REVOLUSI YANG TERKHIANATI
Mumia Abu Jamal, M.A.
Mumia Abu Jamal, M.A.
"Apakah mungkin semua hal itu dapat berhasil dilakukan
tanpa adanya tindakan pengkhianatan?" - Jean Renoir (1894-1979) Pembuat
Film dari Perancis
Ketika seseorang berbicara tentang revolusi, itu akan penuh akan
makna dan arti, semua orangpun pastinya akan memberi perhatian padanya.
Dalam sebuah revolusi tidak ada satupun orang yang netral, atau
mungkin bersifat netral. Netral adalah suatu sifat yang mencerminkan status quo
dan dalam efeknya akan menyebabkan sebuah sifat
kontra revolusioner.
Banyak sekali orang yang memikirkan akan Revolusi Amerika atau
Revolusi Perancis, tapi sedikit sekali orang yang memikirkan akan Revolusi
Haiti atau Revolusi Rusia. Kebanyakan dari revolusi yang dilakukan itu teryata
telah disimpang siurkan dalam sejarah, seperti akan mengabaikan sebuah komet
yang akan bersentuhan dengan bumi.
Revolusi (dengan mengabaikan cerita - cerita, mytos atau sejarah
yang telah diselewengkan) adalah sebuah pucuk yang pasti ada dalam sejarah umat
manusia, dan revolusi itu tentunya berhasil dalam beberapa jalan saja, dan
tidak berhasil bagi pihak lain.
Lihat, berapa banyak orang yang membaca tentang revolusi yang
terjadi sepanjang eropa. Mereka adalah kaum agamis, nasionalis, sosial ekonomik
karakter, dan bagi mereka revolusi hanya sebuah debu yang tak berarti apa-apa.
Untuk jutaan orang Amerika, Nama-nama yang muncul dari revolusi
sepanjang eropa ( tanpa melihat latar belakang etnik) adalah sebuah omong
kosong virtual yang tidak pernah mereka tahu. John Ball (Inggris), Jan Hus
(Czech), the Taborites, Prokop Holý (Pendeta Czech), dan yang lainnya, kita
semua sebagai kaum revolusioner ( atau setidak nya yang bertindak radikal) yang
telah teguh untuk melawan kaum kapitalis, melawan semua penindasan, akan hilang
begitu saja dan dilupakan.
"Tidak mungkin ada sebuah diskusi tentang revolusi disini,
dimana kaum revolusionernya sendiri tidak mengetahui apa itu revolusi yang
mereka lakukan telah di khianati oleh teman mereka sendiri demi kepentingannya
sendiri, atau tujuan mereka sendiri." ungkap Seorang pemikir Bohemia, Jan
Hus yang telah menunjukan revolusi dalam dirinya sejak usia 18 tahun, ketika
terjadi pemberontakan dalam revolusi Hussite.
Seorang ahli sejarah revolusioner, C.L.R James, mempunyai sebuah
pengetahuan akan Revolusi yang terjadi di Pan-Afrika, ".... Ketika
Pemerintah Perancis mengirimkan wakil nya untuk segera menumpas semua
pemberontak dengan kekuatan militernya, Pemimpin kulit hitam [Jean-François,
Biassou, and Toussaint] berusaha untuk mengkhiati pengikutnya. Mereka menulis
sebuah surat kepada wakil Perancis dan berjanji akan bekerja sama dan akan
meneruskan budaya perbudakan dan akan ikut serta untuk menumpas pemberontakan
lainya.
Kegagalan Toussaint itu menunjukan kepada kita sebagaimana dalam
nya rasa untuk khianat, tidak hanya dalam "pemimpin kulit hitam",
tapi dalam setiap hati dari revolusi itu sendiri. Mari kita belajar dari
sejarah atas sikap radikal dan revolusi kita, mungkin kita akan terkejut akan
sikap yang pernah kita lakukan atau mungkin kita telah berkhianat pada teman
kita sendiri.
Sejarah diatas mungkin akan mengajarkan pada kita akan revolusi
yang akan terjadi, Jika rakyat akan dipimpin, maka seorang pemimpin itu
bukanlah berasal dari kaum borjuis. Seorang pemimpin yang tepat adalah seorang
yang berasal dari rakyat itu sendiri.
Mereka, kaum revolusioner, kaum radikalis, tumbuh bukan dari
otak borjuis, tapi dari dalam hatinya akan setiap gerakan rakyatnya.
Mungkin sebuah revolusi dapat terkhianati, tapi jika revolusi
itu tumbuh dan hidup dalam hati dari semua orang, Revolusi itu tidak mungkin
dapat terhenti!
Mumia Abu Jamal 3/4/2001
No comments:
Post a Comment