1.
Sa’id bin aL-Musayyab (wafat 94 H)
Nama lengkapnya Sa’id
bin al-Musayyab bin Hazn al-Quraisy al-Makhzumi, ayahnya dan kakeknya adalah
sahabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam, ia dilahirkan sebelum Umar menjadi
khalifah, sejak muda telah melakukan perjalanan siang dan malam untuk
mendapatkan hadist Nabi.
Mengenai dia
sebagaimana dituturkan oleh Ahmad bin Hambal adalah:” Ia tabi’in paling
utama”. Sedangkan
Makhul berkata:” Aku telah menjelajahi bumi untuk menuntut ilmu, teryata aku
tidak bertemu seorangpun yang lebih pandai daripada Sa’id bin al-Musayyab”. Sementara
itu Ali bin al-Madini menyatakan :” Aku tidak tahu di kalangan tabi’in ada
orang yang luas ilmunya daripada dia, menurutku ia tabi’in terbesar”.
Para ulama
meriwayatkan bahwa ia mengawinkan putrinya kepada Kutsayyir bin Abi Wada’ah
hanya dengan mas kawin dua dirham.
Padahal sebelumnya ia
menolak lamaran Abdul Malik yang ingin menjodohkan putrinya dengan al-Walid bin
Abdul Malik. Dan ketika Abdul Malik hendak melaksanakan bai’at bagi putranya
al-Walid, Hisyam bin Ismail selaku pengganti Abdul Malik di Medinah memukul
Sa’id bi al-Musayyab dan menghadapnya dengan pedang, untuk memaksanya melakukan
bai’at namun Sa’id tetap tidak mau.
Ibnu
Musayyab meriwayatkan hadist dari Abu Bakar secara Mursal, dan ia mendengar
dari Umar, Utsman, Abu Hurairah, Zaid bin Tsabit, Sayyidah Aisyah dan beberapa
yang lainnya. Yang meriwayatkan dari dia antara lain Salim bin Abdullah,
Az-Zuhri, Qatadah, Syuraik, Abu az-Zanad. Ia
wafat pada tahun 94 H.
No comments:
Post a Comment