1.
Al Qosim bin Muhammad (Tabi’in)
Al-Qasim yang banyak
meriwayatkan hadits dari ‘Aisyah, Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah dan Aslam -bekas
budak Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma-, merupakan seorang tabi’in yang tsiqah
(amanah).
Wajar jika kemudian
‘Umar bin Abdul ‘Aziz yang dikenal sebagai khalifah kelima yang adil, tertarik
akan keamanahannya. Ia berkata, “Seandainya aku punya sedikit kekuasaan, aku
akan jadikan Al-Qasim sebagai khalifah.” Al-Qasim kecil sabar menjalani takdir
Allah sebagai anak yatim dalam tarbiyah istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha
Al-Qasim, yang
menurut Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu ‘anhuma adalah cucu Abu Bakar Ash
Shiddiq radhiallahu ‘anhu yang paling mirip dengan kakeknya ini, mengatakan:
“‘Aisyah adalah seorang mufti wanita dari jaman Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan
seterusnya sampai ia meninggal. Aku senantiasa bersimpuh menimba ilmu darinya
dan juga duduk belajar kepada Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar”. Ini
adalah ungkapan yang mengisyaratkan antusiasnya terhadap ilmu din (agama)
meskipun menanggung beban hidup berat sebagai anak yatim.
Ayyub, salah seorang
ulama hadits, berkata, “Aku tidak melihat seorang pun yang lebih utama darinya.
Ia tidak mau mengambil uang yang halal untuknya senilai seratus ribu dinar”.
Ini adalah ungkapan seorang alim yang menunjukkan sifat wara’ dan keutamaan
Al-Qasim. Bahkan kehati-hatiannya dalam berfatwa, ia katakan sendiri,
“Seseorang hidup dengan kebodohan setelah mengetahui hak Allah, lebih baik
baginya daripada ia mengatakan apa-apa yang ia tidak mengetahuinya.”
Adapun ketinggian
ilmunya dinyatakan oleh beberapa ulama, di antaranya: Anaknya, Abdurrahman
bin Al-Qasim, berkata, “Ia adalah manusia paling utama di jamannya.”
Abdurrahman bin Abiz-Zinad berkata, “Aku tidak melihat seorang yang lebih tahu
tentang As Sunnah daripada Al-Qasim bin Muhammad, dan seseorang tidak dianggap
lelaki hingga ia mengetahui As Sunnah, tak seorang pun yang lebih jenius
akalnya darinya.” Khalid bin Nazar (menceritakan, red) dari Ibnu ‘Uyainah,
katanya: “Orang yang paling mengetahui hadits ‘Aisyah ada tiga: Al-Qasim bin
Muhammad, ‘Urwah bin Az-Zubair, dan ‘Amrah binti ‘Abdirrahman.” Ia pun
memiliki banyak hikmah yang ia ucapkan. Al-Imam Malik berkata, “Al-Qasim
didatangi seorang penguasa Madinah yang akan menanyakan sesuatu, lalu Al-Qasim
berkata, ‘Berkata dengan ilmu termasuk memuliakan diri sendiri’.” Al-Qasim juga
berkata, “Allah menjadikan (bagi) kejujuran, (dengan) kebaikan yang akan datang
sebagai ganti dari-Nya”.
Sebelum meninggal,
Al-Qasim berwasiat kepada salah seorang anaknya, “Ratakanlah kuburku dan
taburilah dengan tanah serta janganlah kamu menyebut-nyebut keadaanku demikian
dan demikian.”
Al-Qasim,
seorang tokoh tabi’in besar yang buta matanya di akhir kehidupannya, wafat pada
masa kekhalifahan Yazid bin Abdil Malik bin Marwan, dalam usia 71 tahun.
Tepatnya pada tahun 107 H, sewaktu menunaikan ibadah ‘umrah bersama Hisyam bin
Abdil Malik di perbatasan antara kota Madinah dan Makkah.Walllahu a’lam
No comments:
Post a Comment