Tuesday, November 21, 2017

SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM LATAR BELAKANG LAHIRNYA TEOLOGI ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
A.                A. Latar belakang
Dalam menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah/kayakinan kepada allah SWT. Seolah aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika tidak di dasari dengan keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal Teologi Islam yang membahas tentang pemikiran dan kepercayaan tentang ketuhanan. Teologi Islam ini sudah sepantasnya kita ketahui agar dalam menjalani kehidupan ini kita mengetahaui dan menjadi idealnya orang Islam. Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai perbedaan-perbedaan pemikiran dan aqidah yang mengiringi, dan kita harus pandai dalam memilih dan memilahnya dengan berlandaskan Al-qur’an dan Al-hadist. Sang Revolusioner umat islam mengingatkan  oleh Rasulullah bahwa “ umatku akan berpecah menjadi tujuh pulu tiga dan hanya satu yang benar.”
Pemikiran yang berbeda merupakan penyebab saling menyalahkannya  antara lain yang kita ketahui adalah: Ahlussunnah Wal Jama’ah, Mu’tazilah Qodariyah dll. Yang semuanya memiliki pendapat masing-masing tentang tauhid/keyakinan atau tentang hal ketuhanan. Dan kita sebagai orang yang memegang agama Allah harus mengetahui manakah pemikiran yang benar dal yang salah, dalam memandangnya kita harus berpegang teguh pada Al-qur’an dan Al-hadist. Hal ini merupakan hal penting yang harus di pelajari agar apa yang menjadi keyakinan kita tentang Allah tidak salah, dan seaandainya apabila keyakinan kita salah tentang-Nya maka kita bisa saja kita di anggap orang keluar agama Islam.

B.        Rumusan masalah
1.      Apa teologi islam ?
2.      Bagaimana sejarah muncul teologi islam ?
3.      Aliran – aliran teologi islam ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Teologi Islam
teologi menurut  bahasa yunani yaitu theologia. Yang tersusun  dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan . menurut William L. Resse, Teologi berasal dari bahasa Inggris yaitu theology yang artinya discourse or reason concerning god (diskursus atau pemikiran tentang tuhan) dengan kata-kata ini Reese lebih jauh mengatakan, “teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Gove mengatkan bahwa teologi merupakan penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman agama secara rasional [1].
Sedangkan pengertian teologi islam secara terminologi terdapat berbagai perbedaan. Menurut abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang berkait dengan-NYA secara rasional. Muhammad Abduh :
التوحيد علم يبحث عن وجود الله وما يجب ان يثبت له من صفاته وما يجوز ان يوصف به وما يجب ان ينفى عنوعن الرسل لاثبات رسالتهم ان يكونوا عليهم ومما يجوز ان ينسب اليهم وما يمتنع ان يلحق بهم
“ tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sma sekali wajib di lenyapkan dari pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan keyakinan mereka, meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh di hubungkan kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri mereka”[2]

B.                 Sejarah Teologi Islam
Setelah Rasulullah S.A.W wafat beliau tidak mengangkat seorag pengganti, tidak pula menentukan cara pemilihan penggantinya. Karenna itu antara sahbat Muhajirin dan Ansar terdapat perselisihan, masing-masing menghendaki supaya pengganti Rasul dari pihaknya. Ditengah kesibukan itu, Umar r.a membaiat Abubakr r.a menjadi khalifah d dan di ikuti oleh sahaba lainnya.
Sejak itu kaum muslimin terpcah-pecah menjadi beberapa partai yang merasa sebagai pihak yang benar dan hanya calon dari pada yang menduduki piimpinan negara. Ditambah lagi dengan peristiwa terbunuhnya Usma r.a dalam keadaan gelap. Peristiwa itu sontak membuat anggapan yang berbeda. Terdapat pihak yang membenarkan pembunuhan itu, karena sahabat Ustman r.a kafir dan ada juga yang berpendapat bahwa yang membunuh itu kafir. Puncaknya saat terjadi perang Siffin. Dimana pihak sahabat Ali r.a dituntut oleh Mu’awiyah agar melakuakan arbritase. Akan tetapi dari hal itu bukan keputusan yang didapat. Akan tetapi menimbulkan golongan-golongan Jabariyah, Qadariyah, Mu’tazilah, dan As’ariyah.[3]

C.        Aliran – Aliran Teologi Islam
1. Aliran syiah
Syiah yang dimaksudkan adalah golongan dalam islam yang menganggap bahwa Sahabat Ali merupakan orang yang berhak sebagai khallifah ( pemimpin ) pengganti nabi Muhammad S.A.W karena sesuai dengan wasiatnya. Sedangakan 3 sahabat yang tergabung dalam khulafa Arrasyidin adalah pengasab (perampas).
Ajaran-ajaran primer sekte ini adalah
a) Al Ishamah
Dimana seorang pemimpin dalam tindak lakunya tak pernah berbuat dosar besar maupun kecil, tak terlihat tanda-tanda berlaku maksiat, dan tak boleh berbuat salah ataupun lupa.
b)Ar-raj’ah
Salah satu keyakinan sekte syiah mengenai datangnya imam mereka setelah gaib, bertujuan tegaknya keadilan, menghancurkan hal yang zalim, membangun kekuasaan.
c) At-Taqiyah
Golongan yang menjaga kehormatan, keslamat jiwa dan harta benda yang dimilikinya.  Karena takut kepada usuhnya. Maka dia menyatakan sesuatu yang tak sesuai dengan kata hatinya. Ddan tidak sesuai degan hal yang sebenarnya, berlaku pura-pura.
d) Al-Mahdi
Paha mini berpengaruh dalam masalah-masalah politik, sosial dan agama. Pertama-tama dicetuskan sesudah terlepasnya kedudukan khalifah dari tangan mereka, berpeindah kepada Mu’awiyah. Kemudian terbunuhnya Husein dalam perang Karbela, maka timbul kekhawatiran dari pemimpinn-pemimpin Syi’ah akn putus asanya pengikut-pengikut mereka.
Perkembangannya golongan syiah terbelah menjadi 25 aliran. Akan tetapi yang masih eksis hingga sekarang ada 3.
a)      Syiah al-Kisaniyah : Mukhtar bin Abi Ubaid as-Tasaqafy.
b)      Syiah az-zaidiyah : Zaid bin Ali bin Husein.
c)      Syiah Al-Imamiyah : Muhammad al-Mahdi al-Mutadar.[4]

2. Alirah khawarij
Khawarij berasal dari kata kerja kharaja (telah ke luar ) dan mereka disebut khawarij karena telah keluar dari golongan sahabat Ali r.a,  Adapun nama –nama lain dari aliran ini syurah, haruriyah muhakkimah.
Asal mulanya kaum khawarij adalah orang-orang yang mendukung Sahabat Ali r.a. akan tetapi, akhirnya mereka membecinya yang lemah dalam menegakkan kebenaran, mau menerima tahkim yang sangat mengecewakan. Mereka juga membenci Mu’awiyah karena melawan sahabat Ali r.a sebagai khalifah yang sah. Mereka menuntut agar sahabat Ali r.a mengaku bersalah dan bertobat, jika tidak maka ia akan memukul gong untuk berperang.[5]
Ajaran pokok firqoh khawarij ialah khilifah, dosa , dan imam. Menurut mereka khilifah dipilih secara demokrasi melalui pemilihan bebas.[6] Sementara dosa berdasarkan pendapat mereka hanya ada dosa besar atau kabair  Hal ini bertujuan agar orang Islam yang tidak sejalan denga pendiriannya dapat diperangi dan dapat dirampas harta bendanya, dengan dalih mereka berdosa dan setiap yang berdosa adalah kafir. Sedangkan iman bagi mereka bukan hanya membenarkan dalam hati,
Ciri khusus orang khawarij berpandangan yang radikal (kaku) dan ekstrem, kecuali aliran al-ibadiyah . Sementara aliran Ajaridah kebalikan dari al-ibadiyahTokoh – tokohnya ialah Nafi’ bin Azraq dan Qathar bin Faja’ah, Abu Tahluf, Najdat ‘Ami, dan Abu Fudaika.

3. Aliran jabariyah
Ajaran jabariyah ini melampaui batas. Sehingga mengiktikadkan bahwa tidak berdosa jika berbuat suatu kejahatan. Hal itu didasari bahwa orag yang mencuri, itu sudah di qodrat dan iradat –Nya.  Sebagaian pengikut Jabariyah menganggap dirinya telah bersatu dengan Tuhan. Hal tersebut menimbulkan ajaran wihdatul wujud.

4. Aliran  qadariyah
Alirah ini timbul sekitar tahun 689 M/70 H yang dipmpin oleh Ma’bad al-Juhni al-bisri.  Ajaranya adalah membatasi makna qadar ersebut. Bahwa kalau Alloh itu dapat member pahala terhadap orang yang bersalah dan menghukum orang yang bersalah. Iman menurut mereka adalah ikrar kepada Alloh S.W.tT makrifat kepada para rasul dan segala apa yang dibawa dari Alloh S.W.T tentang hal-hal yang disepakati oleh orang-orang islam, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan hal-hal yang diperselisihkannya. Iman itu bercabang dan manusia itu berlebih tentang iman.[7]

5. Aliran murji’ah
Istilah murji’ah  di ambil dari kata “arja” bermakna memberika harapan utnuk mandapatkna kemaafan. Hal ini menjadi dasar bahwa perbuata maksiat itu tidaklah merusakkan iman, sebagaima ketaatan tiada pula bermanfaat jika disertai oleh kekafiran. Golongan ini juga menunda tentang hukum orang mukmin yang berdosa besar dan belum bertobat sampai matinya, orang itu belum dapat dihukum sekarang.  Ketentutan ditunda atau dikembalikan kepada Alloh S.W.T di hari akhir nanti.(18). Ajaran ini muncul dengan latar belakang politik. Sewaktu pusat pemerintahan Islam pindah ke Damaskus, maka mulai tampak kurang taatya beragama kalangan penguasa Bani Umayyah.  Pendapat orang-orang murji’ah bahwa seorang muslim boleh saja shalat di belakang orang yang saleh ataupun orang fasiq. Sebab penilaian baik dan buruk itu terserah Alloh S.W.T soal tersebut mereka tangguhkan sampai kiamat. (19) Ajaran yang dikenalkan oleh firqoh murji’ah  bahwa iman ialah hanya membenarkan dengan hati saja, atau dengan kata lain iman ialah makrifat kepada alloh. Hal ini di dasarkan pada Al-Qur’ann itu diturunkan dalam bahasa Arab. Iman yang membenarkan dengan hai saja. Sedangkan amal perbuatan dengan anggota badan itu termasuk tashdiq. Akan tetapi sebagian golongan murji’ah berpendapat bahwa iman itu terdiri dari dua unsure, yaitu membenarkan dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan. [8]Kedua itu harus dilakukan agar orang dapat bermukmin. Jikalau orang membenarkan hati dan menyatakan kebohongan dengan lisan, tidak dinamakan Mukmin.



6. Aliran mu’tazilah
Mu’tazilah berasala dari kata I’tazala artinya menyisihkan diri. Pencetus ajaran ini adalah Washil bin Atho. Ia berguru pada  ulama yang merupakan  tabi’in yang terkenal bernama Imam Hasan al-Basri (w.110 H) yang menyelenggarakan majelisnya di kota Basroh. Akan tetapi, pandangannya bersebrangan tentang dosa besar.Suatu hari Imam Hasan al – Basri ini meerangkang bahwa seorang Islam yang telah beriman kepada Alloh S.W.T dan Rasulnya, kemudian orang itu melakukan dosa besar, lalu orang itu meninggal sebelum bertobat, meurut Imam Hasan al-Basri. Orang itu tetap Muslim dan termasuk durhaka. Maka ia akan dimasukkan  neraka kelak.[9]Firqoh mu’tazilah mulanya berawal dari majelis di sudut masjid Basrah. Kekuasaan dipegang oleh Hisyam bin Abdul Malik (101-105 H dari bani Umayah. Meski firqoh ini terpecah belah menjadi 22 aliran namun masih tetap mempunyai lima prinsip ajaran yang mereka sepakati, yaitu (1) Tauhid. (2). Keadilan (3). Janji dan ancaman (4).Tempat diantara dua tempat (5). Amar  makruf nahi munkar.[10]
Dalam buku Teologi Islam karya Sahilun A. Nasir menyimpulkan kaum mu’tazilah :
1.       Kaum mu’tazilah terlalu berlebih-berlebihan dalam mghormati dan mengagungkan akal, sedang akal itu sendiri sering keliru dn slah. Penghormtan terhadap akal telah menyebabkan sebagaian mereka berpendapat bahwa gerakan surge dan neraka akan terheti, dan menyebabkan surge dan neraka itu beserta orang-orang yang ada di dalamnya menjadi diam dan tenang selam-selamanya. Pada saat diam itulah penduduk surge menikmati segala macam kelezatan dan penduduk neraka merasakan segala macam siksa.
2.      Islam adalah agama yang muah dan gampang. Akan tetapi kaum Mu’tazilah telah menyebabkan akidah Islam yang mudah itu menjadi ruwet dan berbelit-berbelit, yaitu dengan memasukkan filsafat ketuhanan (lahut) dan alam yang tidak dapat memperjelas ajaran-ajaran Islam, bahkan membuatnya menjadi kabur.
3.      Kaum mu’tazilah menyelami lauta filsafat untuk mempertahankan Agama Islam, akan tetapi banyak di antara mereka itu memaki senjata tersebut untuk menikam diri sendiri atau dengan perkataa lain. Sebagaian dari mereka tenggelam dalam lautan filsafat itu, mereka kehilangan pedoman dan sesat jalan sampai ada di antara mereka yang menganut paham reinkarnasi.
4.      Ketika kaum mu’tazilah membahas masalah kekacauan yang terjadi pada permulaan Islam, maka kebanyakan mereka membolehkan utnuk mencela para sahib Nabi. Bahkan mereka telah mencela dan menyerang para sahabat itu dengan serangan serangan yang sengit yang tidak selaras dengan riwayat perjuangan mereka.
Tokoh – tokoh aliran mu’tazilah antara lain Utsman al- Jahiz (w.255), mengaran kitab al-Hiwan, Syarif Radhi (w.406 H), mengarang kitab Majaz Al-Qur’an, Abdul Jabbar bin Ahmad, lebih dikenal dengan Qadhil Qudhot mengarang kitab Syarah Ushul al – Khamsah, Zamakhsyari (w.528 H) mengarng kitab Tafsir al-Kasyasyaf, dan Ibnu Abil Haddad (w.655 H) mengarang kittab Syarah Nahjul Balghah.[11]

7. Aliran As’ariyah
Didirikan Abdul Hasan ali bin Ismail Al-Asy’ary keturunan dari Abu Musa al – asy ary, salah seorang perantara dalam sengketa anntara Ali dan Muawiyah.  Ia merupakan pengaut Mu’tazilah, akan tetapi di kemudian hari beliau mengutarakan statmen “Saya tidak lagi memegngi pendapat-pendapat tersebut saya harus menolak faham-faham orang Mu’tazilah dan menunjukkan  keburukan-keburukn dan kelemahan-kelemahannya” Ini disebabkan adanya perpecahan yang dialami kaum Muslimin yang bisa menghancurkan mereka kalau tidak segera diakhiri. Sebagi seorang muslim yang sangat gairah terhadap keutuhan kaum muslimin. Beliau sangat mengkhawatirkan qur’an dan hadist menjadi kurban paham-paham kaum Mu’tazilah yang menurut pedapatnya tidak dapat dibenarkan karena didasarkan atas pemujaan akal fikiran.
Corak pemikiran dari aliran ini, tidak menjauhkan diri dari pemakaian akal fikiran dan argumentasi fikiran. Hal itu digunakan sebagai  bentuk menguatkan nash yang telah ada. Tokoh-tokoh yang menganut aliran as’ariyah antara lain, Abubakr bin Tayyib (Al –Baqillany),  Abu al-Maaly bi Abdillah ( Al-Jwainy), Al-ghazali, dan Abdul Abdillah Muhammad bin Yusuf ( Assanusyy). [12]



BAB III
KESIMPULAN

Teologi merupakan disiplin ilmu yang menerangkan tentang pribadi ketuhanan. Baik sifat – sifat nya maupun tindak lakunya. Di dalam islam sering dinamakan ilmu kalam, yang merupakan cabang dari ilmu tauhid. Dimana ilmu kalam memberikan porsi naqli terhadap adanya Allah S.W.T. 
Umumnya ilmu ini digunakan untuk menguatkan dalil naqli (syar’i) yang terdapat pada nash ( Al-Qur’an dan Hadis ). Akan tetapi terdapat sekte-sekte yang memberikan porsi lebih pada akal oleh Mu’tazilah, Khawarij, dan Syiah. Sementara yang tidak menyetujui hal itu adalah As’ariyah, Maturidiya.
Teologi bukan muncul karena bukan hanya gejola politik pada masa khalafa rasyidin, akan tetapi muncul karena perbedaan pemikiran antar imam, antar guru dan murid. Maka dari itu memang perbedaan adalah rahmatan lil’alamin.
Salah satu kasih sayang dari Allah S.W.T kepada umatnya, agar mereka beragam dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini dan demi mendapatkan ridha-Nya.




[1]. Syed Amir Ali, Api Islam Terj. HB, Hal 73.
[2]. Muhammad abduh, Risalahtauhid, ter, firdaus A.N( bulanbintang: Djakarta. 1979), hlm. 36.
[3]. A. hanafi, Teologi Islam (Jakarta : bulanbintang, 1982), hal 16-17
[4]. Sahilun A. Nashir, Teologi Islam, Hlm. 72-122
[5] .Sahilun A. Nasir, Teologi Islam, (Jakarta : Pt. Raja GrafindoPersada 2012), Cet II. Hlm. 121
[6]. Syeid Amir Ali, Api Islam. Terj.HB.Yasin( JakartaBulanBintang,tt), Hal 73.
[7] . Al bagdadi, Al-faruq, hlm. 707.
[8] . Amin, Dhuha Al-Islam , Hal . 316-317
[9] . Sahilun A. Nhasir , Teologi Islam, Hlm. 163
[10] . Ibid. Hlm. 21-22.
[11] . Ibid. Hlm 166
[12] . A. Hanafi, Teologi Islam ( jakarta : Bulan Bintang, 1982), Hal. 66-77.

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...