1.
'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu
(wafat 23 H)
1)
Awal
Keislamannya
Nama
lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin
Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang
dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya bernama
Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
2)
Awal Keislamanya.
Umar masuk
Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang
terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam”.
Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam”.
Berkenaan
dengan masuknya Umar bin al-Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh
Ibnu Sa’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’
ar-Rasyidin” sebagai berikut:
Anas bin Malik
berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang pedangnya, lalu Bani
Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak
kemana engkau?,” maka Umar menjawab, “ Aku hendak membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi
bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang telah
dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh
Muhammad”. Lalu orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa adikmu dan saudara iparmu telah meninggalkan
agamamu”. Kemudian Umar pergi menuju rumah adiknya dilihatnya adik
dan iparnya sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar berkata, “barangkali keduanya benar telah berpindah agama”,.
Maka Umar melompat dan menginjaknya dengan keras, lalu adiknya (Fathimah binti
Khaththab) datang mendorong Umar, tetapi Umar menamparnya dengan keras sehingga
muka adiknya mengeluarkan darah.
Kemudian Umar
berkata: “Berikan lembaran (al-Quran) itu kepadaku,
aku ingin membacanya”, maka adiknya berkata.” Kamu itu dalam keadaan najis tidak boleh
menyentuhnya kecuali kamu dalam keadaan suci, kalau engaku ingin tahu maka
mandilah (berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi
(bersuci) kemudian membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha sampai
ayat,” Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak
ada tuhanselain Aku, maka sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk mengingatku.”
(Qs.Thaha:14). Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”.
Mendengar perkataan Umar tersebut langsung Khabbab keluar dari sembunyianya
seraya berkata:”Wahai Umar, aku merasa bahagia, aku harap do’a yang dipanjatkan
Nabi pada malam kamis menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan
orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin
al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”. Lalu Umar berangkat
menuju tempat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, didepan pintu berdiri
Hamzah, Thalhah dan sahabat lainnya. Lalu Hamzah seraya berkata,” jika Allah menghendaki kebaikan baginya,
niscaya dia akan masuk Islam, tetapi jika ada tujuan lain kita akan membunuhnya”.
Lalu kemudian Umar menyatakan masuk Islam dihadapan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wassalam.
Lalu
bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin
Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud,
seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”. Umar turut
serta dalam peperangan yang dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan
dalam perang Uhud bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi
dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.
Rasulullah
memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu
Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya
kepada Aisyah, “ Siapakah yang memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”,
maka Aisyah menjawab “Rasulullah”.
Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari umat-umat sebelum kamu
para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku niscaya ‘Umarlah orangnya”.
Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian juga Imam Tirmidzi telah
meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,” Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah
Umar bin al-Khaththab orangnya.”.
Diriwayatkan
oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran
melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar)
tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.
3)
Keberaniannya
Riwayat dari
Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah
dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab melakukan dengan terang
terangan”. Dimana Umar seraya menyandang pedang dan busur anak
panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang berada
di halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat
2 rakaat di maqam Ibrahim. Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka satu
persatu dan berkata,” Barang siapa orang
yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi
janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian
tersebut menunjukan keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.
4)
Wafatnya
Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia
wafat, ia ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh
seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah
diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping
Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun
No comments:
Post a Comment