Nama : Nur Rahmat Arif
NIM : 80200216075
Kelempok : PAI 1 S2 UIN Alaudidin
Semester : 2
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampuh :
1.
Prof.
Dr. H. Mappanganro, MA.
2.
Ulfiani
Rahman, M.Psi., Ph.D.

Prinsip-Prinsip
Perkembangan dan Tahapan-Tahapan Perkembangan
Psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia, dengan demikian kondisi jiwa
manusia serta perilaku manusia dapat
diketahui melalui ilmu Psikologi. Oleh
karena itu psikologi sangat penting baik dalam lingkungan pendidikan maupun
dalam lingkungan sosial, perkembangan merupakan
cabang ilmu Psikologi yang mempelajari perubahan-perubahan atau perkembangan baik fisik maupun
segala hal yang berkaita dengan prilaku manusia. Karena
setiap mahluk hidup akan mengalami perkembangan, baik cepat ataupun lambat. Oleh karena itu, perlu adanya
aspekaspek pendukung atau hal-hal yang mempengaruhi perkembangan mahluk hidup.
Makalah ini membahas mengenai prinsip-prinsip
perkembangan psikologi pada anak. Dengan mempelajari prinsip-prinsip perkembangan, diharapkan
manusia mampu melakukan perubahan atau perkembangan
secara dinamis, baik fisik ataupun perilaku secara baik. Sehingga kehidupan manusia akan terarah dan
berkembang secara progresif dan dinamis.
A. Definisi Perkembangan
Dalam realitas kehidupan kita senantiasa melihat sesuatu yang ada
disekitar kita berubah, baik itu yang berubah
secara kualitas maupun perubahan yang terjadi secara kuantitas, semua berubah,
tidak ada satupun yang abadi kecuali
perubahan itu sendiri yang abadi, hal ini juga berlaku bagi kehidupan manusia. Perkembangan
adalah perubahan-perubahan yang dialami individu (organisme) menuju
tahap (arah) kedewasaan atau ke arah kematangan (maturation), yang berlangsung
secara sistematis,
progressif dan kontiniu baik yang berupa perkembangan fisik (biologis) maupun perkembangan
psikis (psikologis) atau yang disebut dengan jasmaniah dan rohaniah.[1]
Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan,
meskipun keduanya tidak berdiri sendiri, “pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar
secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam
otak meningkat”.[2]
Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih
besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir.
Berikut ini beberapa pendapat dari para
ahli mengenai pengertian perkembangan:
1. Menurut Lois Hoffan cs
mengungkapkan bahwa perkembangan adalah proses yag terjadi dalam diri individu sepanjang rentang ke
hidupan.
2. Menurut Lerner berpendapat
bahwa perkembangan menunjukkan perubahan yang sistematik atau teroganisir dalam
diri individu.
3. Menurut Mussen cs
mengungkapkan bahwa perkembangan adalah perunbahan yang terjadi pada fisik,
struktur neurologis, perilaku, traits (ciri sifat), yang terjadi secara teratur
dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih
teroganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompetens, dan lebih efisien.
4.
Menurut Hurlock menjelaskan perkembangan
sebagai seri perubahan yang progresif yang terjadi sebagai hasil dari
kematangan dan pengalaman dengan tujuan memampukan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan’.[3]
B.
Prinsip-Prinsip
Perkembangan Manusia
Prinsip-Prinsip
Perkembangan Menurut Para Ahli
1. Menurut william stern Ia
berpendapat bukanlah unsur yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa, melainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja
sendiri. Lebih jelasnya person/ pribadi seseorang
secara utuh itulah yang menentukan jalannya perkembangan dan bukan
fungsi jiwa yang terpisahpisah. Atas pandangan inilah, W. Stern akhirnya
memunculkan teori konvergensi.
2. Menurut J. L. Moreno Moreno memiliki
kedudukan yang khas dalam sejarah psikologi perkembangan. Dia
menolak adanya pandangan bahwa pandangan anak-anak itu semata-mata tergantung
pada kenyataan pada diri mereka yang masih lemah dan pengaruh lingkungan.
Sebaliknya menurut Moreno, bahwa ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih
sendiri jalan perkembangannya. Dengan demikian, dasar perkembangan manusia itu
berada pada diri masingmasing ketika dalam usia anak anak. Atas dasar
pandangan ini, kata Moreno, maka pendidikan punya kemungkinan untuk dilaksanakan.
3. Menurut Jean Piaget Piaget adalah orang yang
paling banyak memperhatikan perkembangan anak-anak hingga usia 7
tahun. Ia memandang bahwa pada setiap anak terdapat dua faktor,
yaitu pengenalan dan perasaan. Keduanya berguna untuk penyesuaian ruhani
terhadap lingkungan. Katanya pula bahwa dalam ruhani anak terdapat fungsi pikiran.
Akan tetapi, kecakapan berpikir secara logis tidak dibawa anak secara lahir. Kecakapn
berpikir baru timbul setelah ia mencapai taraf perkembangan tertentu.
4. Menurut Montessori tiap fase perkembangan
itu mempunyai arti bilogis. Kodrat alam mempunyai rencana tertentu
berdasarkan dua asas pokok yaitu:
a.
Asas kebutuhan vitas,
terkenal dengan masa peka;
b. Asas kesibukan. Perkembangan
jiwa tidak harus dipahami sebagai perkembangan fungsifungsi yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lain, tetapi harus dimengerti
sebagai perwujudan dari suatu rencana tempat kekuatan jasmani ruhani dalam struktur yang berurutan memperoleh pelajaran
(latihan) yang penting untuk pembentukan yang tetap.
5.
Menurut
J. B. Watson dan Pavlov Keduanya menyatakan bahwa perkembangan itu pada hakikatnya merupakan kumpulan dari sejumlah refleks yang karena sudah terlatih
sedemikian rupa hingga akhirnya membentuk tingkah laku seseorang yang
bersifat konstan, atau bisa diartikan sebagai gerak spontan yang bersifat
otomatis. Inilah yang menurutnya disebut
dengan refleks wajar tang masih murni, yang asli dibawa sejak lahir. Setelah mendapat
latihan dan pembiasaan, lalu disebut dengan refleks bersyarat. Jadi, menurutnya, perkembangan merupakan
proses terbentuknya refleks wajar menjadi reflex bersyarat.[4]
Dari
beberapa pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
prinsip-prinsip perkembangan manusia, yaitu timbul dari kepribadian
seseorang yang bisa memilah-milah, perkembangan tersebut tidak bisa di
pandang satu sisi melainkan dua sisi yaitu jasmani dan rohani yang mana
perkembangan itu merupakan kumpulan reflek yang perlu di bimbing
sehingga akhirnya membentuk manusia yang mempunyai tingkah laku yang
baik.
Prinsip-Prinsip Perkembangan Psikologi Anak Perkembangan
individu berlangsung sepanjang hayat, ‘dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu (masa konsepsi) dan berakhir pada saat kematiannya.
Perkembangan individu ini bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang
lambat, tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek ataupun
beberapa aspek perkembangan, perkembangan tiap individu juga tidak selalu seragam,
seorang berbeda dengan yang lainnya baik dalam temponya, iramanya maupun
kualitasnya’[5], dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
Syamsu Yusuf dalam bukunya Psikilogi
Perkembangan Anak Dan Remaja mengemukakan bahwa prinsip-prinsip perkembangan yang terjadi pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Merupakan Proses
yang Tidak Pernah Berhenti (never ending
proces) Manusia
secara terus menerus berkembang atau berubah yang di pengaruhi oleh
pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung
terus menerus sjak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau
masa tua.
2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi Setiap aspek
perkembangan individi, baik fisik, emosi,
intelgensi maupun sosial, satu sama lainnya saling
mempengaruhi. Terdapat hubungan atau
korelasi yang positif di antara aspek tersebut. Apabila
seorang anak dalam pertumbuhan
fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan),
maka dia akan mengalami
kemandegan dalam perkembangan
aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami
kelabilan emosional.
3. Perkembangan itu Mengikuti Pola
Arah Tertentu Perkembangan terjadi secara
teratur mengikuti
pola atau arah tertentu. Setiap tahapan
perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap
sebelumnya yang merupakan
prasarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk
dapat berjalan seorang anak
harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan
prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya,yaitu berlari atau meloncat.
4. Perkembangan
Terjadi Pada Tempo yang Berlainan Perkembangan
fisik dan mental mencapai kematangannya yang terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat ada
yang lambat). umpamanya [a] otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; [b] tangan,
kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum
pada masa remaja; dan [c] imajinasi kreatif berkembang dangan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai
puncaknya masa remaja.
5. Setiap Fase
Perkembangan Mempunyai Ciri Khas Prinsip ini
dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: (a) sampai usia dua
tahun anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya,
menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara, (b) pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan
dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul
dengan orang lain).
6.
Setiap
Individu yang Normal Akan Mengalami Tahapan/Fase Perkembangan Prinsip
ini berarti
bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan:
bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan masa
tua.[6]
Selanjutnya, Alex Sobur mengemukakan bahwa, secara garis besar, peristiwa
perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1. Perkembangan tidak terbatas
dalam arti timbul menjadi besar, namun mencakup rangkaian
perubahan yang bersifat progesif, teratur, koheren dan kesinambungan. Jadi, antara satu tahap perkembangan
dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri –sendiri.
2. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan
integrasi. Proses diferensasi artinya ada prinsip totalitas
pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu, lambat laun bagian bagiannya bertumbuh
menjadi sangat nyata dan bertambah jelas dalam rangka keseluruhan.
3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang
sifatnya umum mejadi khusus. Contoh, seorang bayi mula-mula
akan beraksi tersenyun bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi,
ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.
4. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan
yang berlangsung secara berantai. Walaupun tidak ada garis
pemisah yang jelas antara satu fase dan fase yang lain, tahapan perkembangan ini
sifatnya universal. Sebagai contoh, perkembangan anak yang normal akan tampak berturur-
turut: memiringkan badan, telungkup, mengangkat kepala, duduk, merangkak, berjalan
dengan bantuan, akhirnya berjalan.
5. Setiap anak mempunyai tempo kecekapan perkembangan
sendiri-sendiri. Dengan kata lain, ada anak yang
perkebangannya cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Jadi perkebangan anak yang
satu berbeda dengan anak yang lain, baik dalam perkambangan organ atau aspek
kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembanga tersebut. Perkembangan, baik
fungsi jasmani maupun fumgsi rohani, tidaklah dapat disamakan waktunya. Misalnya lama
perkembangan anak untuk fungsi merangkak, dan lain-lain demikian pula untuk
perkembangan suatu fungsi rohani, seperti lamanya kecepatan waktu untuk mengartikan suatu
kalimat bahasa akan berbeda dengan kcepatan lamanya untuk fungsi berfikir. Tempo perkembangan
manusia pada umumnya terbagi dalam katogori: cepat, sedang dan lambat. Tempo
perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, biasanya menunjukkan kelainan
yang relatif sangat jarang terjadi.
6. Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau
naik turunnya proses perkembangan. Artinya proses
perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik, terkadang turun pada suatu saat anak mengalmi
perkembangan yang tenang dan pada saat lain, ia mengalami perkembangan yang
menggoncangkan. Jadi, irama perkembangan itu tidak menetap. Adakalanya tenang,
adakalanya goncang.
7. Setiap anak, seperti juga organisme lainnya, memiliki
dorongan dan hasrat mempertahankan diri dri beberapa
hal-hal yang negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian dan sterusnya. Mereka
memerlukan sandang, pangan, papan, dan penddidikan.
8. Dalam perkembangan terdapat peka.
Masa peka ialah suatu masa dalam perkebangan anak, saat suatu fungsi jasmani ataupu
rohani, dapat berkembang dengan cepat jika medapat latihan yang baik dan kontinyu.
Masa peka diantara anak yang satu dengan anak
yang lainnya
tidah mudah untuk di ketahui, karena hal ini mmerlukan penelitihan yang
seksama melalui
berbagai percobaan. Misalnya, untuk menentukan apakah seorang anak
sudah mengalami
masa peka bagi pembuatan kerajinan tangan tertentu dan lainlain. Suatu gejala kepekaan seyogjanya diselidiki
dengan percobaan, yaitu apakah anak tersebut
sudah tampak
terarah minatnya pada suatu fungsi tersebut apa belum.
9.
Perkembangan tiap-tiap anak pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh
lingkungan. Anak manusia
dengan bakat pembawaanya itu, hanyalah
merupakan bakat-bakat yang tersedia untuk memberikan kemungkinan-kemungkinan
berkembang saja. Agar bakat yang tersedia itu dapat berkembang
dengan sebaik-baiknya, diperlukan adanya suatu proses menjadi matang, pemberian
kesempatan kemungkinan berkembang dari alam sekitarnya, serta memeliharaan
yang kontinyu dari manusia-manusia dewasa, baik secara langsung maupun tidak langsung.[7]
C.
Tahapan-tahapan
perkembangan
Perkembangan
adalah suatu perkembangan yang berkesinambungan, dan progresif dalam organism dari
lahir sampai mati.[8] Fase
perkembangan atau periodisasi perkembangan yaitu masa-masa perkembangan
dengan ciri pertumbuhan dan perkembangan yang terdapat pada masing-masing fase. Perkembangan
dimulai sejak masa konsepsi dan berakhir menjelang kematiannya. Penentuan fase atau
tahapan perkembangan didasarkan pada periode waktu tertentu. Para ahli mengemukakan pembagian
fase tahapan perkembangan yang tidak selalu sama. Tapi meskipun demikian mereka sependapat
bahwa periodisasi ini bersifat teknis daripada konsepsional.[9]
Pendapat
para ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam dapat digolongkan dalam tiga bagian,
yaitu:
1.
Periodisasi berdasarkan
biologis
Perkembangan individu dari lahir sampai dewasa melewati empat tahap, yaitu:
1) Tahap I: ±
0-3 tahun, Fullungs (pengisian) periode 1, pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
2) Tahap II: ±
3-7 tahun, Streckungs (rentangan) periode I, pada periode ini anak kelihatan langsing.
3) Tahap III: ±
7-13 tahun, Fullungs periode II, pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
4) Tahap IV: ±
13-20 tahun, Streckungs periode II, pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
Perkembangan individu memiliki lima tahap, yakni:
1)
Tahap I: Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran sekitar 9 bulan atau 280 hari.
2) Tahap II: Infancy
(orok), mulai lahir sampai
usia 10 atau 14 hari
3) Tahap III: Babyhood (bayi),
mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun
4) Tahap IV: Childhood (kanak-kanak),
mulai 2 tahun sampai masa remaja.
5) Tahap V: Adolesence/ puberty, mulai
usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21; Pre Adolesence, wanita
usia 11-13 tahun sedang pria lebih lambat dari itu; Early Adolesence,
pada usia 16-17 tahun; Late Adolesence,
masa perkembangan terakhir sampai masa usia kuliah di perguruan tinggi.
2. Periodisasi berdasarkan Psikologi
Ada beberapa pendapat mengenai periodisasi atau tahap-tahap perkembangan berdasarkan
psikilogi, yaitu:
Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa
perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah merupakan keadaan
psikologos yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya. Masa kegoncangan ini
disebut “Trotz periode”. Selama perkemba Trotz periode. Kedua trotz
periode inilah yang membatasi antara Kroch membagi masa
perkembangan anak menjadi 3 fase:
1) Fase Trotz
I, usia 0-3 tahun (masa anak-anak awal)
2) Fase Trotz
II, usia 3-13 tahun (masa keserasian sekolah)
3)
Fase Trotz III, usia 13-akhir remaja biasa (masa kematangan)
Menyebutkan fase-fase perkembangan dari anak sampai tua sebagai berikut:
1) Infancy dan
early childhood (masa sekolah), yaitu usia 0-6 tahun
2) Middle
childhood (masa sekolah), yaitu usia 6-12 tahun
3) Adolescence
(masa remaja), yaitu usia 12-18 tahun
4) Early
adulthood(masa awal dewasa), yaitu usia 18-30 tahun
5) Middle age
(masa dewasa lanjut), yaitu usia 30-50 tahun
6)
Old age (masa tua sampai meninggal dunia), yaitu usia 50 tahun ke atas.
Membagi
periode perkembangan anak menjadi beberapa fase:
1) Periode vital, yaitu usia 0-1 tahun,
disebut masa menyusu
2) Periode estetis, yaitu usia1-6
tahun, disebut masa bermain
3) Periode inteletuil, yaitu usia
6-12 tahun, disebut masa sekolah
4) Periode social, yaitu usia 12-21
tahun, disebut masa pemuda dan masa adolescence
5)
Periode
manusia matang, usia 21 tahun ke atas, disebut juga masa dewasa
[1]Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan
Anak Dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hal. 15.
[3]Hadis, F.A, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga
Guru Ditjen Dikti Depdikbud, 1996), hal. 145.
[4]Prof. Dr. H. Baharuddin, M. Pd. I, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010), hal. 74-76.
[6]Dr. H. Syamsu Yusuf, LN., M. Pd.I, Psikilogi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung, PT. Remaja Rusda Karya, 2009), hal. 17-20.
[9]Drs. M. Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hal. 146.
[13]Elfi Yuliani Rohmah, M. Pd. I, Psikologi Perkembangan (Ponorogo:
STAIN PO. PRESS, 2005), hal. 58.
No comments:
Post a Comment