Thursday, November 23, 2017

Revolusi Yang Terkhianati



REVOLUSI YANG TERKHIANATI
Mumia Abu Jamal, M.A.
               
"Apakah mungkin semua hal itu dapat berhasil dilakukan tanpa adanya tindakan pengkhianatan?" - Jean Renoir (1894-1979) Pembuat Film dari Perancis
Ketika seseorang berbicara tentang revolusi, itu akan penuh akan makna dan arti, semua orangpun pastinya akan memberi perhatian padanya.
Dalam sebuah revolusi tidak ada satupun orang yang netral, atau mungkin bersifat netral. Netral adalah suatu sifat yang mencerminkan status quo dan dalam efeknya akan menyebabkan sebuah sifat  kontra revolusioner.
Banyak sekali orang yang memikirkan akan Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis, tapi sedikit sekali orang yang memikirkan akan Revolusi Haiti atau Revolusi Rusia. Kebanyakan dari revolusi yang dilakukan itu teryata telah disimpang siurkan dalam sejarah, seperti akan mengabaikan sebuah komet yang akan bersentuhan dengan bumi.
Revolusi (dengan mengabaikan cerita - cerita, mytos atau sejarah yang telah diselewengkan) adalah sebuah pucuk yang pasti ada dalam sejarah umat manusia, dan revolusi itu tentunya berhasil dalam beberapa jalan saja, dan tidak berhasil bagi pihak lain.
Lihat, berapa banyak orang yang membaca tentang revolusi yang terjadi sepanjang eropa. Mereka adalah kaum agamis, nasionalis, sosial ekonomik karakter, dan bagi mereka revolusi hanya sebuah debu yang tak berarti apa-apa.
Untuk jutaan orang Amerika, Nama-nama yang muncul dari revolusi sepanjang eropa ( tanpa melihat latar belakang etnik) adalah sebuah omong kosong virtual yang tidak pernah mereka tahu. John Ball (Inggris), Jan Hus (Czech), the Taborites, Prokop Holý (Pendeta Czech), dan yang lainnya, kita semua sebagai kaum revolusioner ( atau setidak nya yang bertindak radikal) yang telah teguh untuk melawan kaum kapitalis, melawan semua penindasan, akan hilang begitu saja dan dilupakan.
"Tidak mungkin ada sebuah diskusi tentang revolusi disini, dimana kaum revolusionernya sendiri tidak mengetahui apa itu revolusi yang mereka lakukan telah di khianati oleh teman mereka sendiri demi kepentingannya sendiri, atau tujuan mereka sendiri." ungkap Seorang pemikir Bohemia, Jan Hus yang telah menunjukan revolusi dalam dirinya sejak usia 18 tahun, ketika terjadi pemberontakan dalam revolusi Hussite.
Seorang ahli sejarah revolusioner, C.L.R James, mempunyai sebuah pengetahuan akan Revolusi yang terjadi di Pan-Afrika, ".... Ketika Pemerintah Perancis mengirimkan wakil nya untuk segera menumpas semua pemberontak dengan kekuatan militernya, Pemimpin kulit hitam [Jean-François, Biassou, and Toussaint] berusaha untuk mengkhiati pengikutnya. Mereka menulis sebuah surat kepada wakil Perancis dan berjanji akan bekerja sama dan akan meneruskan budaya perbudakan dan akan ikut serta untuk menumpas pemberontakan lainya.
Kegagalan Toussaint itu menunjukan kepada kita sebagaimana dalam nya rasa untuk khianat, tidak hanya dalam "pemimpin kulit hitam", tapi dalam setiap hati dari revolusi itu sendiri. Mari kita belajar dari sejarah atas sikap radikal dan revolusi kita, mungkin kita akan terkejut akan sikap yang pernah kita lakukan atau mungkin kita telah berkhianat pada teman kita sendiri.
Sejarah diatas mungkin akan mengajarkan pada kita akan revolusi yang akan terjadi, Jika rakyat akan dipimpin, maka seorang pemimpin itu bukanlah berasal dari kaum borjuis. Seorang pemimpin yang tepat adalah seorang yang berasal dari rakyat itu sendiri.
Mereka, kaum revolusioner, kaum radikalis, tumbuh bukan dari otak borjuis, tapi dari dalam hatinya akan setiap gerakan rakyatnya.
Mungkin sebuah revolusi dapat terkhianati, tapi jika revolusi itu tumbuh dan hidup dalam hati dari semua orang, Revolusi itu tidak mungkin dapat terhenti!
Mumia Abu Jamal 3/4/2001

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...