1.
Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu (wafat 74 H)
Abu Sa’id Al-Khudri
adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170 hadits.
Orang orang pernah
memintanya agar mengizinkan mereka menulis hadits hadits yang mereka dengar
darinya. Ia menjawab “ Jangan sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian
menjadikan sebagai bacaan, tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya”.
Abi Sa’id lebih
dikenal dengan nama aslinya adalah Sa’ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya Malik bin
Sinan syahid dalam peperangan Uhud, Ia seorang Khudri nasabnya bersambung
dengan Khudrah bin Auf al-Harits bin al-Khazraj yang terkenal dengan julukan
“Abjar”.
Ketika perang Uhud
pecah, ayahnya (malik) membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam
dan meminta agar anaknya diikutkan dalam peperangan. Pada waktu itu Jabir masih
berusia 13 tahun, namun ayahnya menyanjung kekuatan tubuh anaknya:” Dia
bertulang besar ya Rasulullah” tetapi, Rasulullah tetap menganggapnya masih
kecil dan menyuruh membawanya pulang.
Abu Sa’id al-Khudri
adalah salah seorang diantara para sahabat yang melakukan bai’at kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mereka berikrar tidak akan tergoyahkan
oleh cercaan orang dalam memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa ta’ala, mereka
tergabung dalam kelompok Abu Dzarr al-Ghifari, Sahl bin Sa’ad, Ubaidah bin ash
Shamit dan Muhammad bin Muslimah.
Abu Sa’id al-Khudri
bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Bani Musthaliq,
perang Khandaq dan perang perang sesudahnya, secara keseluruhan ia mengikuti 12
kali peperangan.
Riwayatnya dari para
sahabat lain banyak sekali namun sumber yang paling terkenal adalah bapaknya
sendiri Malik bin Sinan, saudaranya seibu Qatadah bin an-Nu’man, Abu Bakan,
Umar, Utsman, Ali, Abu Musa al-Asy’ari, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Salam.
Sedangkan orang orang
yang meriwayatkan hadits darinya adalah anaknya sendiri Aburahman, istrinya
Zainab bin Ka’ab bin Ajrad, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Thufail,
Nafi’ dan Ikramah.
Abu
sa’id membawa putranya Abdurahman ke tanah pemakaman Baqi, dan berpesan agar ia
nanti dimakamkan di bagian jauh dari tempat itu. Katanya: “ Wahai anakku,
apabila aku meninggal dunia kelak, kuburkanlah aku disana, Jangan engkau buat
tenda untuk, jangan engkau mengiringi Jenazahku dengan membawa api, Jangan
engkau tangisi aku dengan meratap-ratap, dan jangan memberitahukan seorangpun
tentang diriku”. Kemudian ia beliau wafat pada tahun 74 H
No comments:
Post a Comment