah
langkah paling dasar dalam manajemen kels yang baik.
B . Saran
Ø Selalu bersikap konsisten dalam menerapkan contohcontoh
kasus dalam pengelolaan kelas
Ø Mengembang inovasi dan kreasi dalam pengelolaan kelas
Ø Identifikasi latar belakang dan lakukan pendekatan pada
siswa untuk memilih langkah yang tepat dalam pengelolaan kelas
Daftar Pustaka
Suharsimi Arikunto, “Pengelolaan Kelas dan Siswa”, (Jakarta:
Raja Grafindo, 1996), 67.
E.Mulyasa,” Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2005), 91.
http://www.abdulrahmansaleh.com/2012/04/macam-macam-kompetensi-guru-dalam-uu-no.html
.diakses pada 14
November 2012
http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/. Diakses pada 14 november 2012
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_i/08710038-st-aminah-abusaman.ps. diakses pada 14 november 2012
http://septizhafir.blogspot.com/2013/01/mempertahankan-perilaku-siswa-yang.html
No comments:
Post a Comment