1.
Ibnu Majah (wafat 273 H)
Nama sebenarnya Abu
Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi’i al-Qazwini dari desa Qazwin,
Iran.
Lahir tahun 209 dan
wafat tahun 273. Beliau adalah muhaddits ulung, mufassir dan seorang alim.
Beliau memiliki beberapa karya diantaranya adalah Kitabus Sunan, Tafsir dan
Tarikh Ibnu Majah.
Ia melakukan
perjalanan ke berbagai kota untuk menulis hadits, anatara lain Ray, Basrah,
Kufah, Baghdad, Syam, Mesir dan Hijaz. Ia menerima hadit dari guru
gurunya antara lain Ibn Syaibah, Sahabatnya Malik dan al-Laits. Abu Ya’la
berkata,” Ibnu Majah seorang ahli ilmu hadits dan mempunyai banyak kitab”.
Beliau menyusun
kitabnya dengan sistematika fikih, yang tersusun atas 32 kitab dan 1500 bab dan
jumlah haditsnya sekitar 4.000 hadits.
Syaikh Muhammad Fuad
Abdul Baqi menghitung ada sebanyak 4241 hadits di dalamnya.
Sunan Ibnu Majah ini
berisikan hadits yang shahih, hasan, dhaif bahkan maudhu’. Imam Abul Faraj
Ibnul Jauzi mengkritik ada hampir 30 hadits maudhu di dalam Sunan Ibnu Majah
walaupun disanggah oleh as-Suyuthi.
Ibnu Katsir berkata,”
Ibnu Majah pengarang kitab Sunan, susunannya itu menunjukan keluasan ilmunya
dalam bidang Usul dan furu’, kitabnya mengandung 30 Kitab; 150 bab, 4.000
hadits, semuanya baik kecuali sedikit saja”.
Al-Imam
al-Bushiri (w. 840) menulis ziadah (tambahan) hadits di dalam Sunan Abu
Dawud yang tidak terdapat di dalam kitabul khomsah (Shahih Bukhari,
Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasa’i dan Sunan Tirmidzi) sebanyak 1552
hadits di dalam kitabnya Misbah az-Zujajah fi Zawaid Ibni Majah serta
menunjukkan derajat shahih, hasan, dhaif maupun maudhu’. Oleh karena itu,
penelitian terhadap hadits-hadits di dalamnya amatlah urgen dan penting. Ia
wafat pada tahun 273 H
No comments:
Post a Comment