Sunday, November 26, 2017

Pendidikan Masa Khulafa



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist bertujuan untuk membentuk manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan pendidikan dan kehidupannya, sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rosulnya demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
Setelah Rasulullah ‘Alaihi Sholatu Wassalam wafat kekuasaan pemerintahan Islam di pegang oleh Khulafa’ur Rosyidin. Wilayah Islam telah meluas diluar jazirah Arab para kholifah ini memusatkan perhatiannya pada pendidikan keagamaan,syiar agama dan kokohnya pendidikan.
Pertumbuhan dan perkembangan islam yang berlangsung pada masa Khulafa’ Ar Rasyidiin (Abu Bakar Ash-Shiddiq,Umar bin Khathab,’Utsman bin affan dan Ali bin Abi Thalib) Radhiyallahu ‘Anhum di warnai dengan perkembangan ilmu-ilmu naqliyah. Pendidikan Islam bukan sekedar “transfer of knowledge”,tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata di atas pondasi keimanan dan keshalehan, suatu sistem yang terkait secara langsung dengan Allah Subhanahu Wata’ala.Pendidikan Islam merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan seseorang agar sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Dari segi materi,pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlaq, ibadah, kesehatan dan lain sebagainya. Dari sini kita dapat mengetahui metode dan perkembangan pendidikan islam pada masa Khulafa’ur Rasyidin.
B.   Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana metode pendidikan islam pada masa khulafa’ur Rasyidin ?
2.      Apa saja perkembangan pendidikan pada masa Khulafa’ur Rasyidin ?
C.  Tujuan
1. Untuk mengetahui metode pendidikan pada masa Khulafa’ur Rasyidin.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan pada masa Khulafa’ur Rasyidin














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Khulafaur Rasyidin.
Khulafa’ur Rasyidin berasal dari kata “Khulafa” dan “Ar-Rasyidin” kata “Khulafa’” merupakan bentuk jamak dari kata “Khalifah” kata ini dalam bahasa arab mempunyai arti “Pengganti”, sedangkan kata “Ar-Rasyidin” merupakan bentuk jamak dari kata “Rosyada” yang mengandung pengertian lurus, benar dan mendapat petunjuk. Dari pengertian di atas maka dapat  di pahami bahwa Khulafa’ur Rasyidin adalah orang yang di tunjuk sebagai pengganti Nabi Muhammad setelah wafatnya beliau yang senantiasa mendapat petunjuk. Adapun yang dimaksud dari kata “Khulafa’ur Rasyidin” disini adalah para pemimpin pengganti Rasulullah dalam urusan kehidupan kaum muslimin yang sangat adil dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berjalan pada jalur yang benar dan mendapat hidayah dari Allah SWT.
Para pemimpin atau “Khulafa’ur Rasyidin” yang di maksudkan terdiri dari empat orang sahabat Rasulullah yaitu : 1. Abu Bakar Ash-Shiddiq 2. Umar bin Khattab 3.’Utsman bin Affan 4.Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhum. Periode Khulafa’ur Rasyidin ini merupakan periode penyiaran Islam yang sangat berhasil, sehingga Islam mulai tersiar di luar jazirah Arabia, berikut analisa Sejarah Pendidikan Islam periode Khulafa’ur Rasyidin:



1.      Pada Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M)/(11-13 H)
Nama beliau adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al-Quraisyi At-Taimi.Adapun Abu Bakar adalah nama kuniyah beliau.
Setelah Rasulullah Shollallahu’Alaihi Wasallam Wafat,kepemimpinan ummat islam di pegang olehnya.Adapun pelaksanaan pendidikan islam pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ini sama dengan pendidikan islam yang dilaksanakan pada masa Rasulullah,baik materi maupun lembaga pendidikannya. Masa awal kekhalifahan Abu Bakar diguncang pemberontakan oleh orang-orang murtad, orang-orang yang mengaku sebagai nabi, dan orang-orang yang enggan membayar zakat. Berdasarkan hal ini Abu Bakar memusatkan perhatiannya untuk memerangi para pemberontak yang dapat mengacaukan keamanan dan mempengaruhi orang islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari ajaran Islam[1]
Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari :
1)      Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
2)      Pendidikan akhlaq,seperti adab masuk rumah orang,sopan santun bertetangga dan bergaul dalam masyarakat.Juga pendidikan Ibadah seperti pelaksanaan sholat,puasa,zakat dan haji.
3)      Kesehatan, seperti tentang kebersihan,gerak-gerik dalam sholat,merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani[2]
Mesjid selain sebagai tempat mendirikan Sholat dan membaca Al-Qur’an juga di jadikan pusat sarana lembaga pendidikan Islam, juga sebagai benteng pertahanan rohani dan sebagai tempat pertemuan.Selain itu di bentuk pula lembaga untuk belajar membaca menulis  yang disebut Kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid.Selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab di dirikan oleh orang-orang arab di masa Abu-Bakar Ash Shiddiq[3], dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah di Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat nabi yang terdekat.
Perkembangan Pendidikan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq:
Masa awal kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, terjadi pemberontakan oleh orang-orang yang murtad orang yang mengaku sebagai Nabi, dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Abu Bakar memusatkan kosentrasinya untuk memerangi pemberontakan yang dapat mengacaukan keamanan yang dapat mempengaruhi kaum muslimin yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari Islam. Maka dikirimlah pasukan untuk menumpas para pemberontak di Yamamah.Dalam operasi tersebut sebanyak 73 orang Islam yang gugur yang terdiri dari para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para Hafidz Al-Qur’an.Kenyataan ini telah mengurangi jumlah sahabat penghafal Al-Qur’an.Jika tidak di selesaikan,sahabat-sahabat Nabi yang hafal Al-Qur’an akan habis dan akhirnya akan melahirkan perselisihan dikalangan umat Islam mengenai Al-Qur’an. Oleh karena itu sahabat Umar bin Khatab menyarankan kepada khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an. Saran tersebut kemudian direalisasikan oleh Abu Bakar dengan mengutus Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq telah berjasa dalam menyelamatkan keaslian materi dasar pendidikan Islam.
Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa pelaksanaan pendidikan islam pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ini sama dengan pendidikan islam yang di laksanakan pada masa Nabi baik materi maupun lembaga pendidikannya.

2.      Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab(634-644 M)/(13-24)
Umar bin Khattab berasal dari bani Adi,salah satu rumpun Quraisy,suku terbesar di kota Mekkah pada saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al-Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim dari bani Makhzum[4].’Umar memiliki Julukan yang diberikan oleh nabi Muhammad yaitu, Al Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
    Sebelum Khalifah pertama Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, beliau telah menyaksikan banyaknya persoalan yang timbul di kalangan kaum muslimin. Berdasarkan hal inilah Khalifah  Abu Bakar Ash-Shiddiq menunjuk penggantinya yaitu Umar bin Khattab, yang tujuannya adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat..
. Pada masa khalifah Umar bin Khattab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh  tidak diperlukan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada diantara umat Islam yang ingin belajar harus pergi ke Madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan terpusat di Madinah[5]. Dengan meluasnya Islam sampai ke jazirah Arab, tampaknya khalifah memikirkan pendidikan Islam di daerah – daerah yang baru di taklukkan. Untuk itu, Umar bin Khattab memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan
.Berkaitan dengan masalah pendidikan ini,khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik melakukan pernyuluhan pendidikan dikota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid- masjid dan pasar – pasar[6] serta mengangkat dan menunjuk guru–guru untuk tiap – tiap daerahyang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam lainnya seperti Fiqih, kepada penduduk yang baru masuk Islam. Diantara sahabat – sahabat yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab ke daerah adalah Abdurahman bin Ma’qaal dan Imran bin Hashim.Kedua Sahabat ini di tempatkan di Bashrah, Abdul Rahman bin Ghanam di tempatkan di Syiria,dan Hasan bin Abi Jabalah dikirim ke Mesir[7].Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid sedangkan murid melingkarinya (Halaqoh).Jadi dalam masa Khalifah Umar bin Khattab yang menjadi pendidik adalah Umar dan para sahabat – sahabat besar yang lebih dekat kepada Rasulullah dan memiliki pengaruh yang besar, sedangkan pusat pendidikannya selain di Madinah juga di Mesir, Syiria dan Bashrah. .
Dengan meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar, karena mereka yang baru masuk Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat- sahabat yang menerima langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,hingga terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah – daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan adalah membaca dan menulis Al- Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok –pokok agama Islam. Pendidikan pada masa ini dapat di katakana lebih maju dibandingkan sebelumnya.Tuntutan untuk belajar bahasa Arab, juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam dari daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, pada masa ini sudah ada pengajaran bahasa Arab.
Perkembangan Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab.
Di tengah kondisi pokok politik yang stabil serta melanjutkan kebijakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab mengirim pasukan untuk memperluas wilayah Islam. Ekspansi Islam di masa Umar mencapai hasil yang gemilang yang meliputi Semenanjung Arabia, Palestina, Syiria  Irak  Persia  dan Mesir.
Dengan meluasnya wilayah Islam sampai keluar jazirah Arab Khalifah Umar bin Khatthab  memikirkan pendidikan Islam didaerah diluar jazirah Arab Karena bangsa tersebut memiliki adat dan kebudayaan yang berbeda dengan Islam. Umar-pun memerintahkan panglima-panglima,apabila mereka berhasil menguasai suatu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan[8]. Berkaitan dengan usaha itu khalifah Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan yang bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk Islam. Pendidikannya dikelola dibawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu, serta diiringi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitul mal, dan lain sebagainya. Sedangkan sumber gaji para pendidik pada waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukkan dan dari baitulmall.
Meluasnya kekuasaan Islam mendorong kegiatan  pendidikan Islam bertambah besar karena mereka yang baru menganut Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat yang menerima langsung dari Nabi Shallallahu’Alaihi Wasallam,Khususnya menyangkut hadist-hadits Rasulullah yang merupakan salah satu sumber agama yang belum terbukukan dan hanya ada dalam ingatan para sahabat. .
            Selain itu Khalifah Umar bin Khatthab menginstruksikan kepada penduduk agar mengajarkan anak-anaknya mengendarai unta, memanah, membaca dan menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa.

3.      Pada Masa Khalifah Ustman bin Affan (644 – 656 M)
Beliau adalah ‘Utsman bin Abil Ash ibn Umayyah.Beliau termasuk saudagar besar dan kaya juga sangat pemurah menafkahkan hartanya untuk kepentingan ummat Islam. ‘Utsman diangkat menjadi khalifah hasil dari pemilihan Panitia enam Diantaranya: ‘Usman, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, dan Abdurrahman bin Auf..
Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rosulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah – daerah yang mereka sukai.Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah – daerah.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa ‘Utsman bin Affan ini lebih ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam. Dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.Khalifah ‘Utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan.Namun begitu, ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi dan di rasakan dimasa sekarang yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat- ayat Al-Qur’an. Pada masa Khalifah ‘Utsman bin Affan, tugas mendidik dan mengajar umat diserahkan pada ummat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru- guru. Jadi para pendidik tersebut dalam melaksanakan tugasnya hanya mengharapkan keridhaan Allah semata.
Adapun objek pendidikan pada masa itu terdiri dari Orang dewasa dan  anak- anak yang baru masuk Islam,baik orang tuanya telah lama memeluk Islam ataupun yang baru memeluk Islam.Orang dewasa atau orang tua yang telah lama memeluk Islam Orang yang mengkhususkan dirinya menuntut ilmu agama secara luas dan mendalaminya, karena pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tidak mungkin dilakukan dengan cara menyamaratakan semua objek tetapi harus diadakan pengklasifikasian yang rapi dan sistematis, disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan dari peserta didiknya.
Perkembangan pendidikan di masa Khalifah ‘Utsman bin Affan.
Pada masa khalifah Utsman bin Affan pelaksanaan pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada. Usaha konkrit di bidang pendidikan Islam ini di buktikan adanya lanjutan usulan khalifah Umar kepada khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Khalifah ‘Utsman bin Affan memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit bersama Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, supaya menyalin mushaf Al-Qur’an yang dikumpulkan pada masa khalifah Abu Bakar. Setelah selesai menyalin mushaf itu Utsman memerintahkan para penulis Al-Qur’an untuk menyalin kembali dan dikirimkan ke Mekkah, Kuffah, Bashrah dan Syam, khalifah Utsman sendiri memegang satu mushaf yang disebut mushaf Al-Imam.
Mushaf Abu Bakar dikembalikan lagi ketempat peyimpanan semula yaitu rumah Hafsah. Khalifah Utsman meminta agar umat Islam memegang teguh apa yang tertulis dimushaf yang dikirimkan kepda mereka sedangkan mushaf-mushaf yang sudah ada ditangan umat Islam segera dikumpulkan dan dibakar untuk menghindari perselisihan bacaan Al-Qur’an serta menjaga keasliannya. Fungsi Al-Qur’an sangat fundamental bagi sumber agama dan ilmu-ilmu Islam. Oleh karena itu menjaga keasliannya Al-Qur’an dengan menyalin dan membukukannya merupakan suatu usaha demi perkembangan ilmu-ilmu Islam dimasa mendatang.
Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib adalah putra dari paman Rasulullah dan suami dari Fathimah,putri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.Ali adalah khalifah yang keempat setelah ‘Utsman bin Affan.
Pada masa Ali bin Abi Tholib ini banyak terjadi Fitnah dan kekacauan antara kaum muslimin, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa,kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan, pada saat itu Ali tidak sempat memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya di tumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyarakat islam.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.       Khulafa’ur Rasyidin” adalah para pemimpin pengganti Rasulullah dalam urusan kehidupan kaum muslimin yang sangat adil dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya senantiasa berjalan pada jalur yang benar serta senantiasa mendapat hidayah dari Allah SWT
2.       Metode pendidikan pada masa Khalifah pertama Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak jauh beda dengan pendidikan dimasa Nabi Shallallahu’Alaihi Wasallam. Pola pendidikan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar sama dengan pola yang diterapkan pada masa Rasulullah baik dari segi materi ( keimanan, akhlak, dan kesehatan ) maupun dari segi lembaganya ( Kuttab).
3.       Pada masa khalifah Umar Bin Khattab, pendididkan sudah lebih meningkat dimana pada masa khalifah Umar guru-guru sudah digaji untuk mengajar ke daerah-daerah yang baru di taklukkan.
4.       Pada masa khalifah ‘Utsman bin Affan, pendidikan diserahkan pada rakyat dan sahabat tidak hanya fokus di Madinah saja, tetapi dibolehkan kedaerah-daerah lain untuk mengajar.
5.       Pada masa khalifah Ali Bin Abi Tholib, pendidikan kurang mendapat perhatian di sebabkan karena pemerintahan Ali selalu dilanda konflik Fitnah yang berujung kepada kekacauan antara ummat islam.

DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Samsul, Dr., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,1997
Soekarno, Drs.,Sejarah Dan Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa, 1983
Thohir, Ajid., Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Joesoef, Sejarah Daulah Khulafaur Rasiddin, Medan : Bulan Bintang, 1979
Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1990
Nizar,samsul.2008.sejarah pendidikan islam.jakarta:kencana.





Sejarah Pendidikan Islam di masa Khulafa’ Ar-Rasyidin


MAKALAH

Mata Kuliah “ Sejarah Pendidikan Islam ”
Semester II  Jurusan Pendidikan Agama Islam I
UIN Alauddin Makassar


Dosen Pemandu

Prof. Dr.H. Bahaking Rama, M.S
Dr. H. Muzakkir M.Pd.I




Oleh:
ISMAIL ARWIN
80200216061
Pendidikan Agama Islam




PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN  MAKASSAR
TAHUN 2017



[1]  Hanun Asrohah,Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta: Wacana Ilmu,2001) h.36
[2]  Mahmud Yunus,Sejarah Pendidikan Islam,(Jakarta: Hidayakarya Agung 1989) h.18
[3]   Asama Hasan fahmi,Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Bulan Bintang) h.30
[4] Ja’farian,Rasul.Sejarah Islam sejak wafatnya nabi hingga runtuhnya bani Umayyah (Jakarta: Lentera 2003)
[5] Sukarno dan Ahmad Supardi,Sejarah dan Filsafat Islam, (Bandung: Angkasa) h.51
[6] Muhammad Syadid,Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an,terj.(Jakarta: Penebar Salamm,2001) h.37
[7] Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan.h. 47
[8] Hanun Asrohah, Loc.cit.

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...