

1.
Al-Qur’an adalah mukjizat: Al-Qur’an adalah mukjizat Rasulullah SAW yang diturunkan
kepadanya secara berangsur-angsur

Memperkuat hati Rasulullah dan hati kaum muslimin agar menjaga
al-Qur’an dengan mudah. Sebagaimana Allah berfirman

“Berkatalah
orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan
Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar) QS Al-Furqan ayat 32.

2. Rasulullah SAW memiliki mukjizat yang lain, diantaranya membela bulan dan mengeluarkan
air dari jari-jarinya sebagaimana mukjizat yang dimiliki oleh Rasul-rasul
sebelumnya

Seperti
tongkat Nabi Musa AS, Onta Nabi Shaleh AS. Dan sungguh mukjizat itu telah hilang

Dari
kenyataannya, dan berita-beritanya tinggal dijadikan sebagai pelajaran adapun
mukjizat Rasul yang kekal yaitu Al-Qur’anul Karim dan ia akan kekal hingga hari

Kiamat.
Allah berfirman: sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami juga yang
akan menjaganya”. QS Al-Hijr ayat 9. Dan sungguh jika Manusia dan Jin ragu akan
Al-Qur’an,

Maka berikanlah yang
semisal dengannya, sesungguhnya kamu tidak akan mampu. Allah berfirman: “. Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain" (QS
Al-Isra ayat 88)

3. Kemukjizatan Al-Qur’an: Al-Qur’an itu mukjizat dengan gaya bahasa, lafadz dan makna,
sebagaimana bahwasanya ada perkara yang banyak menunjukkan kemukjizatan
Al-Qur’an. Dan manakalah

Ilmu
itu berkembang, kemudian gambaran-gambaran yang baru telah Nampak menguatkan
mukjizat ini: Bahwa sanya Al-Qur’an itu datang dengan banyak berita tentang
Umat

Terdahulu
dan kisah tentang mereka, sebagaimana berisi kemampuan besar dari ilmu dan
pengetahuan yang belum diketahui oleh Manusia

Sebagaimana
Al-Qur’an itu datang untuk memperbaiki akidah Manusia, ibadah mereka, kehidupan
social mereka dan politik ekonomi, sebgaimana Allah berfirman

“Dan
Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu “
(An-Nahl:89)

4. Turunnya Al-Qur’an:
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril, sebagai mana firman Allah


(193)
Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), (194). Ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, (195). Dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu’aro: 193-195)

5. Al-Qur’an Periode Mekka dan Madinah: Al-Qur’an itu ada
periode Mekka dan ada periode Madinah. Al-Qur’an Makkiya adalah yang turun
sebelum

Hijrah,
walaupun turunnya diluar Mekkah, Al-Qur’an periode madinah, yakni yang turun
setelah Nabi hijrah walaupun turunnya di Mekkah.

Mekka.
Dan surah Makkiya memiliki ciri-ciri surahnya pendek menjadikan mudah dihafal,
Al-Qur’an Makkiyah mengandung

Diantaranya,
mengesakan Allah, ajakan kepada Islam, hari kiamat, kisah-kisah Nabi dan Rasul
AS

Dan
lainnya. Dan kandungan Al-Qur’an periode Makkiyah kira-kira 1/3 Al-Qur’an. Sedangkan
Al-Qur’an periode Madinah sutah dan ayatnya pendek-pendek

Dan
kandungannya berisi tentang hal-hal yang baru, seperti pembagian harta,
pelanggaran, hak-hak dan lainnya.

6. Pengumpulan Al-Qur’an dan pembukuannya: turunnya Al-Qur’an kira-kira sekitar 23 tahun dan kepada
Rasulullah diperintahkan untuk menjaga

Al-Quran
dan semua ayat yang telah diturunkan kepadanya atau ayat-ayat diperintahkan
untuk ditulisnya, dan menyuruh menempatkan ayat pada surah.

Dan
menyuruh untuk menyatukan Al-Quran kedalam 1 Mushab dalam kehidupan Rasulullah
SAW, dan AL-Quran terkumpul pada masa ke

Khalifahan
Abu bakar assiddiq Radiallahu Anhupada tahu 12 Hijria setelah terjadinya perang

Yamama
dengan orang-orang murtadin, yang telah menewaskan sekitar 70 ulama. Dan pada
akhir hayat Abu Bakar Radiallahu Anha masih menyisahkan tugas pengumpulan.

Kemudian
pengumpulan itu dilanjutkan pada masa Khalifa Umar bin Khattab RA. Dan pada
saat Umar bin Khttab meninggal mushaf itu dijaga oleh anaknya

Hafdzof
RA. Yang kemudian menyampaikan kepada Utsman bin Affawn RA, ketika Utsman
memintanya. Kemudian ditulislah 

Al-Qur’an
pada masa pemerintahan Utsman bin Affan dan memerintahkan untuk
menngumpulkannya kedalam 1 Mushaf, ditakutkan dari perbedaan diantara Manusia
memiliki mushaf-mushaf yang berbeda dan hampir terjadi

perselisihan
diantara manusia disebabkan oleh fitnah, kemudian memerintahkan untuk menghapus
perbedaan penulisan kitab,

dan
mengirimkan kitab yang telah ditetapkan kepada seluruh penjuru daerah, dan
menjaga darinya dari satu mushaf, dan itulah yang digunakan bersama-sama.
No comments:
Post a Comment