1.
Nafi’ bin Hurmuz (wafat 117 H)
Nafi’ lengkapnya
bernama Nafi’ bin Hurmuz (ada yang mengatakan bin Kawus), seorang ahli fiqh.
Nama julukannya adalah “Abu Abdillah al-Madini”. Abdullah bin Umar
menemukannya dalam suatu peperangan ia senang akan kegemaran Nafi’ terhadap
ilmu dan selalu menyiapkan diri dengan baik untuk meriwayatkan hadits. Ia
berkata :“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada kita dengan Nafi”.
Nafi’ benar benar
ikhlas dalam berkhidmat kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun. Sebagian
ulama berpendapat bahwa Nafi’ berasal dari Naisabur, sedangkan ulama lain
mengatakan ia dari Kabul. Adapun menurut Yahya bin Ma’in:” Nafi adalah
seorang Dalam yang gagap bicara”.
Imam Malik bin Anas
termasuk murid Nafi’ bahkan muridnya yang paling tetap, menurut an-Nasa’I,
mengenai gurunya ini. Imam Malik berkata:” Apabila aku mendengan hadits dari
Nafi’, dari Ibnu Umar, aku tidak perduli lagi, sekalipun aku tidak
mendengarnya dari orang lain. Dari sini Imam Bukhari menetapkan bahwa sanad
paling shahih adalah Malik dari Nafi’, dari Ibnu Umar.
Nafi’ tidak hanya
meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga mempunyai riwayat-riwayat yang
bersumber dari Abu Sa’id al-Khudri, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Hafshah secara
Mursal.
Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah : Abdullah bin Dinnar, Az-Zuhri, al-Auza’I, Ibnu Ishaq, Shalin bin Kaisan, dan Ibnu Juraij.
Yang meriwayatkan hadits dari dia ialah : Abdullah bin Dinnar, Az-Zuhri, al-Auza’I, Ibnu Ishaq, Shalin bin Kaisan, dan Ibnu Juraij.
Ibnu Umar sangat
menyukainya, ada orang yang berani membayar 30.000 dinar untuk mendapatkan
Nafi’ kemudian dimerdekakannya.
Khalifah
Umar bin Abdul Aziz mengirimnya ke Mesir dengan tugas mengajarkan hadits dan
pengetahuan agama kepada penduduk negeri itu. Ia wafat pada tahun 117 H
No comments:
Post a Comment