BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Betapa pun dianggap
bertanggung-jawab atas kematian puluhan juta jiwa semasa Perang Dunia II, Adolf
Hitler akan tetap dicatat sebagai penentu sejarah dunia. Ia adalah satu dari
segelintir tentara rendahan yang sanggup tampil menjadi hantu dunia, membawa
Jerman keluar dari cengkeraman Sekutu dan bangkit menjadi penguasa Eropa.
Sebuah upaya besar yang bahkan seorang jenderal Sekutu pun kecil kemungkinan
tak akan sanggup melakukannya.
Tak heran jika kemudian banyak ahli
sejarah, politik, bahkan kejiwaan, lalu tertarik membedah profil Hitler secara
mendalam. Nazi, partai berpengaruh yang ia pimpin, serta The Third Reich,
visi masa depan Jerman yang ia perjuangkan, memang merupakan fenomena
tersendiri. Begitu pula dengan angkatan perang Jerman yang sanggup merangsek
begitu cepat ke negara-negara sekitar Jerman. Namun, Hitler adalah sosok
central yang jauh lebih fenomenal.
Berbagai penilaian diberikan oleh
para pengamat, sejawat, dan orang-orang yang pernah berada di lingkaran
terdalamnya. Ada yang menyebutnya sebagai nasionalis sejati, orator yang
sanggup mempengaruhi orang, penjahat perang yang sadis, psikopat. Tetapi ada
pula yang menyebutnya sebagai pemimpin agung serta pemimpin yang lembut dan
Leman yang kebapakan. Profilnya amat variatif.
Apa pun itu keputusannya untuk bunuh
diri di ujung keambrukan Jerman Nazi harus dianggap sebagai akhir dari sebuah
kisah besar yang ironis sekaligus tragis. Ia berhasil membawa keluar rakyatnya
yang tengah didera depresi ekonomi hebat, mampu membangun angkatan perang
hingga terdigdaya di Eropa, namun justru memilih mengakhiri hidupnya dengan
menelan racun dan menembakkan pistol ke mulut. Bersama istrinya, Eva Braun, ia
bunuh diri di bunker bawah kota Berlin pada 30 April 1945, ketika disadari
bahwa Rusia, musuh besarnya, telah berhasil menguasai kota ini.[1]
Kepada sejumlah perwira dan dokter
yang mendampinginya di hari-hari terakhir, ia menyatakan merasa terhormat mati
bunuh diri ketimbang menyerah kepada tentara Rusia atau dihadapkan ke
pengadilan perang. Yang begitu luar biasa yaitu ambisinya menguasai Eropa tak
pernah padam hingga ia memutuskan bunuh diri.
Dari sekian telaah yang ditunjukan
kepadanya, yang menarik perhatian untuk diketengahkan adalah visinya yang
megalomania. Banyak yang berpendapat, justru dari karakternya inilah Hitler,
yang secara intelejensia sebenarnya pas-pasan, memiliki ambisi yang kelewat
batas. Ia, misalnya ingin menjadikan Jerman sebagai tuan di bumi ini, atau
“Lord of the Earth”. Untuk itu ia harus lebih dulu memimpin Jerman meraih
kembali kedigdayaan Imperium Roma yang pernah berjaya antara tahun 962 hingga
1806.[2]
Tertarik dengan latar belakang
tersebut, maka penulis mencoba untuk mengangkat permasalahan tersebut dan
menuangkannya dalam makalah dengan judul “SUPREMASI JERMAN RAYA”.
B. Pokok
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah
diuraikan diatas, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah yang
menjadi topik pembahasan dalam penulisan pemikiran politik barat ini,
yaitu :
- Bagaimana latar belakang konsep lahirnya pemikiran fasisme ala Adolf Hitler?
- Bagaimana proses terjadinya fasisme di Jerman?
- Bagaimana supremasi Jerman Raya dicanangkan oleh Adolf Hitler dalam bentuk kekuasaan superior ras Arya dengan agresi militernya?
C.
Pokok Masalah
Dengan bangkitnya Jerman dibawah
kekuasaan Hitler yang bernaung di Partai Nazi telah membuka pintu negara Jerman
menjadi negara yang terpandang terutama setelah kalahnya Jerman pada Perang
Dunia I. Kebangkitan Jerman tidak hanya dalam faktor-faktor kemakmuran
negaranya saja, namum dalam hal militer pun Jerman menjadi negara yang sangat kuat
dengan adanya propaganda dari pemimpinnya. Disini Rakyat Jerman sudah mencapai
titik dimana kekuasaan dan pertahanan menjadi prioritas utama dibanding
mementingkan kebebasan berpolitik yang pada akhirnya akan menjadi pertikaian
dan pertumpahan darah, Hitler mengerti akan hal-hal tersebut dan menggunakannya
demi tercapai tujuannya. Dibantu dengan kapasitas yang fenomenal dalam hal
organisasi untuk propaganda dengan semangat tercapainya negara industri besar
sesuai dengan pencapainya. Dengan dibangunnya hal-hal tersebut, pembawaan
rakyat Jerman terhadap terlahirnya suatu otoritas akan memudahkan lahirnya
suatu kepemimpinan fasisme”.[3]
Dengan adanya semangat nasionalisme
yang tinggi dan rasa kebangaan yang sangat tinggi terhadap ras-nya sendiri maka
dimulailah sebuah propaganda oleh Hitler yang pada kelanjutanya menjadikan
Jerman sebagai negara “gila perang”. Dilakukannya beberapa serangan brutal ke
negara-negara tengga demi mengukuhkan supremasi Jerman raya di bumi Eropa
dengan pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh kaum Nazi. Serangan sadis
ini didorong oleh semangat moril yang sangat tinggi, tetapi hakekatnya mereka
perupakan pernyataan dari kekuatan-kekuatan jiwa yang primitif. Dalam hal-hal
sedemikian dikatakan, bahwa ego telah dikorupsi oleh jiwa.[4]
Seraya dengan meningkatnya
nasionalisme, chavinisme, dan perlunya perluasan wiliyah maka pemimpin Jerman
Adolf Hitler melakukan ekspansi tanpa terduga ke beberapa negara Eropa dengan
tujuan mendirikan suatu negeri bagi bangsa Jerman saja atau dikenal dengan
sebutan negera Jerman Raya. Supremasinya disini dapat dilihat dengan giat
melakukan tekanan dan penyerangan terhadap negara yang akan didudukinya dan
negara yang memerangi Jerman.
BAB II
GAMBARAN SPESIFIK ADOLF HITLER
Nama : Adolf Hitler
Kelahiran : Braunau am Inn, Austria,
20 April 1889
Kematian : Berlin, Jerman, 30 April
1945
Partai Politik : Nazi
(Nationalsozialist)
Prestasi : Führer Nationalsozialistische
Deutsche Arbeiterpartei (1921-1945)
Reichskanzlier Jerman (1933-1945)
Führer und Reichskanzler (1934-1945)
Awal Hidup
:
Adolf Hitler dilahirkan di Braunau am Inn, Austria, dekat Jerman pada 20
April 1889. Ayah Adolf Hitler, Alois Hitler,
merupakan seorang pegawai kantor bea cukai. Setelah ayahnya pensiun, keluarga
Hitler pindah ke kota Lambach (awal dari kehidupan yg terus berpindah-pindah di
masa pensiun ayahnya).Ibunya merupakan keturunan yahudi. Di Kota tersebut
terdapat sebuah biara Katolik yang dihiasi ukiran kayu dan batu yang
diantaranya terdapat beberapa ukiran swastika, yang kemudian menjadi tempat Adolf
muda belajar. Adolf Hitler dapat menyesuaikan dengan baik di sekolah biara
tersebut, bahkan konon ia memiliki suara yang lumayan bagus. Sebagai Adolf
muda, ia juga memiliki idola, yaitu biarawan yang melayani di sekolah biaranya,
bahkan ia pernah serius selama 2 tahun bercita-cita ingin menjadi biarawan.
Ketika beranjak dewasa, cita-citanya berubah ingin menjadi seorang seniman.
bahkan ia mencoba untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi seni di Wina,
Austria namun gagal, dan bahkan ia pernah menjadi seorang tunawisma di kota
ini.
Ketika Perang
Dunia I meletus,
Hitler turut serta pada usia 25 tahun sebagai pengantar pesan dalam pasukan
Infantri Resimen Bavaria ke-16, dan ia merupakan salah satu orang yang paling
beruntung di medan pertempuran. Pernah suatu kali resimennya bertemu pasukan
Inggris dan Belgia di dekat Ieper (bahasa
Perancis: Ypres),
resimennya kehilangan 2.500 dari 3.000 orang, tewas, luka-luka atau hilang dan
Adolf Hitler lolos tanpa luka sedikitpun dan beberapa kali ia berdiri di satu tempat
dan kemudian berpindah ke tempat lain yang beberapa detik kemudian tempat dia
sebelumnya berdiri kejatuhan bom. Luka pertamanya didapatnya pada tanggal 7
Oktober 1916 tepat 2 tahun setelah ia terjun
kedalam perang, akibat pecahan mortir di perang di Kota Somme. Ketika gencatan
senjata ditanda tangani pada tanggal 11
November 1918, Hitler sedang dirawat di rumah sakit akibat terkena serangan gas klorin dari inggris yang mengakibatkan
buta sementara. Ketika itu Hitler menjabat sebagai kopral.
Tahun 1919 Hitler lalu bergabung
dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir
militernya. Saat berhasil menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya
menjadi partai Nazi. Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun
1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA.
Disinilah kita bisa melihat salah satu kejeniusan Hitler, berorganisasi dan
berpidato. Terus terang, secara pribadi, saya tidak pernah melihat orang
berpidato sehebat Hitler. Ketika pengikutnya berteriak sambil mengangkat tangan
“HAIL HITLER!”. Apapun yang Hitler katakan adalah seperti sebuah “Religion’s
order” yang membuat pengikutnya menjadi super fanatik dan mengikuti
apapun yang diucapkannya.
Di penjara dia menulis bukunya yang
terkenal, “Mein Kampf” (Perjuanganku) 1924. Ernst Hanfstaengl
menjadi salah satu penerbit buku yang super laris dan menghasilkan income yang
banyak. Buku ini bisa digambarkan sebagai sebuah buku otobiografi, pikiran
politik/ filsafatnya, sejarah serta buku hariannya. Dalam tulisannya ini Hitler
yakin bahwa bangsa Arya adalah ras teringgi, penemu seni, ilmu dan tekhnology.
Selanjutnya Hitler ingin menciptakan sebuah “ras arya” yang “genuine” yang
nantinya akan meleading kebudayaan, keindahan, martabat dari semua jenis ras
manusia. Buku ini kemudian menjadi seperti “The Bible” bagi pengikutnya.
Setelah mendekam di penjara kurang
lebih 9 bulan, Hitler mendapat amnesti, tetapi partai Nazi miliknya sudah
amburadul saat dia keluar penjara. Disini kita bisa melihat salah satu talenta
besarnya dalam berorganisasi. Hitler berhasil membangun kembali partainya dari
partai kacau balau sampai menjadi salah satu partai terbesar di Jerman.[5]
Partai
Nazi :
Nazisme muncul sebagai akibat dari Perang Dunia I. Pada 11
November 1918 secara mengejutkan bagi pasukan
garis depan Jerman, perang tiba-tiba berakhir. Pasukan
garis depan tidak merasa dikalahkan dan mereka heran mengapa gencatan senjata
terjadi begitu cepat sehingga mereka harus segera meninggalkan posisinya
padahal mereka masih berada di wilayah musuh. Mitos yang berkembang di antara para
prajurit Jerman yang menyerah ini adalah bahwa mereka telah “ditikam dari
belakang.” Bahwa pasukan garis depan dan 2 juta rakyat Jerman tewas selama
perang telah dikhianati oleh kelompok Marxis dan Yahudi yang telah memunculkan
perbedaan pendapat di negara mereka. Ketika pasukan selamat itu kembali ke
Jerman baru yang demokratis, mereka membawa serta kekecewaan mereka. Seusai
perang, negara-negara sekutu melanjutkan blokade terhadap Jerman. Pasukan yang
kembali dan berbaris melewati München, ibukota Bayern, terkejut melihat keluarga mereka
yang masih menderita. Jutaan rakyat Jerman kelaparan dan ribuan lainnya sekarat
akibat penyakit TBC dan influenza.
Di Jerman, politik terbagi menjadi 2
kutub, Konservatif dan Sosialis; masing-masing kelompok menjadi radikal di masa
krisis. Situasi semakin bertambah buruk dengan munculnya gerakan Republik Soviet
München, sebuah
upaya untuk menciptakan pemerintahan bergaya Soviet yang dikobarkan oleh kelompok sayap
kiri Raterepublik di Munich. Tentara pemerintah diturunkan untuk
menumpas pemberontakan tersebut dan pecahlah pertempuran terbuka di jalan-jalan
Munich. Lebih dari 500 orang terbunuh. Tentara didukung oleh Freikorps,
prajurit bayaran sayap kanan yang dibiayai oleh pemerintah. Freikorps
benar-benar menjalankan tugasnya, mereka membantai orang-orang yang mereka
anggap sebagai anggota Raterepublik dan berhasil menumpas pemberontakan
itu.
Pransangka anti-Semit di kelompok
kanan semakin diperkuat oleh kenyataan bahwa pimpinan Raterepublik
sebagian besar adalah orang Yahudi, sehingga muncul kesan bahwa Bolshevisme
(komunis) dan Yudaisme pada adalah dasarnya sama. Wajar ketika sikap anti
Yahudi kemudian berkembang luas.
Freikorps dielu-elukan di München setelah
penumpasan Raterepublik. Kelompok Yahudi adalah kambing hitam yang
sempurna untuk disalahkan atas semua penyakit negara tersebut. Freikorps
didukung pejabat-pejabat sayap kanan di militer seperti Kapten Ernst Roehm
(yang nantinya akan menjadi komandan tertinggi SA, “Pasukan Badai”), seorang
pria dengan filosofi sederhana:
“Aku masih
muda dan liar. Karenanya, perang dan kerusuhan lebih menarik bagiku
dibandingkan tatanan borjuis yang rapi. Brutalitas dihargai, rakyat butuh rasa
takut; mereka ingin takut pada sesuatu; mereka ingin seseorang yang membuat
mereka takut dan memaksa mereka menyerahkan dalam ketakutan.”
Di awal tahun 1918, sebuah partai
bernama Freier Ausschuss für Einen Deutschen Arbeiterfrieden (Komite
Bebas untuk Kedamaian Buruh Jerman) didirikan di Bremen, Jerman. Anton Drexler,
seorang tukang kunci dan penyair, mendirikan sebuah cabang dari perkumpulan ini
pada 7 Maret 1918, di Munich. Drexler pernah menjadi anggota partai Fatherland
semasa Perang Dunia I, dan merupakan salah satu penentang perjanjian damai
antara Sekutu dengan Jerman yang mengakhiri Perang Dunia I tahun 1918. Ia
memiliki pandangan seperti umumnya nasionalis militan saat itu: menentang
Perjanjian Versailes, anti-semit dan anti-marxis, dan mempercayai superioritas
ras Arya. Ia juga percaya bahwa kapitalisme Internasional merupakan bagian dari
gerakan dominasi Yahudi di seluruh dunia dan menuduh kapitalis mengambil
keuntungan (profit) dari Perang Dunia I. Drexer juga berpandangan bahwa
kekacauaan dan ketidakstabilan politik adalah karena Republik Weimar tidak mau
mempedulikan rakyat kecil.
Pada tahun 1919, Drexler, dengan
Gottfried Feder, Dietrich Eckart dan Karl Harrer, mengubah nama partai tersebut
menjadi Deutsche Arbeiterparte (Partai Pekerja Jerman) atau biasa
disingkat DAP.
Tahun 1919, Rohm bergabung dengan
partai tersebut. Di sana, dia bertemu dengan seorang veteran Perang Dunia I,
berusia 30 tahun: Kopral Adolf Hitler yang sama seperti Rohm, membenci kelompok
Komunis dan Yahudi. Hitler juga bergabung dengan partai pekerja Jerman pada
tahun 1919. Di kartu anggotanya tertera dia anggota nomor 555 meskipun pada
kenyataannnya dia anggota nomor 55; partai itu memberi nomor mulai dari 500
agar anggotanya terlihat banyak.
Hitler tak berbeda dengan ribuan
mantan prajurit lainnya di München, dia luntang-lantung tanpa pekerjaan tetap.
Tapi kini dia telah menyadari bakat alaminya untuk berorasi dan menarik orang
untuk bergabung dengan partainya, sehingga ia memiliki peran dominan di sana.
Dia salurkan kebencian, kemarahan atas berakhirnya perang dengan pidato yang
berapi-api. Hitler selalu berbicara tentang apa yang disebutnya sebagai
ketidakadilan perjanjian damai Versailes yang ditandatangani pada akhir Perang
Dunia I. Berdasarkan perjanjian itu, Jerman kehilangan banyak wilayah
negaranya. dan dipaksa membayar ganti rugi pada negara-negara pemenang. Pada
awal 1920, inflasi merajalela tak terkendali, keuangan benar-benar hancur
sehingga rakyat Jerman berpikir bahwa demokrasi tak menghasilkan apapun.
Di Bayern, pada tahun 1921 Hitler
dinobatkan menjadi pimpinan partai pekerja Jerman yang kecil itu. Namanya di
ubah menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (“Partai
Pekerja Nasionalis Sosialis Jerman”), disingkat Nazi atau NSDAP. Saat itu
hanyalah salah satu dari banyak partai sayap kanan di Munich dan mereka semua
mengatakan yang sama: Versailes adalah kejahatan dan kelompok Yahudi ada di
belakangnya.
Dinamisme Hitler yang dibarengi
dengan nada tanpa kompromi dalam pidato-pidatonya mulai menarik warga Bayern
terkemuka lainnya untuk berpaling pada partai baru Nazi. Pada tahun 1922,
seorang penerbang ulung pemegang penghargaan “Pour le Merite” sekaligus
komandan skuadron Richthodenber dalam Perang Dunia I, Hermann Göring,
bergabung dengan Nazi. Nazi pun menyebarkan pengaruhnya ke wilayah pedesaan
Bayern. Di sana, seorang mahasiswa pertanian yang awalnya ingin menjadi
peternak ayam, Heinrich Himmler bergabung dengan Nazi (di kemudian hari, ia
ditunjuk sebagai komandan tertinggi SS).
Bulan Januari 1923 di Ruhr, pasukan
Perancis datang untuk meminta pembayaran ganti rugi perang, mengasingkan dan
menghina rakyat Jerman. Perancis memerintah mereka dengan tangan besi. Rakyat
Jerman menganggap hal ini sebagai upaya balas dendam. Sentimen nasionalis pun
mulai berkembang di Jerman. Sebagai hasilnya, jumlah anggota Partai Nazi
bertambah drastis menjadi sekitar 20.000 orang.
Di München pada tahun 1923, dalam
suasana krisis yang disebabkan oleh pendudukan Ruhr, Hitler dan Nazinya mulai
bertindak. Hitler berdiri di atas panggung Burgerbrau Keller pada
tanggal 8 November dan menghentikan rapat politik sayap kanan, ia menyerukan
dilaksanakannya sebuah revolusi nasional untuk menggulingkan pemerintah sayap
kiri di Berlin. Keesokan harinya, 9 November 1923, Nazi, bersama dengan partai
sayap kanan lainnya berparade di Munich untuk mengumpulkan dukungan. Mereka
dihentikan oleh polisi di monumen perang Feldherrenhalle. Awalnya, Nazi
berharap militer dan polisi mendukung parade tersebut dan bergabung bersama
mereka, tapi yang terjadi sebaliknya, polisi tidak mendukung mereka; tembakan
dilepaskan dan peserta parade dibubarkan. Untung bagi Hitler, ia berhasil lolos
dari penembakan itu. 4 perwira polisi dan 16 anggota Nazi kehilangan nyawa
mereka. Selain membunuh polisi, beberapa pengikut Nazi juga melakukan
perampokan bank dalam aksinya.
Hitler kemudian diadili bersama
pimpinan parade lainnya pada awal 1924 dengan tuduhan melakukan penyerangan
terhadap polisi dan perampokan bank. Dalam pengadilan tersebut, Hitler dengan
sikapnya yang menantang berkata:
“Kau bisa
menyatakan kami bersalah ribuan kali, tapi dewi yang memimpin pengadilan abadi
sejarah akan, dengan senyuman, mencabik-cabik dakwaan penuntut umum dan
keputusan pengadilan ini. Dan sang dewi akan membebaskan kami”.
Hitler menjadi terkenal karena
pernyataan sikapnya yang berani. Hakim Georg Neithardt, hakim pengadilan yang
mendengar pernyataannya itu pun jadi bersimpati padanya dan bahkan mengirim
pesan ke Pengadilan Banding untuk mengurangi masa kurungan Hitler. Sebagai
hasilnya, Hitler hanya perlu menjalani hukuman 9 bulan penjara di Penjara
Landsberg; setelah menyulut revolusi, pembunuhan 4 perwira polisi, dan
perampokan bank. Tahun 1924, nama Hitler dan Nazi sempat terbenam.
Pada pertengahan 1920-an ekonomi
Jerman pulih dan inflasi mulai berkurang. Pemerintahan Weimar yang berkuasa
berhasil menyelesaikan masalah pergantian kerugian perang dengan meminjam uang
dari Amerika Serikat. Namun, ada sejumlah rakyat Jerman yang tidak setuju dan
menyebut peristiwa ini sebagai “kemerosotan Weimar”. Mereka bergabung dengan
kelompok nonpolitik seperti Wandervogel yang menyerukan untuk kembali ke
cara hidup lama yang lebih sederhana. Nazi memanfaatkannya dan ikut
mensosialisasikan gerakan untuk kembali ke nilai lama ini (gerakan ini tetap
bertahan ketika Nazi berkuasa dalam sebuah kelompok yang dinamakan Hitler-Jugend,
Pemuda Hitler).
Pada pertengahan tahun 1920-an,
partai Nazi menjadi sebuah partai kecil yang radikal. Program partai mereka
menjanjikan bahwa jika Nazi berkuasa, Yahudi Jerman, yang dianggap berada
dibalik ‘Perjanjian Versailes’, akan dicabut kewarganegaraannya, atau bahkan
diusir dari negara tersebut. Menurut Bruno Hahnel, pemimpin Kelompok Muda
Hitler untuk tahun 1927—1945, mereka menganggap bahwa Golongan Yahudi Dunia
ingin meraih kekuasaan dan menguasai dunia sehingga Kelompok Muda Hitler harus
menggagalkannya.
Isu konspirasi Yahudi sedunia itu
disuarakan secara terbuka oleh Nazi dan dipercaya. Bersamaan dengan munculnya
paham anti-Semit itu, tumbuh keyakinan bahwa kekerasan adalah bagian yang tak
terpisahkan dari proses politik, sehingga kemudian, Nazi mendirikan sayap
paramiliter yang disebut Sturmabteilung (SA), “Pasukan Badai“. Tugasnya
adalah menjaga pertemuan-pertemuan Nazi, mengancam pengikut partai-partai lain,
dan menggalang dukungan.
Pada tahun 1928 atau 7 tahun setelah
Hitler memimpin partai, Nazi gagal meraih kekuasaan dalam pemilu. Pada pemilu
itu, Nazi hanya mendapatkan 2,6% suara. Tapi 4 tahun dan 18 bulan kemudian,
Hitler menjadi Kanselir Jerman karena Nazi didukung oleh keadaan.
Pada tahun 1930-an, Jermah jatuh
bangkrut. Harga produk pertanian dunia yang jatuh mengakibatkan kemiskinan,
jatuhnya Wall Street mengakibatkan kemerosotan ekonomi di seluruh dunia,
ditambah lagi dengan datangnya tagihan utang dari Amerika Serikat yang semakin
menekan persediaan devisa Jerman. Tahun 1931 angka pengangguran di Jerman
meningkat hingga 5 juta orang. Pengangguran hidup dengan susah payah di
perkotaan ketika Jerman menjadi negara dengan perekonomian paling buruk di
dunia. Keadaan semakin buruk ketika lima bank utama di Jerman hancur pada tahun
1931 menyebabkan lebih dari 20.000 perusahaan Jerman gulung tikar.
Tanpa diduga, dalam krisis ekonomi
itu, suara untuk Nazi meningkat. orang-orang mulai tertarik dengan prinsip
mereka: “Versailes adalah kejahatan dan Yahudi berada dibelakangnya. Marxisme
harus dihancurkan dan Bangsa Jerman harus lahir kembali.” Bahkan karena
sedemikian bosannya dengan keadaan ekonomi, orang-orang pedesaan yang belum
pernah mendengar tentang Hitler dan partainya ikut memilih Nazi. Seperti
misalnya di kota terpencil di wilayah Prusia Timur, Neidenburg, terjadi
peningkatan suara yang sangat drastis untuk Nazi. Pada tahun 1928, Nazi
mendapat 2.3% suara di sini. Namun pada tahun 1930 dukungan yang mereka
dapatkan melonjak ke angka 25.8%; padahal Hitler tak pernah berkunjung ke sana
dan tak ada perwakilan partai Nazi di kota itu. Tapi bukan hanya Nazi yang
mulai naik daun, komunis juga mulai mendapat dukungan sehingga demokrasi yang
baru lahir di Jerman mulai terancam karena para pemilih terdorong ke titik
ekstrim; antara Nazi dan Komunis. Pertikaian mulai terjadi, Nazi dan Pasukan
Badainya (SA) dengan Komunis.
Meskipun pada pemilu itu, Hitler
kalah dari pesaingnya Presiden Hidenburg, ia telah menetapkan dirinya sebagai
pemimpin alternatif Jerman yang menawarkan keteraturan, kedisiplinan, dan
kharisma. Pada pemilu tahun 1932 mayoritas mulai memilih dua partai yang secara
terbuka bertujuan menggulingkan demokrasi Jerman: Nazi dan Komunis. Demokrasi
yang datang di Jerman pada akhir PD I dianggap kurang cocok dan harus
disingkirkan dari Jerman. Dalam pidato pemilihan umumnya (Juli 1932), Hitler
tidak menyembunyikan fakta bahwa Nazi memiliki paham kediktatoran:
Hitler dalam pidato pemilihan
umumnya (Juli 1932).
“Musuh
kita menuduh kita golongan sosialis-nasional, dan aku pada khususnya, sebagai
orang yang tidak toleran dan menyukai permusuhan. Mereka bilang kita tak mau
bekerjasama dengan partai lain. Mereka bilang golongan Sosialis-Nasional
bukanlah orang Jerman karena menolak bekerjasama dengan partai lain. Lalu,
apakah memiliki 30 partai adalah ciri khas bangsa Jerman!? Aku harus mengakui
satu hal – orang-orang itu tidak salah. Kita tidak toleran. Aku memiliki satu
tujuan – untuk menyingkirkan 30 partai politik itu dari Jerman! Mereka salah
mengira kita adalah salah satu dari mereka. kita punya satu tujuan, dan kita
akan mewujudkannya dengan setia dan tanpa kompromi sampai ke liang kubur!“
Hasilnya pada pemilihan umum bulan
Juli 1932 itu, Nazi menjadi partai terbesar di Jerman dengan meraih 37.4%
suara. Kini hanya ada satu orang yang menjadi penghalang antara hitler dan
posisi Kanselir: Presiden Hindenburg, orang yang pernah bersaing dengan Hitler
untuk jabatan presiden dan mengalahkannya. Hindenburg bertemu Hitler pada
tanggal 13 Agustus 1932 dan dalam pertemuan itu, Hitler menuntut untuk menjadi
kanselir; Hindenburg menolak. Ia tidak setuju bila kekuasaan pemerintah
diberikan ke satu partai yang tidak mewakili mayoritas pemilih dan lebih jauh
lagi tidak toleran dengan disiplin yang rendah dan seringkali menggunakan
kekerasan.
Kemudian, munculah sekelompok orang
yang mulai menekan dan melobi Presiden Hindenburg, termasuk salah satu di
antaranya seorang pengusaha mantan Direktur Reich Bank Hjalmar Schacht.
Ia menulis surat kepada Hindenburg mendesak agar Hitler diberi mandat Kanselir
demi kebaikan Jerman. Para pengusaha ketika itu lebih memilih agar perekonomian
Jerman dikuasai oleh Nazi daripada Komunis yang jelas akan mematikan usaha
mereka. Tekanan baru muncul sebagai akibat dari permainan perang militer:
sebuah laporan menegaskan pada kabinet bahwa dalam kerusuhan sipil, militer
tidak dapat mengendalikan baik Nazi maupun Komunis.
Tapi bukan hanya Hindenburg saja
yang mendapat tekanan; Nazi juga mendapatkan hal yang sama. Partai Nazi
terancam bangkrut dan kehabisan uang setelah salah satu tokoh utama partai,
Gregor Strasser, mengundurkan diri. Sehingga dukungan suara mereka turun
menjadi 33%; tampaknya dukungan untuk mereka sudah mencapai titik maksimal.
Untungnya, Nazi mendapat dukungan dari kelompok tradisional Kanan yang ingin
menggulingkan demokrasi dan komunis karena tanpa dukungan Hitler, mereka tidak
akan mampu melakukannya. Salah satu di antara mereka. mantan Kanselir bangsawan
Franz von Papen, menawarkan kesepakatan: Hitler bisa menjadi Kanselir jika ia,
von Papen, menjadi wakil Kanselir, dan hanya ada 2 anggota Nazi lainnya yang
masuk kabinet yang mayoritas diisi oleh orang-orang konservatif tradisional.
Dengan begitu, ia berharap pengaruh Hitler dapat “dijinakkan.” Akhirnya,
Hindenburg menawarkan posisi Kanselir kepada Adolf Hitler pada 30 Januari 1933.
Dan segera setelah pengangkatan resmi itu, salah satu sahabat terdekat
Hindenburg pada saat Perang Dunia I, Jenderal Ludendorff, mengirim telegram
kepadanya:
“Ku ramalkan dengan sungguh-sungguh
bahwa “orang terkutuk” ini akan membawa negara kita ke dalam jurang yang dalam.
Generasi mendatang akan mengutukmu karena ini”.
Suara
Untuk Partai Nazi
|
||||
Tanggal
|
Jumlah
Suara
(dalam ribuan) |
Persentase
|
Kursi
di
Reichstag |
Keterangan
|
Mei
1924
|
1,918.3
|
6.5
|
32
|
Hitler
di dalam penjara
|
Desember
1924
|
907.3
|
3.0
|
14
|
Hitler
dibebaskan
|
Mei
1928
|
810.1
|
2.6
|
12
|
-
|
September
1930
|
6,409.6
|
18.3
|
107
|
Krisis
finansial terjadi
|
Juli
1932
|
13,745.8
|
37.4
|
230
|
Hitler
menjadi kandidat presiden
|
November
1932
|
11,737.0
|
33.1
|
196
|
|
Maret
1933
|
17,277.0
|
43.9
|
288
|
Hitler
telah menjadi Kanselir Jerman
|
BAB III
PANDANGAN PEMIKIRAN ADOLF HITLER TENTANG
“SUPREMASI JERMAN RAYA”
Setelah kalah dan kacau balaunya
Jerman pada perang dunia ke I, Jerman sebagai pihak yang kalah kehilangan
banyak wilayahnya dan harus membayar biaya perang dan sebagainya. Hitler yang
menganggap perjanjian ini sebagai sampah mampu membuat jutaan rakyat Jerman
berdiri di belakangnya untuk menolak isi perjanjian ini dan merebut kembali apa
yang menjadi ‘hak milik’ rakyat Jerman.
Mulai tahun 1934 Hitler berhasil
membawa Jerman yang seluruhnya porak poranda karena kalah perang kembali
menjadi kekuatan besar Eropa. Banyak peninggalannya yang masih bisa kita lihat
sekarang, misalnya autobahn atau sistem jalan tol terbaik di dunia (yang tidak
memiliki batasan kecepatan) adalah hasil karya rezim Hitler. Mobil volkswagen
juga merupakan salah satu hasil rezim Hitler. Kekejaman dan terror yang dia
terbar dimuka bumi mungkin tidak bisa dimaafkan, tetapi tidak bisa disangkal
bahwa Hitler adalah salah satu jenius dari manusia dimuka bumi ini.[7]
Awal Mula
Pemikiran Adolf Hitler :
Untuk mempelajari pemikiran Adolf
Hitler dengan faham fasismenya terlebih dahulu kita telaah tentang pemikir yang
mempengaruhinya lahirnya famah tersebut :
- Niccolo Machiavelli
Yang paling menonjol dari dari
ajaran Machiavelli terhadap pemikiran Adolf Hitler adalah menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuannya[8] dan juga menghendaki pengontrolan
terhadap kekuasaan, yaitu dengan cara membungkam setiap lawan politiknya. Cara
yang dilakukannya yaitu dengan dibakarlah gedung parlemen Jerman, lalu ia
menuduh bahwa aksi keji itu dilakukan para musuh politiknya yang selama ini
berdiam di gedung wakil rakyat.[9]
- Charles Darwin
Pendapatnya yang mengatakan “peperangan
(perjuangan untuk mempertahankan hidup” pada mahluk hidup di alam. Oleh
sebab itu, ide bahwa “yang kuat tetap hidup dan yang lemah akan musnah”
mulai diterapkan juga pada manusia dan kehidupan dalam bermasyarakat.
Justifikasi ilmiah Darwinisme inilah yang kemudian digunakan oleh Adolf Hitler
untuk membangun ras super.[10]
Inspirasi terbesar dari Darwin
terhadap Hitler adalah tentang pertarumhan (perjuangan) untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Bukunya yang terkenal diberi judul Mein Kampf
(Perjuangan Saya) teinspirasi dari pertarungan (perjuangan) untuk
mempertahankan kelangsungan hidup ini. Sebagaimana Darwin, Hitler memberikan
staus kera pada ras-ras non-Eropa, dan mengatakan, “Hapuskan (ras) Jerman
Nordik dan tidak ada yang tersisa kecuali tarian para kera”.[11]
2.
Freidrich Nietzsche
Pengaruh Nietzsche terhadap ideologi
Nazi merupakan sebuah kenyataan yang ditekankan oleh begitu banyak sejarawan.
Sebagaimana dinyatakan sejarawan H.F. Peters, banyak orang mengutuk Nietzsche
sebagai “bapak fasisme”. Dalam bukunya, The Myth of the 20th Century,
ideolog Nazi Alfred Rosenberg secara terbuka memuji Nietzsche. Hitlerjugend
(Kaum Muda Hitler), sayap kepemudaan dari gerakan Nazi, menjadikan buku
Nietzsche Thus Spake Zarathustra sebagai sebuah naskah keramat. Adolf
Hitler memerintahkan pembangunan monumen khusus untuk mengenang Nietzsche, dan
merintis pendirian pusat-pusat pendidikan dan perpustakaan “di mana para pemuda
Jerman dapat diajarkan doktrin Nietzsche mengenai ras unggul”. Akhirnya, Gedung
Peringatan Friedrich Nietzsche dibuka oleh Hitler pada bulan Agustus 1938. [12] Nietzsche merupakan seseorang yang
memuliakan individu yang bebas, besar, dan kuat, yaitu seseorang yang diadopsi
oleh orang-orang Nazi dari ras arya. Beliau sering mengaburkan makna dari
tulisan-tulisannya yang di interpretasikan oleh para psikolog dan eksestialis
di abad ke-20. Setelah tahun 1889 beliau dinyatakan tidak waras secara
permanen.[13]
Kelanjutan
Pemikiran Adolf Hitler :
Teori Darwin telah memasuki benak
Hitler, bahkan meresap sampai ke tulang sumsum. Hal ini amat terasa dalam
bukunya Mein Kampf (Perjuanganku). Ia menyamakan ras non-Eropa sebagai
kera.
Dari dalam dirinya tumbuh ‘kekuatan’
yang mendapat inspirasi dari teori Darwin bahwa untuk mempertahankan hidup
manusia harus bertarung. Ia menerjemahkan impiannya dengan menyerang Austria,
Cekoslowakia, Perancis, Rusia, dll. Malah terbersit nafsu menguasai seluruh
dunia. Ia melansir konsep eugenetika yang menjadi dasar pijakan pandangan
evolusionis Nazi. Eugenetika berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan
membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu sehat.
Sehingga menurut teori itu, ras manusia bisa diperbaiki dengan meniru cara
bagaimana hewan berkualitas baik dihasilkan melalui perkawinan hewan yang
sehat. Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit dimusnahkan.
Tak lama setelah berkuasa, Hitler
menerapkan teori itu dengan tangan besi. Orang-orang lemah mental, cacat, dan
berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam ‘pusat sterilisasi’ khusus. Karena
dianggap parasit yang mengancam kemurnian rakyat Jerman dan menghambat kemajuan
evolusi, maka atas perintah rahasianya, dalam waktu singkat mereka semua
dibabat habis.
Masih dalam eforia teori evolusi dan
eugenetika, Nazi menghimbau muda-mudi berambut pirang bermata biru yang
diyakini mewakili ras murni Jerman biar berhubungan seks tanpa harus menikah.
Pada 1935, Hitler memerintahkan didirikannya ladang-ladang khusus reproduksi
manusia. Di dalamnya tinggal para wanita muda yang memiliki ras Arya. Para
perwira SS (Schutzstaffel) sering mampir ke sana buat mesum dengan dalih
eugenetika. Para bayi yang lahir kemudian disiapkan menjadi prajurit
masa depan ‘Imperium Jerman’.
Menurut Charles Darwin, karena
ukuran tengkorak manusia membesar saat menaiki tangga evolusi, maka di seluruh
Jerman dilakukan pengukuran buat membuktikan tengkorak bangsa Jerman lebih
besar dari ras lain. Mereka yang tak sebesar ukuran resmi, begitupun yang gigi,
mata, dan rambut di luar kriteria evolusionis langsung dihabisi.[14]
Berasal dari sebuah teori yang
bersifat ilmiah kemudian Hitler merumuskannya ke dalam teori bernegara dan
berbangsa terhadap Jerman, hal ini dimaksudkan agar kemutlakan atas bangsa Arya
tidak dapat dipungkiri dan atas dasar itu pula maka Jerman-lah yang seharusnya
memimpin dunia ini.
BAB IV
ULASAN PRIBADI TENTANG ADOLF HITLER
Dengan membaca beberapa buku dan
artikel yang dimuat dalam beberapa situs internet penulis berpendapat bahwa
pemikiran Adolf Hitler akan “Supremasi Jerman Raya” bertitik berat pada
pandangan yang berlandaskan atas chauvinisme ras Arya Jerman. Dimana sikap itu
berkeyakinan bahwa bangsa Jerman-lah yang seharusnya memimpin dunia ini, karena
bangsa lain dianggapnya sebagai kelas inferior.
Dari suatu pandangan itulah nilai
nasionalisme bangsa Jerman semakin tinggi yang diprogandakan oleh Hitler.
Propaganda ini bertujuan agar terwujudnya suatu negara Jerman Raya yang terdiri
dari bangsa-bangsa Jerman yang tersebar di negara-negara Eropa maupun orang
yang berbahasa Jerman harus masuk ke dalam wilayah Jerman Raya yang berpusat di
Berlin.
Agar tercapainya mimpi akan negara
Jerman Raya, maka Hitler menyerukan pasukannya agar menggempur negara-negara di
Eropa dan melakukan pembantaian terhadap warga yang bukan berdarah Jerman,
pembantaian ini tidak hanya terjadi di Jerman namun juga terjadi di beberapa
negara Eropa yang telah jatuh ke tangan Jerman.
Menurut penulis serbuan militer
bukanlah hal yang paling utama dalam pendirian negara Jerman Raya melainkan
sikap nasionalisme bangsa Jerman yang sangat tinggi pada saat itu yang
mengakibatkan penghalalan segala cara demi terwujudkan legalitas bangsa Jerman
terhadap kepemimpinan Jerman di Eropa. Sehingga segala keputusan yang diambil
oleh Hitler baik itu buruk atau baik selalu mendapat dukungan penuh di rakyat
Jerman pada masa itu.
BAB V
KESIMPULAN
Bahwa dapat disimpulkan pemikiran
yang diadopsi oleh Adolf Hitler berlandaskan pada nilai-nilai, yaitu Rasisme,
suatu sikap memandang rendah terhadap suatu individu atau kelompok yang
dikarenakan atas suatu perbedaan yang menonjol berupa fisik, ras, etnis, suku,
agama, politik, dan faktor ekonomi. Yang kedua adalah Chauvinisme, suatu
sikap nasionalisme yang berlebihan, yang dikelanjutannya menciptakan suatu
konflik. Yang ketiga adalah Eugenetika, suatu ‘perbaikan’ ras manusia
dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu
sehat. Sehingga menurut teori itu, ras manusia bisa diperbaiki dengan meniru
cara bagaimana hewan berkualitas baik dihasilkan melalui perkawinan hewan yang
sehat. Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit dimusnahkan. Yang keempat adalah Megalomaniac,
suatu tindakan individu atau kelompok yang obsesi atau menggila-gilakan suatu
penggunaan kekuasaan. Yang kelima adalah Utopist, suatu individu maupun
kelompok yang menginginkan suatu negeri impian yang sempurna sesuai dengan
cita-cintanya.
Pemikirannya berasal dari para
pemikir terdahulu seperti Machiavelli dalam Il Principe, Charles Darwin
dalam Origin of Species, dan Friedrich Nietzsche dalam Thus Spake
Zarathustra.
Pemikirannya tentang “Supremasi
Jerman Raya” adalah suatu pemikiran tentang terciptanya Jerman yang luas untuk
terciptanya suatu negeri Jerman raya yang diperuntukan untuk orang-orang dari
ras Arya saja, karena selain dari ras Arya merupakan kelas rendahan (inferior).
DAFTAR PUSTAKA
Bibly, Cyril. Race, Prejudice,
and Education. New York : Frederick A. Praeger, 1960.
Downs, Robert B. Books That
Changed The World. New York : Mentor, 1956.
Dunn, L.C., dan Th. Dobzhansky. Heredity,
Race and Society. New York : Mentor, 1960.
Hoffman, Mark S. The World
Almanac and Book of Facts 1993. New York : World Almanac, 1993.
Isaacs, Alan. New Webster’s
Universal Encyclopedia. New York : Bonanza Books, 1985.
Katz, Jacob. Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan Ziosnisme. Surabaya : Pustaka Progressif Surabaya, 1997.
Machiavelli. The Prince. New
York : Mentor, 1952.
Macksey, K.J. Panzer Division The
Mailed Fist. New York : Ballantine Books, 1968.
Mason, David. U-Boat : The Secret
Manace. New York : Ballantine Books, 1968.
Morison, Samuel Eliot. The
Two-Ocean War. New York : Ballantine Books, 1964.
Von Der Porten, Edward P. The
German Navy in World War Two. New York : Ballantine Books, 1976.
Wall, Calvin. Suatu Pengantar
Kedalam Ilmu Djiwa Sigmund Freud. Jakarta : PT Pembangunan Djakarta, 1954.
Wiesel, Elie. Malam. Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Zieser, Benno. The Road To
Stalingrad. New York : Ballantine Books, 1956.
Website :
[1] Robert B. Downs, Books That
Changed The World, (New York : Mentor, 1956), hal. 118.
[3] Robert B. Downs. Op.Cit, hal
120.
[4] Calvin S. Wall, Suatu Pengantar
Kedalam Ilmu Djiwa Sigmund Freud, (Jakarta : PT Pembangunan Djakarta,
1962), hal. 63.
[13] Alan Isaacs, New Webster’s
Universal Encyclopedia, (New York : Bonanza Books, 1987), hal. 706.
[14] Diakses Jum’at, 21 November 2008. http://www.wikipedia.com
No comments:
Post a Comment