KEBERADAAN
RUH SETELAH MATI
Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
الحمد لله العزيز الغفور، الذي جعل في الإسلامِ الحنيفِ الهُدَي والنور، الذي قال: (وما الحياةُ الدنيا إلا مَتَاعُ الغرور)، نحمده سبحانه وتعالي حَمْدَ مَنْ نَظَرَ فَاعْتَبَر، وَكَفَّ عن المساويءِ وازْدَجَر، وعَلِمَ أن الدُّنيا ليست بدار مَقَرّ. أشهد أن لا إله الله خلق الخلائق وأحكامَها، وقدّر الأعمار وحدّدها، وهو باقٍ لا يفوت وهو حيّ لا يموت، وأشهد أن محمدا عبدُه ورسولُه، أَمَرَ بتذكير الموتِ والفناء، والاستعدادِ ليوم البَعْث والجزاء. اللهم صلي الله علي سيدنا محمد خاتم الأنبياء والمرسلين وعلي آله الطيبين الطاهرين وأصحابه الأخيار أجمعين. أما بعد.
Hadirin,
jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah SWT!
Pada
kesempatan shalat Jumat yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan sebuah
materi atau barangkali informasi yang mungkin agak jarang kita dengar, yaitu
hal-hal yang berkaitan dengan ruh setelah kita meninggalkan dunia yang fana
ini. Seperti apakah sebenarnya kondisi ruh kita nanti? Jawabannya adalah
Wallahu a’lam. Namun demikian, Allah SWT memberikan sedikit gambaran dan
penjelasan melalui Hadis-hadis Rasulullah SAW.
Berkaitan
dengan ruh ini Allah SWT berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا (85)
“Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu
termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu
kecuali sedikit.”
Jelas
sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja
tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini. Nah, informasi yang sedikit
inilah yang akan kita coba sampaikan kembali kepada hadirin jamaah shalat Jum’at
yang dimulian Allah SWT.
Di
antara informasi yang telah sampai kepada kita dari baginda Rasulullah SAW
berkaitan dengan ruh ini, di antaranya adalah:
1.
Ruh orang beriman seperti burung
terbang berwarna kehijauan, tinggal di dalam sesuatu yang mirip kubah cahaya
yang terbuat dari bahan seperti emas di bawah ‘Arasyi. Nabi SAW bersabda
tentang para syuhada yang gugur dalam perang Uhud:
)جعل الله أرواحهم فى أجوافِ طيرٍ خضرٍ تَرِدُ أنهارَ الجنةِ وتأكل ثمارَها وَتَأْوِيْ إلى قناديل من ذهب في ظلال العرش(
“Allah
menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka
mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam
kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat
Ahmad, Abu Daud dan Hakim)
2.
Orang yang telah meninggal dunia
mengetahui orang yang menziarahi kuburnya. Nabi SAW bersabda:
) ما من أحد يمربقبر أخيه المؤمن كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا عَرَفَهُ ورد عليه السلام(
“Tidak
seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup
di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia
mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar
dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid).
3.
Orang yang telah meninggal dunia
saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Saw
bersabda :
)سألت أم هانئ رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت: أنتزاور إذا متنا ويرى بعضنا بعض يا رسول الله؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يكون النَسَمُ طيرا تعلق بالشجر حتي إذا كان يوم القيامة دخلت كل نفس فى جسدها(
“Ummu Hani bertanya kepada
Rasulullah SAW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan
saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah SAW? Rasulullah SAW
menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di
sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam
jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).
4.
Orang yang telah meninggal dunia
merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih kepada orang
yang tidak menziarahinya. Nabi SAW bersabda:
ما من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عليه إلا استأنس ورد عليه حتي يقوم
“Tidak
seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk
mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri
meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab
Al-Qubûr).
5.
Orang yang telah meninggal dunia
mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka
merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan
keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi SAW bersabda:
إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من الأموات فإن كان خيرا
استبشروا، وإن كان غير ذلك قالوا: اللهم لا تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا)
“Sesungguhnya
perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang
telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan
kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah,
janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka
seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).
(تعرض
الأعمال يوم الإثنين ويوم الخميس على الله، وتعرض على الأنبياء وعلى الآباء
والأمهات يوم الجمعة فيفرحون بحسناتهم وتزداد وجوههم بياضا وإشراقا فاتقوا الله
ولا تؤذوا أمواتكم)
“Seluruh
amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan
diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira
dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah
bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian
menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam
kitab Nawâdirul Ushûl).
6. Orang-orang
beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturuanan mereka yang
shaleh.
)وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ(
“Dan orang-orang beriman yang
anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan
anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun.
Setiap orang terkait denga apa yang telah dia kerjakan.” (At-Thur: 21)
7. Orang
mukmin dapat melihat Allah SWT bagaikan melihat bulan purnama.
(عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ فِي الظَّهِيرَةِ لَيْسَتْ فِي سَحَابَةٍ قَالُوا لَا قَالَ فَهَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَيْسَ فِي سَحَابَةٍ قَالُوا لَا قَالَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ إِلَّا كَمَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا) رواه البخاري ومسلم.
“Dari Abu Hurairah Ra. Berkata,
“Para sahabat bertanya, “Wahai rasulullah, apakah kita akan dapat melihat tuhan
kita pada hari kiamat? Rasulullah SAW menjawab, “Apakah kalian ada kendala
melihat matahari di sianghari yang tidak berawan? Tidak, jawab para sahabat.
Rasulullah kembali berkata, “Apakah kalian ada kendala melihat bulan di malam
purnama yang tidak berawan? Tidak, jawab para sahabat. Raulullah SAW
melanjutkan, “Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak ada
kendala melihat tuhan kalian kecuali seperti kalian melihat matahari atau bulan
itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral
mukminin rahimakumullah…
Dari
penjelasan beberapa dalil yang telah kita sebutkan tadi, ada beberapa
kesimpulan yang dapat kita ambil, di antaranya adalah pendapat Ibnul Qaim
Aj-Jauziyyah yang mengatakan:
Hadis
tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak
berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu,
melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada
yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya. Ruh berada di suatu alam
yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam
ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah SWT sajalah
yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.
Dari
dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda
dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.
Ma’asyiral
mukminin rahimakumullah…
Oleh
sebab itu, maka mari kita renungkan kehidupan ini, dengan selalu mengingat
kematian dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya, sebab dunia hanyalah
kehidupan sementara. Selain itu, mari kita senantiasa mendoakan orang-orang
islam yang mendahului kita, sebab merekapun hidup di alamnya dan melihat apa
yang kita lakukan.
Semoga
khutbah singkat ini bermanfaat bagi kita semua …. Amien.
No comments:
Post a Comment