Thursday, November 23, 2017

Contoh Proposal Penelitian



PROPOSAL PENELITIAN

Nama                         : M a i d a h
NPM                           : 10.0622.0139
Program Studi         : Pend. Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul Skripsi           :  “ Pelaksanaan Supervisi dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru MI DDI Tappina ” .

A.   Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal. Oleh karena itu, kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh dan berkembang. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan yang jelas tentang jabatan fungsional guru.
Jelas bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
Semakin dituntutnya profesionalitas seorang guru, maka guru sebagai tenaga pengajar dan pemberi informasi kepada siswanya tentunya harus mengetahui bagaimana seorang guru yang professional itu. Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru sebagai seorang tenaga pendidik.
Supervisi guru dilakukan sebagai bentuk evaluasi bagi guru dalam meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga profesional yang dituntut untuk memiliki kinerja sesuai dengan jabatan yang diembannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Hal inilah yang menjadi titik fokus penulisan  dalam mengkaji lebih dalam tentang pelaksanaan supervisi guru dalam meningkatkan profesionalismenya khususnya di MI DDI Tappina. 



B.   Rumusan Masalah
Berdasar pada judul “Pelaksanaan Supervisi dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru MI DDI Tappina”, maka timbul beberapa masalah yang akan menjadi topik pembahasan pada penelitian ini, yaitu:
1.    Bagaimana pelaksanaan supervisi guru MI DDI Tappina?
2.    Bagaimana meningkatkan profesionalisme guru MI DDI Tappina?
C.   Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto memberikan definisi bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.[4]
Sebagai jawaban sementara penulis terhadap permasalahan di atas, yaitu:
1.    Pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan profesionalisme guru MI DDI Tappina berjalan sesuai dengan proses yang sistematis yang sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan dengan tujuan untuk melihat dan mengevaluasi kinerja guru sehingga menjadi guru yang professional.
2.    Pelaksanaan supervisi sebagai salah satu upaya dalam mengukur kinerja guru sehingga menjadi sebuah tenaga yang professional dibidang pendidikan maka tentunya untuk mengetahui sejauhmana kinerja seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga yang professional, serta sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi tenaga yang cakap dibidangnya.
D.   Pengertian Judul
Untuk menghindari penafsiran yang keliruterhadap judul yang dibahas, maka penulis akan melihat sejauhmana pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan profesionalisme guru MI DDI Tappina. Olehnya itu, penulis paparkan tema inti dari judul yang penulis bahas, yaitu:
1.    Supervisi
Dilihat dari sudut pandang etimologi supervise berasal dari kata super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, supervisi adalah penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi dimana yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan supervisi dilakukan oleh atasan kepada bawahan.[5]
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa supervisi merupakan suatu kegiatan pengawasan dan pembinaan yang direncanakan bagi tenaga guru untuk membantu mereka dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai tenaga edukasi agar lebih efektif.
2.    Profesionalisme Guru
Profesional adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya dan tanggungjawabnya sebagai tenaga ahli yang tidak hanya menyalurkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, namun juga menanamkan akhlak dan budi pekerti kepada peserta didiknya.
E.   Kajian Pustaka
1.    Supervisi
1)    Pengertian Supervisi
Secara morfologi[6],  supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti di atas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan (orang yang berposisi di atas) atau pimpinan terhadap hal-hal yang ada di bawahnya[7].
Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan[8]  Pengertian supervisi menurut pendapat para ahli, yaitu:
1)    Mulyasa (2006), supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
2)    Purwanto (1987) supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.[9] 
Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human (manusiawi). Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa supervisi merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh orang yang memiliki kapasitas (kepala sekolah atau pengawas sekolah) dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sebagai tenaga edukatif yang dituntut untuk memiliki kemampuan yang mampu untuk mengantarkan status guru tersebut sebagai guru profesional. Pelaksanaan supervisi pada hakikatnya bertujuan untuk membantu guru dalam bekerja sehingga tidak menuai kendala dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. 
2)    Fungsi Supervisi
Fungsi supervisi dalam pendidikan perlu diketahui oleh pemimpin pendidikan yaitu kepala sekolah, para guru dan pegawai lainnya. Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol untuk melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah di gariskan, akan tetapi lebih dari itu.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri. 
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa, manfaat dari supervisi yang dilakukan bagi guru yaitu untuk menyadarkan guru akan pentingnya nilai-nilai yang akan dicapainya, serta menjadi sebuah alat bagi guru untuk menstimulasi dirinya untuk lebih baik lagi kedepannya dalam menjalankan tanggungjawabnya di sekolah. 
3.    Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Sedangkan tujuan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru  dan staf agar personil  tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.[10]
Olehnya itu, maka dapat dipahami bahwa supervise memiliki tujuan untuk memberikan bantuan kepada guru dalam mengelola tugas dan tanggugjawabnya sebagai tenaga pendidik sehingga dalam menjalankan tugasnya tidak menuai kekeliruan dan mencapai tujuan yang menjadi hal yang harus diwujudkan oleh guru.
2.    Pengertian Profesionalisme Guru
Pendidik atau guru menurut UU No 14 tahun 2005 Pasal (1) disebutkan bahwa guru  adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik  pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang  mempunyai kompetensi.  Hal ini juga disebutkan dalam UU No. 14 tahun 2004 Pasal 10  ayat  (1)  yaitu bahwa guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.[11]
1)    Kompetensi Pedagogis
Kompetensi pedagogis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar, mendidik dan mengembangkan. Pedagogik adalah ilmu mendidik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memahami tentang ilmu mendidik atau teknik-teknik mendidik. Di antaranya adalah memahami karakter peserta didik atau psikologis siswa, mengetahui metodologi pengajaran, dan teknik penyampaian. Hal ini merupakan aktivitas pokok tugas guru.
2)    Kompetensi Kepribadian
Kepribadian terkait dengan moralitas, etika atau akhlak. Guru bukan hanya berilmu, namun juga mempunyai akhlak yang tinggi, sebab guru merupakan teladan bagi para muridnya. Dalam bukunya Zakiah Daradjat, dkk, disebutkan bahwa guru yang mempunyai kepribadian yang baik di antaranya adalah (Zakiah, dkk, 2000:  42-43);[12]
3)    Kompetensi Sosial
Guru, di samping sebagai pendidik ia juga sebagai anggota masyarakat. Dalam interaksinya guru berada  dalam lingkungan sosial masyarakat sekolah dan juga sosial  masyarakat di luar sekolah. Oleh karena itu, dalam sekolah, guru harus menjalin kerjasama antar guru sebagai wujud anggota sosial masyarakat sekolah. Dengan demikian kompetensi sosial bagi guru merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru dalam interaksinya baik di masyarkat sekolah maupun sosial masyarakat, tidak hanya hubungan pada sesama guru, tetapi juga hubungan pada siswa, dan masyarakat.
4)    Kompetensi Profesional
Guru diwajibkan mempunyai sertifikasi pendidikan melalui mekanisme tertentu.  Dengan sertifikasi pendidikan ini seorang guru bisa diakui sebagai pendidik profesional; dan kapasitasnya sebagai guru profesional maka ia berhak atas tambahan penghasilan tunjangan profesi. Dengan demikian maka untuk pendidik setingkat menengah baik pertama atau atas diwajibkan memiliki kualifikasi akademik sarjana atau magister.[13]
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa profesionalisme guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan skillnya sebagai tenaga professional yang memegang kendali bagi peserta didiknya.
F.    Metode Penelitian
1.    Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah DDI Tappina yang terletak di Jl. Batu Tallu Dusun Tappina Desa Mirring Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Sedangkan objek penelitian yaitu guru MI DDI Tappina. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - Oktober 2014.
2.    Desain Penelitian
Desain penelitian adalah penelitian Deskriptif yang digunakan oleh peneliti untuk memudahkan dalam mengkaji permasalahan yang yang telah dirangkum berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dari para pembaca terhadap maksud dan tujuan dalam penelitian ini, maka penulis memandang perlu adanya penjelasan tentang defenisi operasional variabel dalam penelitian ini.
Berdasarkan prinsip penelitian deskriptif, maka penelitian ini digunakan dengan mengumpulkan data, mengelola data, dan menganalisisnya secara desktiftip kemudian menyajikan hasil penelitian secara objektif.
3.    Variabel Penelitian
            Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi[14]. Variabel penelitian ini menggunakan variabel tunggal yang mencakup pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan profesionalisme guru MI DDI Tappina.


4.    Populasi
Margono mengatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. [15]
Nawawi di dalam Rahman (2009: 65) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan atau sumber data yang memiliki karakteristik tertentu.
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa populasi adalah keseluruhan objek dan subjek yang harus diteliti. Adapun yang penulis maksud adalah seluruh guru MI DDI Tappina  menjadi objek penelitian dengan jumlah guru sebanyak 13 orang.
5.    Instrumen Penelitian
Menurut Ridwan, instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam pengumpulan data. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berdasarkan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut[16]:
1.  Pedoman Observasi, yaitu suatu penyelidikan yang disimpulkan secara sistematis dan sengaja diadakan untuk mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dengan demikian, pedoman observasi digunakan untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi lokasi penelitian, peserta didik, dan proses pembelajaran MI DDI Tappina Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar.
2.  Pedoman Wawancara, yaitu sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan untuk dijawab oleh responden yang berada di lokasi penelitian, dalam hal ini dapat memberikan bantuan kepada peneliti berupa informasi dan data yang peneliti butuhkan.
3.  Angket (Quisioner), yaitu sejumlah daftar pertanyaan yang selanjutnya dibagikan kepada responden untuk diisi. Pembagian maupun pengisian angket ini diawasi oleh penulis dengan tujuan untuk menghindari rekayasa maupun pengaruh responden lain sehingga mengurangi hasil yang invalid atau tidak sesuai dengan keinginan responden. Adapun daftar pertanyaan yang diberikan sebanyak 20 butir pertanyaan yang dengan mengharuskan responden untuk memilih satu dari tiga alternatif jawaban.
6.    Teknik Analisis Data
Sebelum peneliti mengemukakan teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis data yang dibutuhkan, maka terlebih dahulu penulis jelaskan bahwa data yang dibutuhkan dalam pembahasan ini adalah data yang bersifat deskriptif.
Oleh karena itu, pengolahan data yang penulis gunakan hanya bersifat deskriptif, yakni memberikan informasi berupa data yang dirumuskan dalam bentuk tabel frekuensi, sehingga akan tampak jelas jawaban responden terhadap permasalahan yang peneliti bahas.
Demikian pula dalam menganalisis data yang dikumpulkan juga digunakan teknik analisis statistik yang menggunakan teknik analisis deskriptif, teknik ini berupa tabel frekuensi dan persentase.
Adapun rumusan yang digunakan ialah:
Keterangan:
                  P = Persentase
                  F = Frekuensi
N = Jumlah Subjek[17]
G.   Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan profesionalisme guru MI DDI Tappina.
2.    Untuk mengetahui apakah pelaksanaan supervisi dapat meningkatkan profesionalisme guru MI DDI Tappina?
H.   Manfaat Penelitian
a.    Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis penelitian ini, yaitu:
1.    Dapat memperluas cakrawala berpikir ilmiah peneliti dalam bidang ilmu agama Islam khususnya bidang fikih munakahat terutama yang berkaitan mengenai masalah perceraian.
2.    Penelitian ini merupakan bagian penting sebagai syarat formal bagi penulis menyelesaikan studi pada program strata satu pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DDI Polewali Mandar. 
b.    Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini, yaitu:
1.    Untuk menambah pengalaman penulis di lapangan dan juga berguna mahasiswa, dosen, dan masyarakat.
2.    Untuk mengenalkan penulis secara langsung kondisi di lapangan tentang pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan profesionalisme guru.
I.      Garis Besar Isi Skripsi
Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluan, dalam bab ini penulis kemukakan latar belakang, yang meliputi gambaran umum skripsi, dari latar belakang tersebut timbul beberapa masalah yang akan dicari, kemudian pengertian judul, dengan maksud yang terkandung dalam judul tersebut. Selanjutnya manfaat penelitian sebagai landasan atau motivasi penulis untuk meneliti judul tersebut, terakhir garis besar isi skripsi.
Bab kedua, tinjauan pustaka yang merupakan kajian teori yang mendukung dalam penulisan skripsi ini, menguraikan tentang pengertian supervisi, fungsi supervisi, tujuan supervisi, serta profesionalisme guru.
Bab ketiga, metode penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi ini. Di dalam bab III dibahas tentang populasi yang akan diteliti, kemudian instrumen penelitian yang merupakan alat yang dipakai dalam meneliti, dalam hal ini digunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan format dokumentasi. Selanjutnya teknik pengumpulan data yang dalam hal ini digunakan dua cara yaitu penelitian yang menggunakan beberapa buku yang ada hubungannya dengan skripsi ini dan penelitian langsung di lokasi penelitian untuk  mendapatkan data yang diperlukan, terakhir teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.



DAFTAR PUSTAKA

Aka, Hawari. 2012. Guru yang Berkarakter Kuat: Panduan Guru yang Inspiratif bagi Anak Didik. Jogjakarta: Laksana

Amalia, Badiah. 2013. Fungsi Supervisi Pendidikan [Online]. Tersedia: http:// badiahamaliah-ki2. blogspot. Com / 2013 / 07 / fungsi-supervisi-pendidikan. Html. Jum’at 29 Agustus 2014.

Amiria, Rofie’. 2013. Supervisi Pendidikan (Pengertian, Tujuan, dan Prinsip) [Online]. Tersedia: http://rofie257. blogspot. Com / 2013 / 10 / normal-0-false-false-false-in-x-none-x. html. Jum’at 29 Agustus 2014.

Anisman, Hendra. 2014.  Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli [Online]. Tersedia: http://www. hendraanisman. web. Id /  2014 / 03 / pengertian-supervisi-menurut-pendapat. html. Jum’at, 29 Agustus 2014

Arikunto, Suharsimi. 2006.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Arindita. 2014. Pengertian Persepsi. http // www. google. Com.  Jum’at 29  Agustus 2014.

Barnawi. 2012. Be A great Teacher: 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Daradjat, Zakiah. 2005. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Bumi Aksara.Tim Prima Pena (2006). Kamus Ilmiah Populer Refrensi Ilmiah Ideologi, Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Sains. Surabaya: Gitamedia Press

Khaeruddin, Ahmad. 2013. Pengertian Fungsi Tujuan dan Prinsip http: //info-pendidikan-terbaru. blogspot. Com / 2013 / 07 / pengertian-fungsi-tujuan-dan-prinsip. Html. Jum’at 29 Agustus 2014.

Kurniasih, Imas. 2012. Bukan Guru Biasa! Panduan Praktis dan Lengkap Menjadi Guru Idaman. Arta Pustaka

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetya. 2002. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Rahman, Asrul. 2009. Skripsi “” Tinjauan Pendidikan Islam Terhadap Pelaksanaan Adat pernikahan di Kel. Amassangan Makassar: UIN Alauddin.

Sujiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Grafindo Persada.

Syahputra, Edi. 2013. Profesionalisme Guru [Online]. Tersedia:  http:// aceh. tribunnews. Com / 2013 / 11 / 26 / profesionalisme-guru. Jum’at 29 Agustus 2014.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Tim Penulis Sinar Grafika, 2006. Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Tahun 2005) Jakarta: Sinar Grafika.

Utomo, Edy. 2013. Profesionalisme Guru [Online]. Tersedia: http: //www. edyutomo. Com / pendidikan / profesionalisme - guru, Jum’at, 29 Agustus 2014.



[4] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Cet. IV, Jakarta: Rineka Cipta, 2003) h. 62
[5]  Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer (Cet. I, Surabaya: Gita Media Press) h. 450
[6] Asal kata
5 Ahmad Khaeruddin, Pengertian Fungsi Tujuan dan Prinsip http: //info-pendidikan-terbaru. blogspot. Com / 2013 / 07 / pengertian-fungsi-tujuan-dan-prinsip. Html. Jum’at 29 Agustus 2014. h. 2
6  Ibid, h. 2
[9] Rofie’ Amiria, Supervisi Pendidikan (Pengertian, Tujuan, dan Prinsip) http://rofie257. blogspot. Com / 2013 / 10 / normal-0-false-false-false-in-x-none-x. html. Jum’at 29 Agustus 2014. H. 4
[10]   Rofie’ Amiria, Op. Chit. H. 12    
[11] Tim Penulis Sinar Grafika, Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Tahun 2005) Jakarta: Sinar Grafika, h. 7
[12] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Bumi Aksara, h. 262
[13] Edi Syahputra, Profesionalisme Guru http://aceh. tribunnews. Com / 2013 / 11 / 26 / profesionalisme-guru. Jum’at 29 Agustus 2014. H. 2
                [14] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, h. 119
[15] Ibid, h. 120
[16] Asrul Rahman, Skripsi “” Tinjauan Pendidikan Islam Terhadap Pelaksanaan Adat pernikahan di Kel. Amassangan Makassar: UIN Alauddin. H. 65
[17] Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Grafindo Persada, h. 120

No comments:

Makalah: Mahabbah, Makrifah

BAB I PENDAHULUAN   A.      Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia larut dan terbuai dalam din...