Friday, December 1, 2017

Manajemen Layanan Khusus



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan. Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Dengan kata lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah  sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar  secara regional, nasional, bahkan internasional.
Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen yang harus dikelolah dengan baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.[1]
B.            Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian manajemen?
2.    Bagaimana Prinsip-prinsip manajemen layanan khusus?
3.    Apa sajakah jenis-jenis layanan khusus pendidikan?


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Manajemen Layanan Khusus
Dari segi ethimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management  yang asal katanya to = ke/kepada dan manage = mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelolah, memperlakukan. Dari segi therminologi dikemukakan pendapat sebagai berikut:
Stoner mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Robbins dan Coultar dalam H. Arifuddin Siraj mengatakan bahwa manajemen adalah sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efesien dan efektif melalui orang lain[2]. Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.[3]
H. Arifuddin Siraj Mengatakan bila kita perhatikan pengertian manajemen di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efisien, dan produktif.[4]
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.[5]
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.[6]
B.            Prinsip-prinsip Layanan Khusus
Prinsip-prinsip layanan khusus sekolah terdiri atas prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa, pembimbing dan orgnisasi dan administrasi.
1.      Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa yang dibimbing:
a.       Pelayanan bimbingan harus diberikan kepada seluruh peserta,
b.      Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan bimbingan kepada siswa. Diperlukan suatu alat pengukur yang cermat agar dapat dibedakan siswa yang mana yang harus didahulukan,
c.       Program bimbingan harus dipusatkan kepada siswa,
d.      Pelayanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan individu yang bersangkutan,
e.       Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing. Pembimbing bertugas membantu siswa untuk menanggulangi masalah dengan berbagai aternatif keputus-asaan, sehingga pengembalian keputusan pada siswa sendiri,
f.       Individu yang mendapat bimbingan harus dapat berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri.
2.      Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing:
a.       Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan dan kewajiban masing-masing,
b.      Petugas-petugas bimbingan di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman dan kemampuan,
c.       Petugas bimbingan harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri serta keahliannya melalui berbagai latihan,
d.      Petugas bimbingan hendaknya mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan untuk membuat individu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik,
e.       Petugas bimbingan harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbing.
f.       Petugas-petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melaksanakan tugasnya,
g.      Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam bidang minat kemampuan dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah.
3.      Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan:
a.       Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan,
b.      Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap individu siswa. Hal ini sangat diperlukan untuk mencatat data pribadi individu secara sistematik yang dapat digunakan untuk kemajuan individu yang bersangkutan.
c.       Program bimbingan harus disusun dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan, sehingga layanan bimbingan mempunyai sumbangan yang besar terhadap program sekolah
d.      Pembagian waktu untuk setiap bimbingan secara teratur,
e.       Bimbingan harus dilaksanakan selama dalam situasi individual dan dalam situasi kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan masalah itu.
f.       Kepala sekolah memegang tanggung jawab mendasar dalam pelaksanaan bimbingan.[7]
C.           Jenis-jenis Layanan Khusus
Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:
1.    Layanan Kafetaria/ kantin Peserta Didik
Alasan mengapa didirikannya kafetaria sekolah adalah agar para peserta didik tidak kekurangan energi dalam belajar, yang lebih lanjut dapat mengurangi konsentrasi belajar karena peserta didik banyak mengeluarkan aktivitas-aktivitas fisik. Selain itu agar sekolah dapat mengkontrol seluruh konsumsi peserta didik di sekolah dan bisa turut serta menjaga kebersihan dan kesehatan peserta didik. Layanan kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafetaria tersebut, terjangkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.[8]
Tujuan layanan kafetaria secara umum adalah tersedianya wahana bagi peserta didik untuk memenuhi energinya pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan untuk tujuan khususnya, agar peserta didik mudah mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin kebersihan dan kesehatannya serta memadai kandungan gizinya dan sesuai dengan daya  jangkau uang sakunya. Selain itu juga biasa dijadikan wahana untuk belajar dan memahami materi yang diajarkan, dan agar peserta didik terhindar dari efek-efek negatif yang ditimbulkan akibat tersedianya warung-warung di sekitar sekolah yang tidak terkontrol oleh sekolah.[9]
2.    Layanan Kesehatan Peserta Didik
Salah satu bentuk layanan khusus sekolah adalah tersedianya Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengecek maupun berkonsultasi tentang kesehatan mereka dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 pasal 45 tentang kesehatan ditegaskan bahwa “kesehatan sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.[10]
Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan prilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) murid-muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan. Maksud diadakannya layanan kesehatan adalah tercapainya keadaan kesehatan peserta didik beserta lingkungannya secara optimal sehingga dapat memberikan kondisi yang baik untuk belajar, tumbuh dan berkembang secara optimal
Pada dasarnya tujuan layanan kesehatan sekolah memiliki dua tujuan, pertama tujuan secara umum, UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka membentuk manusia yang berkualitas. Kedua, tujuan secara khusus UKS bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan bentuk prilaku masyarakat sekolah  yang sehat dan mandiri.[11]
3.    Layanan Khusus Transportasi Sekolah
Transportasi sekolah merupakan sebuah layanan khusus yang dikelola oleh sekolah dan mempunyai fungsi sebagai media antar jemput siswa pada suatu sekolah, mulai dari siswa berada dirumah sampai datang ke sekolah dan menuju rumah masing-masing setelah melaksanakan kegiatan di sekolah. Fungsi utama layanan tranportasi sekolah adalah meningkatkan pelayanan kepada pelajar. Sebab, selama ini banyak pelajar yang terlantar dalam perjalanannya menuju sekolah akibat harus berebut angkutan umum dengan masyarakat. Akibatnya, setibanya disekolah pelajar mengalami kelelahan dan bahkan sampai terlambat datang ke sekolah, sehingga konsentrasinya terganggu saat menerima pelajaran.[12]
Pelaksanaan Program Bus sekolah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam hal pemenuhan sarana bus sekolah, baik pada waktu menuju ke sekolah maupun setelah selesai sekolah. Layanan bus sekolah pada umumnya dilaksanakan pada pagi hari pada saat para peserta didik akan berangkat ke sekolah dan diakhiri dengan pemulangan para peserta didik ke rumah masing-masing setelah selesai melaksanakan seluruh kegiatan belajar di lingkungan sekolah. Dengan adanya layanan ini diharapkan para peserta didik bisa berangkat sekolah dengan tepat waktu dan juga pulang sekolah sesuai dengan jam akhir sekolah.[13]
4.    Layanan Laboratorium Peserta Didik
Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, percobaan, praktek, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan dan bahkan pembakuan.[14]
Tujuan layanan laboratoriun peserta didik adalah sebagai layanan khusus yang diberikan sekolah kepada siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Sedangkan tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut:
a). Menunjang penguasaan mata pelajaran yang diajarkan guru.
b). Memupuk keberanian pribadi sesuai dengan hak dan hakekat kebenaran dalam segala aspek yang terdapat dalam lingkungan hidupnya.
c). Melatih dan mengembangkan keterampilan guru dan siswa dalam mengembangkan profesinya.
d) Melatih serta membiasakan siswa belajar secara inovatif baik secara individual maupun kelompok.[15]
  Adapun fungsi laboratorium adalah sebagai berikut:
a)      Alat atau tempat untuk menguatkan atau memberikan kepastian informasi.
b)      Alat atau tempat untuk menentukan hubungan sebab dan akibat.
c)      Alat atau tempat untuk membuktikan benar tidaknya (verifikasi) faktor-faktor atau gejala-gejala tertentu.
d)     Alat atau tempat untuk mempraktekkan apa sesuatu yang diketahui.
e)      Alat atau tempat untuk mengembangkan ketrampilan.
f)       Alat atau tempat untuk memberikan latihan.
g)      Alat atau tempat untuk membentuk siswa belajar menggunakan metode ilmiah dalam pemecahan masalah.
h)      Alat atau tempat untuk melanjutkan atau melaksanakan penelitian perseorangan atau kelompok.[16]
Macam-macam laboratorium di sekolah sangat bergantung pada jumlah jurusan yang ada di sekolah dan kemampuan sekolah untuk menyediakan peralatannya. Pada sekolah-sekolah yang lebih banyak jurusannya, tentu lebih banyak membutuhkan laboratorium dibandingkan sekolah yang sedikit jurusannya. Berikut ini ada beberapa jenis laboratorium sekolah diantaranya:
Laboratorium Komputer
Laboratorium Komputer merupakan salah satu komponen Instrumental Input dalm melaksankan proses belajar mengajar yang efektif yang urgensinya sangat dominan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan pada umumnya yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu lulusan yang optimal.
Laboratorium IPA
Alat laboratorium IPA merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA yang dapat dipergunakan berulang – ulang. Contoh alat laboratorium IPA : pinset, pembakar spiritus, thermometer, stopwatch, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong dan mikroskop. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak Pertolongan Pertama.
Bahan di laboratorium IPA merupakan zat kimia yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA yang bersifat habis pakai. Bahan kimia ada yang padat, cair maupun gas. Contoh bahan di laboratorium yang berbentuk padat: NaOH, Garam dapur (NaCl), amilum, serbuk besi, kapur (CaCO3) dan organ tumbuh-tumbuhan (daun, bunga, akar, dll).
Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kagiatan pembelajaran IPA secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Berdasarkan Permendiknas RI No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, laboratorium IPA harus memiliki sarana diantaranya kursi, meja peserta didik, meja demonstrasi, meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, bak cuci, mistar, jangka sorong, timbangan, stop watch, roll meter, termometer, gelas ukur, massa logam, multimetor AC/DC, batang magnet, globe, model tata surya, garpu tala, bidang miring, dinamo meter, katrol tetap, katrol bergerak, balok kayu, percobaan muai panjang, percobaan ragkaian listrik, gelas kimia, model molekul sederhana, pembakar spiritus, cawang penguapan, kaki tiga, plat tetes, pipet tetes + karet, mikroskop monokuler, kaca pembesar, poster genetika, model kerangka manusia, model tubuh manusia, gambar/model pencernaan manusia, gambar atau model sistem peredaran darah manusia, gambar/model sistem pernafasan manusia, gambar/model jantung manusia, gambar/model mata manusia, gambar/model telinga manusia, gambar/model tenggorokan manusia, petunjuk percobaan, papan tulis, kotak kontak, alat pemadam kebakaran, peralatan P3K, tempat sampah, dan jam dinding.
Laboratorium IPS
Laboratorium IPS merupakan tempat  berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
Laboratorium Bahasa
Pengertian laboratorium bahasa adalah sebuah laboratorium yang dibuat untuk mempermudah penyampaian materi apapun di sebuah ruangan, pada umumnya digunakan untuk materi bahasa, baik bahasa inggris, bahasa Indonesia, bahasa asing lainnya. Sedangkan menurut Artikel Pendidikan Network sebuah Laboratorium bahasa mengacu kepada seperangkat peralatan elektronik audio video yang terdiri atas instructor console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder, DVD Player, video monitor, headset dan students booth yang dipasang dalam satu ruang kedap suara. Banyak sekali komponen yang ada di dalam ruangan lab bahasa, dan sebagaian besar adalah perlengkapan elektronik yang terintegrasi sehingga menjadi sebuah kesatuan. Selain itu terdapat juga perlengkapan lain yang tidak kalah penting, misalnya karpet dan meja laboratorium Bahasa.[17]
Pada sekolah-sekolah yang mempunyai jurusan IPA, tentu membutuhkan laboratorium IPA. Laboratorium IPA ini mempunyai sub-sub laboratorioum biologi, fisika, dan kimia. Oleh karena itu di dalam prakteknya antara masing-masing sub ini sering kali tidak dapat dipisahkan. Antara satu sub dengan sub yang lain saling membutuhkan.
Pada sekolah-sekolah yang mempunyai jurusan IPS dan bahasa, membutuhkan laboratorium IPS dan bahasa. Pada laboratorium IPS, dapat terdiri dari sub-sub laboratorium geografi, kapendudukan, sejarah, ekonomi, dan bahkan perkantoran, sedangkan laboratorium bahasa terdiri dari sub-sub laboratorium bahasa yang dipelajari di sekolah tersebut, baik bahasa Indonesia, Daerah, maupun bahasa asing.
Pada saat ini sekolah-sekolah banyak yang mempunyai laboratorium komputer sebagai pusat sumber belajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi informasi.
5.    Layanan Bimbingan dan Konseling Peserta Didik
Bimbingan konseling merupakan layanan yang dapat digunakan peserta didik untuk berkonsultasi tentang masalah yang dialami pesertadidik. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada sesorang kepada orang lain[18]agar orang yang dibantu tersebut dapat mengenal lebih dekat mengenai dirinya sendiri dengan segala kompleksitas masalahnya, selanjutnya pengenalan atas dirinya sendiri demikian dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya dengan demikian ia akan sejahtera dalam hidupnya. Sedangkan bimbingan di sekolah merupakan bantuan kepada peserta didik oleh seorang guru BK agar lebih mengenal dirinya dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seseorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, maupun mengatasi masalahnya dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkunga nyang berubah- ubah.[19]











BAB III
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efisien, dan produktif. Manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien
2.    Prinsip-prinsip layanan khusus sekolah terdiri atas prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa, pembimbing dan orgnisasi dan administrasi.
3.    Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:
a.              Layanan Kafetaria/ kantin Peserta Didik
b.             Layanan Kesehatan Peserta Didik
c.              Layanan Khusus Transportasi Sekolah
d.             Layanan Laboratorium Peserta Didik
e.              Layanan Bimbingandan Konseling Peserta Didik
B.     Saran
Tentulah dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharap kritik dan saran dari bapak dosen dan rekan mahasiswa demi  menyempurnakan makalah selanjutnya.




[1]Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 39
[2]Arifuddin Siraj, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Cet. I; Makassar: Alauddin University Pres, 2013), h. 8
[3]Malayu, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 1
[4]Arifuddin Siraj, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, h. 8-9
[5]Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 52
[7]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan di Sekolah (Cet. I; Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2015), h. 185
[8]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 225.
[9]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 226.
[10]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 263.
[11]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 264.

[12]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 245.
[13]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 246.
[14]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 275.

[15]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 277.
[16]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 278.

[17]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 278.

[18]Prayitno dan Amti Erman,  Dasar-dasar Bimbingan an Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 99.
[19]Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah, h. 195.

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...