Tuesday, November 28, 2017

Pemikiran Ibnu Khaldun



Pemikiran Ibn Khaldun Mengenai Sejarah

Ibn Khaldun merupakan pemikir dari dunia Arab, di saat dunia Arab mengalami kemandegan. Ibn Khaldun yang bernama lengkap Abu Zaid Abd-Ar-Rahman Ibn Khaldun, seorang sajarawan besar Islam pada abad pertengahan. Ibn Khaldun dilahirkan pada 27 Mei 1332 (1 Ramadhan 732 H) di Tunis.Keluarga Ibn Khaldun berasal dari Hadramaut dan masih memiliki keturunan dengan Wail Bin hajar, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Khaldun yang terlahir dari keluarga Arab-Spanyol sejak kecil sudah dekat dengan kehidupan intelektual dan politik. Ayahnya, Muhammad Bin Muhammad seorang mantan perwira militer yang gemar mempelajari ilmu hukum, teologi, dan sastra. Bahkan di usia 17, Khaldun telah menguasai ilmu Islam klasik termasuk ulum, aqliyah (ilmu kefilsafatan, tasawuf, dan metafisika). Tunisia ketika itu merupakan pusat para ulama dan sastrawan yang memungkinkan Ibn Khaldun muda banyak belajar dari mereka.Ibn Khaldun wafat pada tanggal 26 Ramadhan 808 H (16 Maret 1406M), tak lama stelah ditunjuk keenam kalinya sebagai hakim. Dia dikebumikan di kawasan pemakaman orang sufi di Kairo.
Pada abad 14 Ibn Kaldun menulis sejarah universal yang mengungkapkan secara luar biasa mengenai kemampuan pembelajaran dan kemampuan yang tidak biasa dari Ibn Khaldun yang menyusun teori umum untuk perhitungan perkembangan politik dan social selama berabad-abad. Dia adalah seorang sejarawan muslim satu-satunya yang menyarankan alasan social dan ekonomi bagi perubahan sejarah. Ibn Khaldun mengangkat rasionalitas untuk menganalisa fenomena sosial. Sikap tersebut selanjutnya diaplikasikan dalam menginterpretasi sejarah.
 Posisi sejarah dalam teori Ibn Khaldun, harus dilihat dari definisi sejarah yang diberikannya. Ibn Khaldun melihat ada dua sisi dalam bangunan sejarah, yakni sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar, sejarah itu tidak lebih dari rekaman perputaran kekuasaan pada masa lampau. Tapi jika ditilik secara mendalam, maka sejarah adalah suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari kebenaran; suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab-sebab dan asal-usul segala sesuatu; suatu pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi. Oleh karena itu sejarah berakar dalam filsafat (hikmah), dan sejarah pantas dipandang menjadi bagian dari filsafat itu.
Dengan mempertautkan sejarah kepada filsafat, Ibn Khaldun tampak juga mengatakan sejarah memberikan inspiratif dan intuitif kepada filsafat, sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logic kepada sejarah. Maka dengan dibekali logika kritis seorang sejarawan akan mampu menyaring dan mengkritik sumber-sumber sejarah, tulisan maupun lisan, sebelum ia sampai kepada proses penyajian final dari penyelidikannya.
Hampir semua kerangka konsep pemikiran Ibnu Khaldun tertuang dalam al-muqadddimah. Di al-muqaddimah tersebut, Khaldun menerangkan bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi, perihal watak manusia, seperti keliaran, keramah-tamahan, solidaritas golongan, tentang revolusi, dan pemberontakan-pemberontakan suatu kelompok kepada kelompok lain yang berakibat pada munculnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan tingkat yang bermacam-macam, tentang berbagai kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun kegiatan mereka dalam ilmu pengetahuan dan industri, serta segala perubahan yang terjadi di masyarakat.
Khaldun bahkan memerinci bahwa ekonomi, alam, dan agama merupakan faktor yang memengaruhi perkembangan sejarah.Meski punya pengaruh, faktor ekonomi, alam dan agama bagi Khaldun bukan satu-satunya faktor yang menentukan gerak sejarah. Ilmu lain inilah yang diistilahkan Ibn Khaldun sebagai kultur.
Ilmu kultur bertugas mencari pengertian tentang sebab-sebab yang mendorong manusia bertindak, disamping melacak pemahaman tentang akibat-akibat dari tindakan itu, yaitu seperti tercermin dalam peristiwa-peristiwa sejarah. Tujuan terakhir yang hendak diraih dengan bantuan ilmu kultur dalam peristiwa sejarah adalah ialah aktualisasi kebahagiaan dan kebaikan bersama melalui tindakan dan kebijkan politik
Melihat dari konsep pemikiran Ibnu Khaldun yang tertuang dalam al-muqaddimah, perubahan-perubahan yang terjadi tentang masyarakat manusia atau peradaban dunia sekarang bila dikaitkan dengan pola gerak sejarah bisa  mengalami pola gerak sejarah mundur ataupun maju.
Pola gerak sejarah maju dilihat dari kemajuan teknologi sekarang yang begitu pesat seperti adanya alat komunikasi, alat berkendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pola gerak sejarah bisa dikatakan mundur dilihat dari watak manusia yang semakin maju ilmu pengetahuan malah menjadikan adanya keliaran, pemberontakan suatu kelompok kepada kelompok lain yang berakibat pada banyaknya keinginan manusia membuat kerajaan-kerajaan dan Negara-negara sendiri dengan tingkat yang bermacam-macam, sehingga tidak adanya solidaritas ataupun keramah-tamahan antara manusia kembali lagi seperti zaman ketika ilmu pengetahuan belum berkembang banyaknya peperang yang akan haus kedudukan dan merasa golongannyalah yang terbaik..

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...