1.
Abdullah
bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu 'anhu ( wafat 63 H )
Dia adalah seorang
dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian
hijrah sebelum penaklukan Mekkah.
Abdullah seorang ahli
ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits
Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wassalam.
Jumlah hadits yang ia
riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu ‘alaihi
Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai
hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku
mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia
mencatat sedangkan aku tidak”.
Abdullah bin Amr
meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf,
dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar
bin Al-Khatthab, as-Sa’ib bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan
Ikrimah.
Sanad paling shahih
yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari
ayahnya dan kakeknya Abdullah. Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63 H pada
malam pengepungan Al-Fusthath.
2.
Abdullah
bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H)
Nama lengkapnya
adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil al-Hudzali. Nama
julukannya “ Abu Abdirahman”. Ia sahabat ke enam yang paling dahulu masuk
islam.
Ia hijrah ke Habasyah
dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam. Dalam perang Badar, Ia berhasil membunuh Abu Jahal.
Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam bersabda” Ambilah al-Quran dari empat orang: Abdullah, Salim
(sahaya Abu Hudzaifah), Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka’ab”. Menurut para ahli
hadits, kalau disebutkan “Abdullah” saja, yang dimaksudkan adalah Abdullah bin
Mas’ud ini.
Ketikah menjadi
Khalifah Umar mengangkatnya menjadi Hakim dan Pengurus kas negara di kufah. Ia
simbol bagi ketakwaan, kehati-hatian, dan kesucian diri.
Sanad paling shahih
yang bersumber dari padanya ialah yang diriwayatkan oleh Sufyan ats-Tsauri,
dari Mansyur bin al-Mu’tamir, dari Ibrahi, dari alqamah. Sedangkan yang paling
dlaif adalah yang diriwayatkan oleh Syuraik dari Abi Fazarah dari Abu Said.
Ia meriwayatkan
hadits dari Umar dan Sa’ad bin Mu’adz. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah
Al-Abadillah (“Empat orang yang bernama Abdullah”), Anas bin Malik, Jabir bin
Abdullah, Abu Musa al-Asy’ari, Alqamah, Masruq, Syuraih al-Qadli, dan beberapa
yang lain. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 848 hadits.
Beliau datang ke
Medinah dan sakit disana kemudian wafat pada tahun 32 H dan dimakamkan di Baqi,
Utsman bin ‘Affan ikut menshalatkannya.
3.
Aisyah
binti Abu Bakar Radhiyallahu 'anha (wafat 57 H)
Aisyah adalah istri
Nabi Shallalahu ‘alaihi Wassalam putri Abu Bakar ash-Shiddiq teman dan orang
yang paling dikasihi Nabi, Aisyah masuk Islam ketika masih kecil sesudah 18
orang yang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam memperistrinya pada
tahun 2 H.
Beliau mempelajari
bahasa, Syair, ilmu kedokteran, nasab nasab dan hari hari Arab . Berkata
Az-Zuhri “ Andaikata ilmu yang dikuasai Aisyah dibandingkan dengan yang
dimiliki semua istri Nabi Shallallahu ’alaihi Wassalam dan ilmu seluruh wanita
niscaya ilmu Aisyah yang lebih utama”. Urwah mengatakan “ aku tidak pernah
melihat seorangpun yang mengerti ilmu kedokteran, syair dan fiqh melebihi
Aisyah”.
Aisyah meriwayatkan
2.210 hadits, di antara keistimewaannya beliau sendiri kadang kadang
mengeluarkan beberapa masalah dari sumbernya, berijtihad secara khusus, lalu
mencocokannya dengan pendapat pada sahabat yang alim.
Berkenaan dengan
keahlian Aisyah, Az-Zarkasyi mengarang sebuah kitab khusus berjudul Al-Ijabah
li Iradi mastadrakathu Aisyah ‘ala ash Shahabah.
Hadits yang
dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menyatakan bahwa
beliau bersabda “ Ambillah separuh agama kalian dari istriku yang putih ini “,
Sesungguhnya hadist ini tidak bersanad. Ibnu Hajar. Al-Mizzi, Adz Dzahabi dan
Ibnu Katsir menandaskan bahwa hadist itu dusta dan dibuat buat.
Aisyah meriwayatkan
hadits dari ayahnya Abu Bakar, dari Umar, Sa’ad bin Abi Waqqash, Usaid bin
Khudlair dan lain lain. Sedangkan sahabat yang meriwayatkan dari beliau ialah
Abu Hurairah, Abu Musa al-Asy’ari, Zaid bin Khalid al-Juhniy, Syafiyah binti
Syabah dan beberapa yang lain. Tabi’in yang mengutip beliau ialah: Sa’id bin
al-Musayyab, alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajda, Aisyah binti Thalhal, Amran
binti Abdirrahman, dan Hafshah binti Sirin. Ketiga wanita yang disebutkan
terakhir adalah murid murid Aisyah yang utama Ilmu Fiqh.
Sanad
yang paling shahih adalah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id dan Ubaidullah
bin Umar bin Hafshin, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah. Juga
diriwayatkan oleh az-Zuhri atau Hisyam bin Urwah, dari Urwah bin az-Zubair,
dari Aisyah. Yang paling Dlaif adalah yang diriwayatkan oleh al-Harits bin
Syabl, dari Umm an Nu’man dari Aisyah. Aisyah wafat pada 57 H, dan Abu Hurairah
ikut mensholatkannya
No comments:
Post a Comment