Saturday, November 25, 2017

Contoh Penulisan Draft Skripsi Jurusan PGMI IAI DDI Polman



DRAFT SKRIPSI
IDENTITAS MAHASISWA :
Nama                       :  NURHIDAYAH
Nim / Nimko            : 
Fakultas                    :  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan / Prodi         :  Pendidikan Guru MI (PGMI)
Tahun Akademik     : 
Judul Skripsi            :  Efektivitas Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SDN 001 Matakali Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar
 

A.    Latar Belakang
Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia saat ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar bangsa dan dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk menghadapi persaingan tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pembangunan sumber daya yang berkualitas pada dasarnya adalah untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang modern sebagai sarana mewujudkan suatu masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia pemerintah membuat program Bantuan Operasional Sekolah.
Landasan pengelolaan keuangan negara adalah Pasal 23C Undang Undang Dasar 1945. Perubahan Ketiga: “hal-hal lain mengenai keuangan negara ditetapkan melalui undang-undang”. Berangkat dari landasan konstitual itulah berbagai upaya dilakukan untuk dapat menghadirkan Undang-undang Keuangan negara.Saya mengambil contoh pengelolaan keuangan negara dana bantuan operasional (BOS).
Hingga tahun 2003 yang lalu–sebelum UU No.17/2003 diundangkan aturan yang berlaku untuk pengelolaan Keuangan Negara masih menggunakan peraturan peninggalan pemerintahan kolonial Belanda seperti Indische Comptabiliteitswet yang lebih dikenal dengan nama ICW stbl. 1925 No.488 yang ditetapkan pertama kali pada tahun 1864 dan mulai berlaku tahun 1867.Selain  ICW ada juga Indische Bedrijvenwet (IBW) stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No.445 dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) stbl. 1933 No.381.Sementara itu untuk pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawabanpengelolaan keuangan negara digunakan Insctructie en verdere bapelingen voorAlgemeene Rekenkamer (IAR) stbl. 1933 No.320.Peraturan-peraturan seperti ICW, IAR, IBW, dan RAB, sengaja diciptakan dan dibuat oleh pemerintahan Kolonial Belanda sebagai penguasa yangmenjajah Indonesia saat itu dengan pendekatan untuk menjaga kepentingan negara Belanda atas Indonesia. Paradigma negeri jajahan itulah yang sangat kental mewarnai peraturan-peraturan itu. Ketika diterapkan kepada sebuah negara yang berdaulat dan merdeka seperti Indonesia saat ini, peraturan peraturan itu sudah tidak lagi relevan dan layak dijadikan pedoman pengelolaan keuangan negara. Merubah seluruh peraturan di atas dengan peraturan yang
bersemangat independensi dan menjunjung tinggi kedaulatan sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, tentunya harus dilakukan. Ke empat belas tim di atas menyadari itu, tetapi upaya yang sangat panjang itu baru dapat mencapai hasil pada tahun 2003, yaitu 58 tahun setelah masa kemerdekaan. Selain itu muatan yang terdapat di dalam aturan-aturan kolonial itu sudah out of date dan tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini, apalagi tingkat kompleksitas permasalahan saat ini jauh lebih tinggi dari masa dulu. Oleh karena itu, walaupun masih berlaku sebagai sebuah aturan perundang-undangan tetapi secara materil sudah tidak dapat dilaksanakan.
Bantuan Operasional Sekolah adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan pengembangan lebih lajut dari Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, yang dilaksanakan pemerintah pada kurun 1998-2003, dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM yang dilaksanakan dalam kurun 2003-2005. BOS dimaksudkan sebagai subsidi biaya operasional sekolah kepada semua peserta didik wajib belajar, yang untuk tahun 2009 jumlahnya mencapai 26.866.992 siswa sekolah dasar, yang disalurkan melalui satuan pendidikan. Dengan Program BOS, satuan pendidikan diharapkan tidak lagi memungut biaya operasional sekolah kepada peserta didik, terutama mereka yang miskin. BOS disalurkan ke semua satuan pendidikan yang menyelenggarakan program wajib belajar 9 tahun, baik negeri maupun swasta serta satuan pendidikan lainnya yang sederajat untuk membiayai kegiatan-kegiatan pendidikan.
Melalui Program BOS ini, pendapatan sekolah meningkat secara signifikan. Jumlah ini akan terus membesar seiring dengan upaya pemerintah (pusat maupun daerah) untuk terus meningkatkan anggaran pendidikan hingga mencapai 20% dari APBN/APBD, sebagaimana digariskan oleh Undang-undang Dasar.
Pendapatan ini masih akan bertambah lagi dari peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan sekolah/pendidikan. Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar sembilan tahun, sekolah/madrasah harus menanggapi upaya pemerintah ini secara positif. Agar penyelenggaraan program pendidikan dasar ini dapat benar-benar direalisasikan, baik dari jumlah maupun mutu. Sekolah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi syarat kompetensi tingkat pendidikan berikutnya. Sekolah juga harus memperbaiki proses belajar mengajar, termasuk peningkatan manajemen di ruang kelas. Sekolah harus pula menyediakan, mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan sumber daya lain secara lebih baik. Lebih jauh lagi, sekolah harus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal tersebut di atas. Untuk ini semua tindakan sekolah harus akuntabel dan transparan agar sekolah dapat memperoleh kepercayaan dari semua pihak.
Pada tahun 1994 pemerintah telah mencanangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun sebagaimana tercantum dalam Inpres No.1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dan pada tahun 2006 tekad tersebut diperkuat dengan diterbitkan Inpres No.5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009 Bantuan Operasional Sekolah adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
Olehnya itu, menanggapi hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang hubungan keaktifan peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik di MI DDI Passembarang.
B.     Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: Bagaimanakah hubungan keaktifan peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik di MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar ?
C.    Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Menurut Arikunto[1], hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Olehnya itu, berdasar pada rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dirumuskan, maka jawaban sementara terhadap penelitian ini, yaitu: “ Diduga bahwa Keaktifan Peserta Didik memiliki hubungan terhadap hasil belajar peserta didik di MI DDI Passembarang ”.
D.    Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
Defenisi operasional perlu dirumuskan untuk menghindari terjadinya perbedaan interprestasi terhadap variabel yang diteliti yaitu hubungan keaktifan peserta didik terhadap proses pembelajaran, agar variabel tersebut dapat diukur secara operasional.
1.      Keaktifan peserta didik adalah kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh peserta didik di dalam belajar dengan menggerakkan aspek jasmani dan rohaninya. Adapun indikator yang yang digunakan untuk mengembangkan alat ukur keaktifan peserta didik dalam penelitian ini, yaitu: keaktifan indera, keaktifan akal, keaktifan ingatan, dan keaktifan emosi.
2.      Hasil belajar adalah skor yang dicapai oleh peserta didik setelah diberikan tes hasil belajar berdasarkan materi yang telah dipelajari peserta didik.
E.     Kajian Pustaka
1.      Keaktifan Peserta Didik
a.      Pengertian Keaktifan Peserta Didik
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata aktif diartikan dengan "giat atau tekun (bekerja dan berusaha)".[2] Sedangkan di dalam Kamus Ilmiah kata aktif diartikan dengan energik atau memiliki kekuatan yang besar.[3] Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa.
Keaktifan tersebut tidak hanya keaktifan jasmani saja, melainkan juga keaktifan rohani. Menurut Sriyono,[4] keaktifan jasmani dan rohani yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a.    Keaktifan indera
b.    Keaktifan akal
c.    Keaktifan ingatan
d.   Keaktifan emosi
Dengan demikian, keaktifan peserta didik dapat dipahami dengan kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh peserta didik di dalam belajar dengan menggerakkan aspek jasmani dan rohani peserta didik.
b.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Peserta Didik
Muhibbin Syah,[5] mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu  faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam proses belajar terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik dan faktor eksternal yang berasal dari luar  diri peserta didik.
c.       Upaya yang Dilakukan dalam Menumbuhkan Keaktifan Peserta Didik
Di dalam menumbuh kembangkan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan upaya guru untuk menata sebaik mungkin proses belajar mengajar yang akan dilakukannya. Sebab guru merupakan penentu yang dapat memberikan dorongan super kepada peserta didik dalam belajar.
d.      Hambatan yang dihadapi dalam menumbuhkan keaktifan peserta didik
Dalam menumbuh kembangkan keaktifan peserta didik dalam belajar tidaklah selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru, sebab terdapat beberapa kendala penting yang menjadi penghambat bagi guru dalam memacu keaktifan peserta didiknya.
2.      Hasil Belajar
a.      Pengertian Hasil Belajar
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia hasil diartikan dengan sesuatu yang dibuat atau diadakan oleh hasil usaha atau pemikiran,[6] sedangkan menurut Sugono hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.[7] Sedangkan kata belajar ialah berusaha supaya mendapat sesuatu kepandaian.[8] Kata belajar dapat juga dipahami sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha untuk merubah tingkah lakunya.
Dengan demikian, berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar di atas, maka dapat dipahami bahwa hasil belajar ialah sebuah usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meraih suatu prestasi dalam sebuah kompetisi yang diwujudkan dalam sebuah angka sebagai sebuah legalitas bahwa manusia tersebut memiliki prestasi atau kecakapan dalam sebuah proses yang telah dilaluinya.
b.      Prinsip Dasar Penilaian Hasil Belajar
Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik.
Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya.[9]
Olehnya itu, untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, maka diperlukan sebuah keselarasan ukuran yang sifatnya menyeluruh dan menyentuh ketiga ranah yang menjadi patokan ukuran pada peserta didik.
Dengan demikian, prinsip dasar penilaian hasil belajar tidak dapat  dilepaskan dari ketiga ranah yang berfungsi sebagai acuan dalam menentukan keberhasilan peserta didik dalam sebuah proses pembelajaran.
c.       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah :
a.    Kecerdasan (Intelijensi)
b.   Latihan & ulangan
c.    Motivasi
d.   Kondisi Psikologis Seseorang
e.    Keadaan Keluarga
f.    Guru & Cara Mengajar
g.   Alat-alat Pelajaran
h.   Lingkungan & Kesempatan
i.     Kondisi Ekonomi
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam (Fikih, Aqidah Akhlak, SKI, dan Qur’an Hadits) adalah tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah memperoleh pengalaman belajar dalam kurun waktu tertentu. 
E.       Metode Penelitian
1.   Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif  yang dilakukan di MI DDI Passembarang yang mengacu pada hipotesis yang telah ada yaitu hubungan keaktifan peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik di MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan korelasi yang mencoba untuk menghubungkan antara keaktifan peserta didik dengan hasil belajar.
Subjek penelitian adalah peserta didik MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar pada Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 177 orang peserta didik dengan menggunakan sampel acak (random sampling) yang mengacu pada langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Pengambilan data populasi
2.      Menentukan jumlah sampel
3.      Memilih sampel acak  (random sampling)
4.      Seluruh peserta didik yang dipilih sebagai sampel dijadikan sebagai responden atau informan dalam penelitian ini.
2.      Populasi dan Sampel
a.      Populasi 
Margono, mengatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.[10]  Nawawi mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan atau sumber data yang memiliki karakteristik tertentu.[11]
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa populasi adalah keseluruhan objek dan subjek yang harus diteliti. Adapun yang penulis maksud adalah seluruh peserta didik MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar menjadi objek penelitian dengan jumlah peserta didik sebanyak 177 orang. Untuk mengetahui lebih jelasnya, sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1.



Tabel 1.
Populasi Peserta Didik MI DDI Passembarang

NO
KELAS
JENIS KELAMIN
JUMLAH
L
P
1
I
14
25
39
2
II
11
18
29
3
III
13
16
29
4
IV
10
14
24
5
V
9
10
19
6
VI
12
25
37
JUMLAH
69
108
177
Sumber: MI DDI Passembarang, Tahun 2015
b.      Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.[12] Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa sampel ialah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap serta dapat dianggap mewakili populasi.[13]
Dengan demikian, berdasar pada pemahaman di atas, maka peneliti tidak meneliti secara keseluruhan populasi. Oleh karena keterbatasan waktu, biaya,  dan tenaga. Peneliti hanya meneliti dengan menggunakan sampel dimana peneliti mengambil sebagian dari jumlah populasi yang ada.
Adapun pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi dimana pengambilan sampel dilakukan secara random sampling (pengambilan sampel secara acak) tanpa memperlihatkan strata dalam populasi.
Seluruh peserta didik MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar akan menjadi objek populasi, karena masalah yang penulis bahas tentang hubungan keaktifan peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik di MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar.
Adapun sampel yang diambil sebagai responden sebesar 20 % dari jumlah populasi. Sampel yang diambil terdiri dari 34 orang peserta didik yang dinilai refresentatif mewakili populasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 
Sampel Penelitian Peserta Didik
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
1
I
1
1
2
2
II
1
1
2
3
III
2
2
4
4
IV
4
4
8
5
V
4
4
8
6
VI
5
5
10
Jumlah
17
17
34
            Sumber: Hasil Olah Data, 2015
3.      Instrument Pengumpulan Data
Di dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan tiga (4) jenis instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu:
1.      Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya member jawaban pada jawaban yang telah dipilih. Pada angket ini digunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang disediakan yaitu selalu (S), kadang (K), pernah (P), tidak pernah (TP), dengan skor masing-masing butir adalah 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan positif.[14] Pemberian bobot penilaian tersebut digunakan untuk menjaring data yang diperoleh dari responden. Selanjutnya dianalisis menggunakan rumus statistik yang digunakan dalam teknik analisis data.
Tabel 4.
Daftar Butir Penilaian Keaktifan Peserta Didik

No
Indikator
Jumlah soal
1.
Keaktifan Indera
5
2.
Keaktifan Akal
5
3.
Keaktifan Ingatan
5
4.
Keaktifan Emosi
5
Sumber: Putri Sari: 2012[15]
2.      Pedoman Observasi, yaitu suatu penyelidikan yang disimpulkan secara sistematis dan sengaja diadakan untuk mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dengan demikian, observasi digunakan untuk mengamati secara langsung objek penelitian di tempat atau lokasi penelitian.
3.      Pedoman Wawancara, yaitu upaya untuk memperoleh keterangan tentang data penelitian dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian terhadap informan atau objek penelitian, dalam hal ini adalah guru dan peserta didik di MI DDI Passembarang. Adapun bentuk wawancara yang dilakukan berupa wawancara tidak terstruktur.
4.      Dokumentasi, yaitu arsip atau sejumlah catatan-catatan penting yang dinilai relevan dengan judul penelitian. Penggunaan instrumen penelitian ini guna mengumpulkan data-data yang penulis anggap singkron dengan judul penelitian.
4.      Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari perpustakaan serta data yang bersumber dari lokasi penelitian. Dengan kata lain bahwa data yang dibutuhkan adalah teori yang bersumber dari buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan pokok masalah, yang nantinya didukung oleh kenyataan yang terdapat pada lokasi penelitian.
Oleh karena itu, pengumpulan data ini melalui dua cara, yaitu:
1.      Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu pengumpulan data yang menggunakan beberapa literatur dengan cara membaca buku-buku atau tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan materi pembahasan. Setelah literatur dibaca dan dianalisis kemudian dikutip dengan beberapa teknik, yaitu:
a.       Kutipan langsung yaitu kutipan yang bersumber dari literatur, kemudian data- datanya dikutip sesuai dengan aslinya tanpa merubah redaksi dan maknanya.
b.      Kutipan tidak langsung, yaitu penulis mengutip dari beberapa  literature kemudian dirubah redaksinya tanpa merubah maksud dan tujuannya.
2.      Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara langsung mengunjungi objek atau tempat penelitian. Dalam hal ini digunakan teknik observasi, wawancara, angket (quisioner) dan dokumentasi.


5.      Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
a.    Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik skor responden penelitian, yaitu skor maksimum dan skor minimum, mean (rata-rata), serta pengelompokan dan pengkategorian skor.
b.   Analisis Statistik Inferensial
Setelah mendeskripsikan data tentang skor kedua variabel, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis inferensial, yakni hubungan.
Analisis hubungan digunakan untuk mengetahui kadar hubungan antara kedua variabel. Analisis hubungan yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi dengan r, dengan formula sebagai berikut:
 [16]
Keterangan:
r           : Koefisien antara X dan Y
N         : Jumlah objek yang diselidiki
ΣX       : Jumlah nilai X
ΣY       : Jumlah nilai Y
ΣX2       : Jumlah nilai X2
ΣY2       : Jumlah nilai Y2
ΣXY    : Jumlah nilai XY

Untuk keperluan pengujian statistik, hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut:
H0 =  µ ≤ 0 lawan H1 = µ > 0
µ menyatakan parameter variabel tingkat hubungan keaktifan peserta didik dengan hasil belajar PKn. Dari segi pengujian hipotesis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik MI DDI Passembarang memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.
Untuk mengetahui besarnya " r " secara kualitatif atau untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel, maka digunakan patokan interpretasi nilai r. [17]
Tabel 5.
Interpretasi Nilai r

R
Interpretasi
0,90 – 1,00
0,70 – 0,90
0,40 – 0,70
0,20 – 0,40
0,00 – 0,20
Sangat Kuat / Sangat Tinggi
Kuat / Tinggi
Sedang / Cukup
Lemah / Rendah
Sangat Lemah / Sangat Rendah
    Sumber: Sudjiono: 2010
Dimana:
1.      Jika r mendekati (1), berarti variabel X mempunyai hubungan yang kuat dan positif terhadap variabel Y. Artinya bahwa, jika variabel X mengalami peningkatan maka variabel Y juga akan meningkat.
2.      Jika r mendekati (-1), berarti variabel X mempunyai hubungan kuat dan negatif terhadap variabel Y. Artinya bahwa, jika variabel X mengalami peningkatan, sedangkan variabel Y menurun atau berkurang.
3.      Jika r mendekati (0), berarti variabel X kurang memiliki hubungan terhadap variabel Y. Artinya bahwa, tidak ada hubungan yang ditimbulkan oleh keaktifan peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik.
Tabel 6.
Pengkategorian Skor Keaktifan Peserta Didik yang Menggunakan Angket Bersifat Positif

No
Skor Perolehan
Nilai
Indikator Keberhasilan
1.
2.
3.
4.
5.
35 – 40
30 – 34
25 – 29
20 – 24
0 – 19
90 – 100
80 – 89
70 – 79
60 – 69
20 – 59
Optimal
Istimewa
Sedang
Rentan
Buruk
 Sumber: Agustian [18]

F.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keaktifan peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik di MI DDI Passembarang Kec. Binuang Kab. Polewali Mandar.
G.      Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori pembelajaran pada umumnya dan mata pelajaran pendidikan agama Islam  pada khususnya.
2.    Manfaat Praktis
a.       Untuk menambah pengalaman peneliti di lapangan dan juga berguna bagi mahasiswa, guru, dosen, dan masyarakat.
b.      Menambah cakrawala berfikir ilmiah peneliti dalam bidang ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
c.       Sebagai sumber informasi faktual tentang hubungan keaktifan peserta didik terhadap proses pembelajaran.
d.      Sebagai syarat formal bagi peneliti dalam menyelesaikan studi pada program strata satu pada jurusan Pendidikan Agama Islam. 
H.      Garis Besar Isi Skripsi
Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluan, dalam bab ini penulis kemukakan latar belakang, yang meliputi gambaran umum skripsi, dari latar belakang tersebut timbul masalah yang akan dicari, kemudian pengertian judul, dengan maksud yang terkandung dalam judul tersebut. Selanjutnya manfaat penelitian sebagai landasan atau motivasi penulis untuk meneliti judul tersebut, terakhir garis besar isi skripsi.
Bab kedua, tinjauan pustaka yang merupakan kajian teori yang mendukung dalam penulisan skripsi ini, menguraikan tentang keaktifan peserta didik, dan hasil belajar peserta didik.
Bab ketiga, metode penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi ini. Di dalam bab III dibahas tentang populasi dan sampel yang akan diteliti, kemudian instrumen penelitian yang merupakan alat yang dipakai dalam meneliti, dalam hal ini digunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan format dokumentasi. Selanjutnya teknik pengumpulan data yang dalam hal ini digunakan dua cara yaitu penelitian yang menggunakan beberapa buku yang ada hubungannya dengan skripsi ini dan penelitian langsung di lokasi penelitian untuk  mendapatkan data yang diperlukan, terakhir teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.


DAFTAR PUSTAKA
Barnawi. 2012. Be A Great Teacher: 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Blogeulum. 2013. Keaktifan Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http: // blogeulum. blogspot. Com / 2013 / 02 / keaktifan-belajar-siswa. Html (29 Agustus 2015)
Grafura, Lubis & Ari Wijayanti. 2012. Metode dan Strategi Pembelajaran yang Unik. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ilham, Abang. 2011. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa. http:// abangilham. wordpress. com / 2011 / 03 / 31 / pentingnya-upaya-guru-dalam-mengembangkan-keaktifan-belajar-siswa/ Html. (29 Agustus 2015)
Juprani. 2012. Macam-macam Metode Pembelajaran. [online]. Tersedia: http: // blog  juprani. blogspot. Com / 2012 / 07 / macam –macam - metode pembelajaran. Html. (29 Agustus 2015)
Kurniasih, Imas. 2012. Bukan Guru Biasa! Panduan Praktis dan Lengkap Menjadi Guru Idaman. Bandung: Arta Pustaka
Lombe, Salim Watulatea. 2011. Pengaruh Motivasi dan Kebiasaan Belajar. [online]. Tersedia: http: // salim - watulea- lombe. blogspot. Com / 2011 / 04 / pengaruh – motivasi – dan – kebiasaan - belajar. Html (29 Agustus 2015)
Margono, S. 2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mukhtar & Martinis Yamin. 2002. Metode Pembelajaran yang Berhasil. Jakarta: Sasama Mitra Suksesa
MY, Wahyuddin. Artikel Nalar Penelitian: penelitian Deskriptif. [online]. Tersedia:  http: // penalaran - unm. Org / index. Php / artikel -  nalar / penelitian / 163. html? Task = view. (29 Agustus 2015)
Nisakawaichan. 2013. Jenis-jenis Metode Pembelajaran. [online]. Tersedia: http:// nisakawaiichan. blogspot. Com / 2013 / 04 / jenis – jenis - metode-pembelajaran.html. (29 Agustus 2015)
Poerwadarminta, WJS. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Poerwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Putrisari, Arfina. 2012. Hubungan Kecerdasan Emosional denga Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 7 Polewali Kabupaten Polewali Mandar. Polewali Mandar: Universitas Al Asy’ariyah Mandar
Rahman, Asrul. 2009. Tinjauan Pendidikan Islam Terhadap Pelaksanaan Adat Penikahan di Kelurahan Amassangan Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Makassar: UIN Alauddin
Rahmanto. 2010. Metode Pengajaran Unit. [online]. Tersedia:http: // rahmanto 4002. blogspot. Com / 2010 / 05 / metode-pengajaran-unit. Html. (29 Agustus 2015)
Rusyana, Adun & Iwan Setiawan. 2010. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Efektif Pedoman untuk Calon Guru IPA dan IPS. Jakarta: Trans Mandiri Abadi
Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada
Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Program Strata Satu Institut Agama Islam DDI Polewali Mandar. Polewali Mandar : IAI DDI Polman
Tim Prima Pena, 2006. Kamus Ilmiah Populer Refrensi Ilmiah Ideologi, Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Sains. Surabaya: Gitamedia Press
Zuhairini et.all. 2004. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.




[1] Asrul Rahman, Tinjauan Pendidikan Islam Terhadap Pelaksanaan Adat Penikahan di Kelurahan Amassangan Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar (Makassar: UIN Alauddin, 2009), h. 35
[2] Poerwadarminta. Op.chit, h. 65
[3] Tim Prima Pena. Op.chit, h. 27
[4] Blogeulum. (2013) Keaktifan Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http: // blogeulum. blogspot. Com / 2013 / 02 / keaktifan-belajar-siswa. Html. 2013. h. 2. [29 Agustus 2015]
[5] Ibid. h. 3
[6] Abang Ilham. Op.chit. h. 9
[7] Tim Prima Pena. Op.chit. h. 27
[8] Poerwadarminta. Op.chit. h. 35
[9] Juprani Opchit. H. 17
[10] S Margono. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 37
[11] Asrul Rahman. Op.chit, h. 40
[12] S. Margono. Op.chit, h. 38
[13] Asrul Rahman. Op.chit, h. 41
[14] Lombe. Op.chit. h. 10
[15] Arfina Putrisari. Hubungan Kecerdasan Emosional denga Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 7 Polewali Kabupaten Polewali Mandar (Polewali Mandar: Universitas Al Asy’ariyah Mandar, 2012), h. 46
[16] Lombe. Opchit. h. 13
[17] Anas Sudjiono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2010. H. 59

[18] Arfina Putrisari. Op.chit. h. 48

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...